Davino dan teman-temannya sedang berada di sebuah kafe, tepatnya di smoking area.
"Nanti malem sepupu gue yang dari Belanda mau dateng. Ngerayain sweet seventeen-nya di rumah gue. Lo pada mau dateng ngga?" Ucap Randy sambil menghisap rokoknya.
"Cantik ngga?" Angga selalu saja seperti ini.
"Cantik lah. Orang blaster Indo-Belanda. Kalo gue ngga ada hubungan keluarga juga gue pacarin."
"Ok. Gue nanti malem ikut." Ucap Angga.
"Lo berdua?"
"Gue ikut Davino. Kalo dia ikut, gue ikut. Kalo engga, ya gue juga ngga." Ferdi menjawab.
"Gimana Dav?"
Davino berfikir sebentar.
Malem ini gue kan ada janji ke club biasa sama Alex. Lagian juga, gue belum tau uang yang kemarin gue kasih ke Bagas cukup atau engga.
"Engga deh." Jawab Davino akhirnya.
"Kenapa? Sepupu gue ini, bisa aja jadi pacar lo Dav. Dia pasti suka sama lo. Lo juga pasti suka deh sama dia."
"Tau darimana gue bakalan suka sama sepupu lo?"
"Yaa menurut gue aja sih.
Dia cantik kok, banget malah.""Gue gabisa ikut, udah ada janji."
"Sama siapa? Anak baru di sekolah kita?"
"Bukan lah. Ngapain gue punya janji sama cewek nyolot kaya gitu." Jawab Davino sewot.
Tawa ketiga temannya pecah seketika.
"Yang nyolot itu kadang gemesin Dav, hati-hati."
Davino hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miring. Ia melihat jam tangan yang melekat di tangannya.
"Gue balik ya, ngantuk banget." Ucap Davino.
"Iya iya. Hati-hati Dav."
"Yoo."
**
Davino baru saja memarkirkan mobilnya di garasi. Ia langsung memasuki rumah dan pergi ke kamarnya. Saat ia ingin membuka kenop pintu kamarnya, sesorang memanggil namanya.
"Davino,"
Davino menoleh, Mamanya ada disini.
"Ngapain kesini?"
"Mama udah selesai tugas di luar kota. Nanti sore Papa juga kesini. Mama kangen sama kamu Davino." Mama Davino langsung berjalan mendekati Davino, hendak memeluk anaknya.
Tapi Davino menolaknya secara halus.
"Davino capek baru pulang sekolah."
Dengan itu Davino langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.
Mama Davino hanya tersenyum getir mendapati anaknya, anak satu-satunya sekarang sudah enggan menyentuhnya.
.
Davino sudah berjam-jam dikamarnya. Biasanya jika sore, ia pergi keliling komplek rumahnya. Tapi kali ini tidak. Ia tidak ingin melihat wajah Mama maupun Papanya.
"Yaelah bosen banget anjing."
Masih dengan seragamnya lengkap. Davino memejamkan matanya, dan tak lama setelah itu ia terlelap.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen Fiction☑SUDAH TERBIT☑ [Highest rank: #1 on teenfiction] Davino Argya. Siswa yang terkenal di sekolahnya karna di cap sebagai badboy yang memiliki bad attitude dan wajah yang tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya, bahkan ada yang menamai diri mere...