Dua Puluh Delapan

227K 15.2K 551
                                    

Mobil Davino sudah terparkir sempurna di teras rumah Audrey. Ia sedang menunggu Audrey keluar.

Ya, pagi ini mereka berangkat bersama.

Senyum Davino mengembang saat melihat Audrey dengan rambut yang di gerai dan seragam sekolahnya sedang berjalan menghampiri Davino di mobilnya.

"Aduh maaf ya lama, tadi aku..."

Ucapan Audrey terhenti saat melihat wajah babak belur milik Davino.

"MUKA KAMU KENAPA?!"

Davino sedikit menutup matanya saat Audrey berteriak tepat di depan wajahnya.

"Jangan teriak-teriak Audrey, masih pagi. Sini masuk."

Saat Audrey sudah duduk di dalam mobil Davino, Davino mendekat ke arah Audrey. Audrey sempat menatap curiga, Audrey takut.. Hm.

Dan ternyata, Davino memasangkan seat belt untuk Audrey.

Audrey menghela nafasnya lega, sedangkan Davino kembali menegakan duduknya lalu melajukan mobilnya meninggalkan teras rumah Audrey menuju sekolah.

"Dav, muka kamu kenapa? Ribut sama Tirta lagi ya?"

Davino menoleh sebentar lalu kembali melihat lurus ke jalanan.

"Ini ngga ada hubungannya sama Tirta."

"Terus? Kenapa sampe babak belur gitu?"

Davino menghela nafasnya. "Aku ceritain nanti ya, di sekolah."

"Aku mau tau sekarang."

"Nanti aja, aku lagi nyetir Drey."

Audrey memilih diam mendengar itu. Dan sepanjang perjalanan menuju sekolah tak ada satupun diantara mereka yang berbicara setelah itu.

Sesampainya di sekolah, Davino segera keluar dari mobilnya dan tak lupa membukakan pintu untuk Audrey.

Keadaan parkiran yang sedang ramai membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

Bagaimana tidak? Seorang Davino Argya berangkat bersama dengan siswi pindahan yang di cap sebagai bad girl.

"Badboy sama bad girl, cocok lah ya."

"Mereka pacaran?"

"Davino sama Audrey? Pacaran?"

"Yah kak Davino udah punya pacar."

"Sakit hati, lah."

"Kenapa sama Audrey sih?! Kenapa ngga sama gue aja?!"

Berbagai ocehan terus terdengar di telinga Audrey yang tengah jalan bersama Davino. Tak lupa, tangan Davino yang menggenggam erat tangan Audrey.

**

"Jelasin." Audrey duduk di kursinya dan Davino tengah berdiri di dekat meja Audrey.

Ya, Davino sedang berada di dalam kelas Audrey.

"Ngga sekarang ya, ini tempat umum—"

"Ini masih sepi Davino. Baru ada Randy doang, jelasin cepetan."

Davino melirik Randy yang sedang memperhatikan mereka berdua. Randy menatap Davino seakan berkata; lo harus jelasin ke Audrey, Dav.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang