Davino menghisap rokoknya dalam-dalam lalu mematikannya.
"Kemarin lo ninggalin Queen ya? Dia mabuk berat Dav, sampe duduk di aspal."
"Lo yang nyuruh dia kan buat deketin gue?"
"Iya Dav, abisan kan gue mau ngebantu lo supaya punya cewek."
"Lex. Mulai sekarang, lo gausah cariin gue cewek lagi. Gausah nyuruh-nyuruh cewek buat deketin gue. Apalagi cara deketinnya kaya Queen kemarin. Gausah."
Alex menatap Davino bingung.
"Emang kemarin Queen ngapain lo?"
"Intinya, perlakuan dia itu buat gue jijik. Perlakuan dia buat gue balik cepet."
"Dav, jawab. Dia ngapain lo?"
"Dia minta gue anterin balik, terus dia meluk-meluk gue."
"Goblok Queen. Gue udah bilang sama dia jangan terlalu agresif."
Davino diam, ia melirik jam tangannya.
"Gue balik ya, udah mau jam setengah 4."
Davino keluar dari club dan langsung menancap gas menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Davino menaiki anak tangga dengan kepala yang pening dan mata yang sudah buram. Kali ini, ia terlalu banyak minum.
"Kok pusing ya?"
Bahkan ia sempat jatuh beberapa kali karna kepalanya yang terlalu pening.
Setelah sampai kamar, ia langsung membanting tubuhnya dikasur dan terlelap.
**
Davino membuka matanya yang masih terasa berat, ia merasa ada yang menepuk-nepuk pipinya.
Davino mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali hingga terlihat jelas Mama dan Papanya yang sudah berpakaian dengan rapih.
"Davino, bangun. Mama sama Papa mau berangkat ke Singapore, mau ngurus—"
"Yaudah sana berangkat. Jangan ganggu tidur Davino."
Papa Davino yang melihat itu merasa emosinya tersulut bahkan ia ingin sekali melempar Davino ke dinding, tapi di tahan oleh Mama Davino.
"Gausah Pa. Davino, Mama sama Papa berangkat ya, jangan nakal selama Mama sama Papa ngga ada. Uang jajan kamu Mama transfer seminggu sekali. Assalamualaikum." Mama Davino mencium puncak kepala anaknya.
Davino memilih diam dibalik selimutnya, walaupun sebenarnya ia mendengar ucapan Mamanya dan merasakan ciuman di kepalanya.
Setelah Mama dan Papanya pergi meninggalkan rumah, Davino baru menjawab.
"Walaikumsalam Ma."
Davino melihat jam dinding di kamarnya. Jam 2 siang. Dan Davino baru bangun. Untung hari ini hari Sabtu.
Davino meraih ponselnya, dan memeriksa pesan masuk. Banyak. Tapi dari grup chat-nya dengan Ferdi, Angga, dan Randy.
Ferdian : Bosen guys.
Angga : Banget. Hang out lah
Randy : Mau kemana? Gue juga bosen banget.
Angga : Kita tanya Davino aja. Eh ini Davino kemana ngga muncul-muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen Fiction☑SUDAH TERBIT☑ [Highest rank: #1 on teenfiction] Davino Argya. Siswa yang terkenal di sekolahnya karna di cap sebagai badboy yang memiliki bad attitude dan wajah yang tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya, bahkan ada yang menamai diri mere...