Tujuh Belas

248K 18.7K 448
                                    

"Udah mau nyoba jadi playboy ya Davino?"

Davino menghentikan langkah kakinya lalu menoleh, melihat siapa yang berbicara kepadanya. Ternyata, Tirta.

"Bukan urusan lo." Ucap Davino lalu melanjutkan langkah kakinya menuju mobilnya.

"Ketauan kan, sebenernya lo lebih bejat dari gue. Karna lo mainin hati cewek."

Davino mulai tersulut emosi. Dengan cepat ia menghantam pipi Tirta dengan tinjuannya.

"Kalo gue bejat. Lo apaan anjing!!"

Davino merapihkan bajunya dan memasuki mobil. Meninggalkan Tirta dengan keadaan tersungkur di tanah.

Davino mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia bersumpah, jika clubbing dengan seragam SMA diperbolehkan, ia akan pergi ke club sekarang juga. Lagipula, club pasti sangat sepi sekarang karna ini baru jam 3 sore.

"Bangsat!" Umpatnya karna emosi yang tak tertahankan.

Tapi sesaat kemudian ia sadar. Untuk apa tersulut emosi karna omong kosong Tirta? Tidak ada gunanya.

Goblok banget sih Dav.

Davino mengatur nafasnya yang sebelumnya tak teratur karna emosi.

"Jago banget mancing emosi orang si Anjing."

Dan setelah itu Davino terus berdiam-diaman dengan Audrey.

Dua minggu kemudian...

Ponsel Davino berdering. Ralat, ponsel baru Davino. Ada panggilan melalu line. Davino menepikan mobilnya dan melihat id caller yang tertera di layar.

Audrey Refalina is calling..

Davino menegang saat melihat nama itu. Untung saja sebelum melihat siapa yang menelfonnya Davino sudah menepikan mobilnya terlebih dahulu.

Davino menghela nafasnya lalu mengangkat telfon dari Audrey.

"Hal—"

Ucapan Davino terhenti saat mendengar isak tangis Audrey disebrang sana.

"Drey? Lo kenapa?"

Tak ada jawaban dari Audrey, yang Davino dengar hanya tangisan Audrey.

"Drey? Halo? Jawab Drey!"

"Dav.."

"Hey, jawab. Jangan bikin gue panik sendiri Audrey."

"L—lo dimana?"

"Di jalan. Kenapa?"

"Maaf ganggu lo nyetir—"

"Gue udah pinggirin mobil tadi sebelum angkat telfon dari lo."

"Dav, tadi Tirta mau nyium g—"

"Bangsat. Lo dimana sekarang?"

"Dav, tapi lo—"

"Lo dimana?!"

"Gue di halte deket sekolah."

Davino melihat jam tangannya. Sudah jam 4 sore, dan Audrey belum pulang.

"Gue kesana. Jangan kemana-mana."

Tanpa perduli apa jawaban Audrey, Davino langsung mematikan ponselnya.

**

Hujan mengguyur mobil Davino yang baru saja sampai di halte. Dari dalam mobil mata Davino menangkap sosok Audrey yang terduduk sambil menangis dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang