Davino mendengus kesal karna ia sangat bosan. Ini hari ketiganya ia tidak masuk sekolah dan tidak pergi kemana-mana. Tiga hari ini ia habiskan didalam kamarnya. Dan tiga hari ini juga sarapan, makan siang, serta makan malam ia selalu memakan masakan buatan Bi Yuna. Ia bosan. Sangat bosan.
Tirta brengsek. Gara-gara dia gue jadi kaya gini.
'TOK! TOK! TOK!'
"Masuk,"
"Ada temennya dibawah Davino,"
"Siapa?"
"Ferdi, Randy, Angga, sama perempuan satu bibi ngga kenal."
Davino yang tadinya acuh langsung menoleh ke arah Bi Yuna.
"Suruh ke atas Bi,"
Setelah itu Bi Yuna pergi meninggalkan kamar Davino. Davino menunggu dengan resah. Entah perasaan apa ini.
Gue kenapa gelisah gini. Jantung gue kenapa deg-degan banget. Mau mati nih kayanya sebentar lagi.
"BROOO!!!"
Davino menoleh dan melihat ketiga temannya masuk satu persatu. Lalu terakhir sosok perempuan yang membuatnya gelisah sedaritadi membawa sekantung pelastik.
"Hai Davino." Sapa perempuan yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Audrey.." Davino tersenyum lebar melihat Audrey.
Ia sudah tiga hari tidak bertemu dengan Audrey. Mungkin keresahannya karna ia rindu dengan Audrey.
"Gue beliin jus melon tadi, sama ada burger juga."
Davino masih diam. Matanya terus menatap wajah Audrey, yang sudah lama tidak ia lihat.
"Tatapin terus ya Dav, selagi natap doi masih gratis." Angga langsung terlentang di kasur Davino membuat Ferdi berdesis.
"Sssss. Angga ngga sopan."
Setelah itu tawa mereka semua pecah, kecuali Davino yang sibuk menutupi wajahnya. Ia malu. Dan ia takut wajahnya merah seperti apa kata Audrey beberapa hari lalu.
"Dav," Panggil Audrey lalu duduk di tepi kasur Davino.
"Hmm?" Davino menoleh ke arah Audrey.
"Ini jus melon sama Burgernya di terima dong."
"Ehiya-iya gue terima."
Davino membuka pembungkus burger yang dibawakan Audrey dan memakannya.
Audrey melirik Randy. Dan Randy segera memberi kode.
"Emm, Dav."
"Hmm?"
"Kita ke Rumah Sakit ya?"
Davino diam sebentar. Lalu kembali melanjutkan kunyahannnya.
"Ngga."
Audrey kembali melirik Randy dan Randy memberi kode agar Audrey tak menyerah untuk mengajaknya ke Rumah Sakit.
"Dav, lo ngga sembuh-sembuh kalo ngga dibawa ke Rumah Sakit."
"Drey, gue gapapa. Setiap hari aja lo kesini bawain jus melon, pasti gue sembuh kok. Gue ngga selemah itu buat masuk rumah sakit cuma karna ribut sama Tirta."
Audrey menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kalo kaya gini. Yang jagain gue dari Tirta siapa?"
Davino langsung menghentikan aktivitas memakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Teen Fiction☑SUDAH TERBIT☑ [Highest rank: #1 on teenfiction] Davino Argya. Siswa yang terkenal di sekolahnya karna di cap sebagai badboy yang memiliki bad attitude dan wajah yang tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya, bahkan ada yang menamai diri mere...