"Mau ice cream, Dav."
Davino terkekeh melihat tingkah Audrey yang seperti anak-anak.
"Ayo kita beli ice cream."
Davino menggenggam tangan Audrey lalu menyusuri mall mencari toko ice cream.
Setelah menemukan toko ice cream Davino menghela nafasnya karna antrian yang cukup panjang.
"Emm, Dav. Ngga jadi deh ngantri—"
"Gapapa. Kita beli aja,"
"Y-yaudah."
Setelah mengantri sekitar 10 menit, akhirnya sekarang dua cone dengan ice cream rasa coklat dan vanila sudah ada di tangan mereka masing-masing.
"Nanti sore aku ke rumah Mama sama Papa."
Davino yang mulai mengerti arah bicara Audrey pun menoleh.
"Mama sama Papa kamu udah pulang?"
Audrey mengangguk.
"Aku anter."
"Aku bisa naik—"
Davino memutar bola matanya lalu melanjutkan ucapan Audrey.
"—taksi. Kamu itu pacar aku, bukan pacarnya mas-mas supir taksi."
Audrey terkekeh lalu melanjutkan memakan ice cream-nya.
Davino juga memakan ica creamnya sambil terus memperhatikan Audrey dari samping.
Cantik. Baik. Gue beruntung.
"Ice cream aku udah abis."
Davino menoleh. "Terus? Mau lagi?"
"Ish bukan, aku mau pulang. Mau packing Dav."
Davino terkekeh. "Ayo pulang."
Dengan itu, Davino membuang sisah ice cream vanilla-nya dan membuangnya ke tempat sampah. Lalu beralih menggenggam tangan Audrey, membawanya ke parkiran.
**
Davino membawa mobilnya memasuki halam rumah yang baru pertama kali ia lihat. Rumah Audrey—ralat. Rumah orang tua Audrey cukup besar dengan garasi yang terbuka dan menampakan 2 buah mobil sedan.
Setelah memarkirkan mobilnya yang baru saja sembuh Davino membuka pintu dan membukakan pintu untuk Audrey.
See? Seorang Davino bisa semanis ini hanya untuk Audrey. Audrey seorang.
"Ngapain bukain pintu buat aku? Kayak supir."
Davino terkekeh, ini dia Audrey yang membuatnya jatuh cinta.
"Ayo masuk,"
"Aku ambil koper kamu dulu."
Davino membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan sebuah koper berukuran sedang berwarna biru. Lalu membawanya masuk kedalam rumah orang tua Audrey.
"Non, udah sampe? Eh ini barang bawaannya sini biar Bibi bawain." Seorang wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah asisten rumah tangga di rumah ini mengambil alih koper yang tadi dibawa oleh Davino.
Audrey duduk di sofa ruang tamunya lalu menyuruh Davino ikut duduk di sebelahnya.
"Mereka landing jam berapa ya Bi?" Suara Audrey yang cukup keras menggema di ruang tamu yang memang sangat sepi.
"Tadi jam 7 udah sampe di Sukarno Hatta Non, mungkin sekarang lagi dijalan."
Audrey hanya ber-oh ria lalu beralih memperhatikan Davino yang sibuk dengan ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/69976496-288-k136716.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Ficção Adolescente☑SUDAH TERBIT☑ [Highest rank: #1 on teenfiction] Davino Argya. Siswa yang terkenal di sekolahnya karna di cap sebagai badboy yang memiliki bad attitude dan wajah yang tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya, bahkan ada yang menamai diri mere...