"Dimana sodara lo, Dav?"
Audrey mengedarkan pandangannya mencari orang kembar diantara banyaknya orang di Bandara.
"Gatau, bentar."
Davino mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu menelfon Devan.
"Halo? Lo dimana?"
"Dibelakang lo,"
Davino otomatis menoleh kebelakang dan melihat si kembar dengan koper di tangan mereka masing-masing.
"Ah bego, gue cariin." Davino memutuskan sambungan telfonnya dengan Devan lalu memeluk kedua sodaranya itu.
Devan meneliti Audrey dari atas sampai bawah.
"Siapa nih?" Cavan menyenggol lengan Davino.
"Oh iya, kenalin ini Audrey. Drey kenalin ini Devan dan ini Cavan."
Audrey mengulurkan tangannya dan diterima oleh Cavan terlebih dahulu.
"Audrey," Ucap Audrey sambil tersenyum.
"Cavan," Balas Cavan sambil tersenyum lalu melepaskan jabatan tangan mereka.
Audrey pun beralih untuk berjabat tangan dengan Devan.
"Audrey,"
"Cavan versi 2."
Audrey tertawa sedangkan Cavan dan Davino sudah geleng-geleng melihat tingkah Devan.
"Bawaan kalian banyak banget, emang nginep sampe kapan?"
"Sampe liburannya selesai lah,"
Davino terkekeh. "Bahkan liburan aja belom,"
Cavan tertawa. "Kita berdua liburan duluan lah,"
"Lo berdua jangan nyusahin Bi Yuna dirumah gue ya,"
Devan dan Cavan mengernyit. "Bi Yuna siapa?"
"Pembantu dirumah, kalian kan banyak maunya nanti minta macem-macem lagi sama Bi Yuna."
Devan tersenyum nakal. "Tau aja kita suka macem-macem."
"Idih kita? Lo aja sana." Cavan memasang wajah jijiknya.
"Kita kan kembar! Yang kompak dong!" Devan menyenggol lengan Cavan.
"Ya gue juga ngga minta dilahirin kembaran sama lo."
Davino menutup kedua telinganya sedangkan Audrey hanya terkekeh melihat tingkah si kembar yang baru pertama kali ia lihat.
"Udah, udah! Gue sampe cabut dari sekolah buat jemput kalian ya, bukan buat denger kalian ribut."
Devan dan Cavan pun berhenti bertengkar. Memang, Davino lah orang kedua yang bisa melerai mereka setelah Ayah mereka sendiri.
"Jadi, mau kemana? Langsung ke rumah gue?"
"Ngga lah, kemana dulu gitu. Makan lah Dav, lapar."
Davino menggeleng sambil terkekeh melihat Devan yang seperti sudah dua tahun tidak makan.
"Ayo kita cari tempat makan."
**
Davino sedang berbaring di kasurnya dengan ponsel di tangan kanannya.
"Sehari setelah lo balik ke Jakarta, Becca dateng Dav,"
Davino langsung mengalihkan wajahnya dari ponsel.
"Ngapain?"
"Katanya mau ketemu sama lo,"
Cavan menatap Devan dengan tatapan mengintimidasi dan berkata 'Stupid!' Tanpa suara kepada Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Roman pour Adolescents☑SUDAH TERBIT☑ [Highest rank: #1 on teenfiction] Davino Argya. Siswa yang terkenal di sekolahnya karna di cap sebagai badboy yang memiliki bad attitude dan wajah yang tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya, bahkan ada yang menamai diri mere...