Sembilan

285K 19.5K 823
                                    

Davino meneguk minuman yang ia pesan oleh Bagas sampai habis. Malam ini, ia kembali pergi clubbing.

"Gas, tambah lagi."

Bagas memperhatikan wajah Davino yang sudah memerah karna malam ini ia sudah menghabiskan 6 gelas. Padahal biasanya paling banyak pun hanya 3 gelas.

"Dav, mending lo balik. Ini udah jam 3, lo udah terlalu banyak minum."

Davino memegang kepalanya yang sudah sangat pening. Ia menaruh kepalanya di meja bar lalu memejamkan mata dan terlelap.

Bagas yang melihat itu, membiarkan Davino tidur sebentar.

Musik masih terus berdentum, dan Davino masih tertidur dengan pulas. Mungkin efek samping dari minum.

Bagas mengguncang tubuh Davino pelan, sambil menepuk-nepuk bahu Davino.

"Dav, bangun Dav. Ini udah jam 4. Lo harus balik,"

Davino membuka matanya yang sangat berat. Lalu menegakan duduknya.

Bagas melihat mata Davino yang sangat merah, ia jadi khawatir Davino kenapa-kenapa jika membawa kendaraan sendiri.

"Dav? Lo bisa pulang sendiri?"

Davino menggeram karna pening dikepalanya semakin menjadi.

"Iya g—gue bisa."

Bagas semakin tidak yakin Davino akan baik-baik saja jika menyetir dalam keadaan seperti ini.

Davino hendak berdiri dari duduknya tapi kembali jatuh ke kursi yang ia tempati. Bahkan untuk berdiri pun ia susah.

"Ngga. Lo ngga bisa pulang sendiri, tapi gue juga ngga bisa nganterin lo pulang." Ucap Bagas pada Davino yang tak menghiraukan sama sekali.

Bagas mengedarkan pandangannya dan mendapati seorang perempuan yang menghampirinya.

"Davino kenapa?"

"Mabuk berat. Lo mabuk juga?"

"Engga, gue ngga minum malem ini. Biar gue yang anter dia pulang."

**

Davino membuka matanya perlahan. Pandangannya sedikit buram namun kembali normal setelah ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ia melihat sekeliling, ia tertidur dibalik selimut berwarna biru muda. Di dalam kamar yang dipenuhi nuansa pink dan biru muda. Jelas, ini bukan kamarnya.

Ini kamar siapa anjing?!

Davino melihat pintu yang terbuka dan menemukan sosok perempuan yang beberapa hari lalu ia temui.

"Queen?!"

"Lo udah bangun? Gue bawain susu hangat buat lo, semoga bisa ngurangin pusing di kepala lo."

Davino langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu ia bernafas lega saat melihat pakaiannya masih lengkap hanya sepatunya yang sudah hilang entah kemana.

"Kenapa gue bisa ada disini?"

"Semalem lo mabuk berat, gue liat bartender kebingungan. Berhubung gue ngga tau rumah lo, jadi gue bawa ke rumah gue."

"Mobil gue dimana? Kuncinya?"

"Ada di depan. Kuncinya di saku celana lo."

"Sepatu?"

"Itu dibawah. Yaudah sekarang lo minum susu ini..."

Ucapan Queen terhenti karna Davino yang langsung turun dari kasurnya mengambil sepatu lalu langsung pergi tanpa mengenakan sepatunya terlebih dahulu. Dan tapa mengucap terimakasih pada Queen.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang