Lima

320K 23.2K 2.7K
                                    

Dan disinilah Davino sekarang, di ruang BK duduk di kursi yang ia anggap sebagai kursi introgasi.

Bu Diah sedang menatap Davino dengan tatapan mengintimidasi.

"Jadi? Kamu udah bosen sekolah disini Davino?"

Tadinya sih gitu. Tapi kalo gue keluar atau dikeluarin dari sekolah ini siapa yang jagain Audrey dari Tirtalah gue ngapain mikirin Audrey.

"Kamu dengar saya bicara tidak Davino?"

"Denger Bu. Sebenernya kenapa saya dipanggil ke BK?"

"Masih ngga tau juga apa kesahalan kamu?"

Cuma ada tiga. Kalau ngga warna rambut, kesekolah bawa mobil, atau ribut di kantin.

"Engga Bu,"

Bu Diah mengambil cermin yang ada di dekatnya, dan memberikannya kepada Davino.

"Sekarang kamu ngaca coba."

Davino melihat pantulan wajahnya di cermin.

"Ganteng Bu,"

"Ck! Bukan itu. Liat apa yang berbeda dari penampilan kamu."

"Tambah ganteng ya Bu?"

"Davino! Saya tidak bercanda ya!"

"Saya juga engga Bu,"

Bu Diah mengusap wajahnya frustasi.

"Murid model kaya kamu ada 10 aja di sekolah ini. Mati berdiri saya."

Davino terkekeh.

"Ibu lucu juga."

"Saya tidak sedang melucu!" Bu Diah menggebrak meja dihadapannya.

Davino terdiam. Menatap Bu Diah dengan tatapan datar.

"RAMBUT KAMU DAVINO!! RAMBUT KAMU! KAMU ITU BUKAN SEKOLAH DI SEKOLAH NENEK MOYANG KAMU!!"

"Oh masalah rambut, saya kira apa. Itu mah urusan gampang Bu, sore ini juga saya bisa kok balikin warna asli rambut saya."

"Saya ngga nanya kapan kamu bisa ganti warna rambut kamu jadi kaya semula! Kamu udah melanggar tata tertib sekolah Davino!"

"Iyaaa Ibu saya tau saya ngelanggar. Yaudah gini aja, besok rambut saya udah ngga berwarna gini deh. Dan saya janji, ngga akan ngewarnain rambut lagi. Deal?"

"Kamu selalu nebar janji Davino. Tapi ngga pernah di tepati. Saya capek ngedenger semua janji kamu."

"Ibu Baperan." Jangan tanya ekspresi wajah Davino saat berkata seperti ini. Karna dari awal masuk ruang BK Davino hanya memasang wajah datarnya.

"DAVINO!"

"Iya Bu? Apa? Oh Deal. Ok." Davino menjabat tangan Bu Diah.

Davino langsung keluar dari ruang BK tanpa memperdulukan teriakan Bu Diah yang sangat nyaring.

Di depan ruang BK, Audrey masih menunggunya.

"Lo masih disini aja,"

"Masih lah. Masalah apa? Masalah yang tadi di kantin ya?"

"Bukan,"

"Terus?"

"Rambut gue."

Berhubung Davino lebih tinggi dari Audrey, Audrey mendongak memperhatikan rambut Davino. Apa yang salah?

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang