[One-Shot] Thank You

187 29 67
                                    

Author: Yibo_ku

Sekarang aku mengerti, mengapa aku dipertemukan denganmu. Meskipun pertemuan kita selesai sampai disini, tapi aku bersyukur sempat mengenalmu. Kau mengajarkan ku banyak hal. Dan hal-hal itu bukanlah hal biasa. Kau membuat hidup ku berwarna. Kau memberi arti hidupku.

Sekarang aku mengerti, aku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Cintamu yang sampai saat ini masih terasa hangat di dadaku. Terkadang cintamu membuatku merasa bersalah. Ya benar, ini semua salah ku. Tapi kau tidak salah. Kau benar, inilah yang namanya takdir.

***

Pagi ini pagi yang cerah. Sinar mentari pagi menyelinap masuk ke kamarku melalui kaca jendela. Tirai putih yang masih menutup jendela melambai-lambai tertiup angin.

Tak ada yang ku lakukan, aku hanya terbaring membisu di atas kasur. Ku rasa waktu berhenti berjalan. Anginpun terasa semakin pelan berhembus. Semua ini membuatku sesak. Seperti ada beban berat menghimpit tubuhku. Aku lelah dengan semua ini.

"Ji Ah-ah, cepat turun!" Suara Haneul eonni bergema memenuhi ruangan yang sunyi ini. Aku menghela napas pelan dan beranjak dari tempat tidurku. Aku berjalan pelan ke arah jendela di sisi kanan ruangan dan membuka tirai putih yang masih menutupinya.

Rupanya orang-orang sudah sibuk beraktivitas. Terlihat ada beberapa anak perempuan berjalan di tepi jalanan yang ramai dengan kendaraan yang mengejar waktu. Di sisi lain jalan, terlihat seorang laki-laki jangkung sedang berjalan cepat sambil menggenggam tas jinjing hitamnya. Mereka terlihat benar-benar terburu-buru.

"Yak!! Ji Ah, cepatlah turun atau kita akan terlambat." Lagi-lagi suara Hanuel eonni memecah keheningan. "Ne, aku segera turun."

Aku berjalan pelan menuruni tangga sambil merapikan bajuku yang terlihat agak kusut. Aku juga merapikan rambutku yang terlihat sama kusutnya dengan bajuku.

"Ji Ah, apa kau melihat kunci mobilku?"

"Ini? Kau menaruhnya di meja kamarku."

"Eiss, kalau begitu kau saja yang menyetir!" Haneul eonni berbalik dan berjalan keluar.

***

"1 espresso, 1 red eye, and 2 frappucino for table number 13." Minyoung menyodorkan selembar kertas pesanan kepada ku setelah ia mempersilahkan pelanggan untuk menunggu di meja nomor 13.

Park Minyoung, wanita bertubuh ramping dengan rambut hitam sebahu. Minyoung dan aku adalah teman masa kecil. Minyoung berasal dari keluarga yang kaya raya. Ayahnya pemilik perusahaan barang-barang impor yang terkenal. Ia bahkan lulusan kedokteran dengan nilai yang cukup baik. Tapi ia memilih untuk bekerja di Flow De Mèmoire demi bersama Park Yeongbin~manager sekaligus pemilik cafe itu.

Dulu kami berteman baik. Tapi itu dulu, sebelum ia melihat kejadian malam itu. Ya aku tahu, aku pantas disebut 'penghianat'. Tapi hatiku tak bisa menolak getaran cinta yang terus diberikan Yeongbin padaku. Terlebih saat bibirnya menyentuh bibirku.

Flashback

Hari sudah pukul 9 malam lewat, waktunya untuk semua karyawan pulang ke rumah. Aku harus bergegas ganti pakaian dan pulang ke rumah. Hari ini, Haneul eonni tidak bekerja karena kurang enak badan. Jadi aku harus pulang sendirian.

Aku berjalan menuju ruang ganti karyawan. Dan ternyata di sana tak ada orang. Sudah pulang semua rupanya. Aku menutup pintu dan berjalan menuju loker nomor 7.

Aku membuka kancing seragam Flow De Mèmoire satu per satu. Dan tiba-tiba sesuatu yang hangat melingkari perutku. Jantungku berdetak sangat cepat sehingga aku tak punya keberanian tuk membalik badan.

Coffee MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang