Beating Heart
Ditulis oleh: Winter fiftyshadesofwinter
- Length: Oneshoot
- Tokoh utama:
1. Kim Minseok (Xiumin EXO)
2. OC (Luna)
- Genre: Angst, Sad Romance
- Tema: Kafe
Luna tersenyum lembut saat melihat Minseok yang dari kejauhan berlari kecil sambil membawakan sebuket bunga mawar merah kesukaannya, warna yang sangat kontras dengan rambut Luna yang berwarna putih. "Kamu udah nunggu lama ya?" tanya Minseok sinis sambil menyerahkan buket mawar yang berada digenggamannya. "Umm, gak terlalu lama kok, aku baru aja sampe di kafe ini. Kok kamu mukanya sinis gitu, Oppa?" balas Luna sambil mengenyitkan dahi. Memang, beberapa hari terakhir ini sikap Minseok berubah. Ia terlihat sangat sensitif sejak kematian Yifan ¾kakak kandung Minseok, sejak seminggu yang lalu.
"Aku tau kamu pasti gasuka nunggu, tapi tadi Yixing tiba-tiba dateng dan curhat. Malah bikin aku lupa ada janji sama kamu," jelas Minseok sambil mendudukkan diri didepan Luna. "Mana ini hari jadi kita yang kesembilan bulan," sambung Minseok kesal. Luna hanya tersenyum lembut, "Gapapa kok oppa ... Aku tau kamu gak bakal dateng telat kalo kita janjian," balas Luna sambil menggenggam tangan Minseok yang berkeringat dingin. Minseok hanya terdiam dan menunduk sambil mengatur nafasnya yang naik-turun dengan cepat.
"Oppa, kok tangan kamu dingin banget sih?" tanya Luna khawatir sambil mengangkat dagu Minseok yang sedaritadi menunduk. "U-uh, a-ku ... ga-papa ... Lun ..." jawab Minseok putus-putus. Pandangannya seperti mulai menggelap, dan akhirnya Minseok hilang kesadarannya. Luna kaget, ia tidak tahu apa yang dilakukan Minseok sebelumnya hingga ia jatuh pingsan. Sontak saja, ia langsung berteriak minta tolong pada orang-orang di sekitarnya untuk menolong Minseok.
"Tolong! Tolong! Ada yang pingsan!" teriak Luna histeris sambil memegangi tubuh Minseok. Untungnya, salah satu pengunjung kafe yang cepat tanggap langsung menelepon ambulans, sedangkan beberapa orang yang lain membantu Luna untuk membawa Minseok keluar dari tempat tersebut. Min oppa, kamu kenapa ..., pikir Luna sambil berusaha keras mengingat penyakit apa yang pernah diidap oleh Minseok. Tiba-tiba ia teringat, Minseok punya penyakit jantung bawaan yang membuat Minseok tidak dapat melakukan aktivitas berat seperti berlari. Ya, berlari. Pasti tadi Minseok berlari saat ingin menemuiku! Ini semua karena Yixing!, pikir Luna dengan hati yang bergemuruh karena amarahnya pada Yixing. Tak lama kemudian, ambulans datang dan membawa mereka pergi. Di sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Luna hanya bisa menangis histeris meskipun beberapa wanita mencoba menenangkan keadaan Luna yang sangat tidak stabil.
Sesampainya di rumah sakit, Minseok langsung dibawa ke unit gawat daraurat untuk diberikan pertolongan secepatnya, sedangkan Luna terus memaksa perawat untuk memperbolehkan ia masuk kedalam UGD untuk menemani Minseok yang sedang dalam keadaan tidak sadar. "Eonnie, please, aku pacarnya! Aku mau nemenin dia!" ucap Luna sambil memohon pada perawat-perawat tersebut. "Maaf, ini sudah ketentuan dari rumah sakit, selain tenaga medis dilarang masuk ke UGD. Lebih baik Anda berdoa untuk keselamatannya, permisi," balas salah satu perawat tersebut dan menutup pintu UGD. Tak lama kemudian, Luna jatuh pingsan.
**
Uh, dimana aku ini?, pikir Minseok sambil melihat keadaan disekitarnya, dan ternyata ia sedang berbaring di tengah hutan. Ia merasa sekujur tubuhnya sakit sekali, namun ia melihat ada sekelebat bayangan putih yang tertangkap oleh ekor matanya. Benar saja, seorang wanita bertudung putih berlari kecil dan terus berlari kedalam hutan tersebut semakin dalam. Ia harus mengikuti jejak wanita bertudung putih itu masuk kedalam hutan yang terlihat sangat menakutkan ini. Ia tidak mungkin membiarkan seorang wanita masuk kedalam hutankarena hanya seberkas cahaya yang bisa masuk kedalam hutan yang penuh dengan kegelapan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Menu
FanfictionTake a sip of your morning coffee before you start your day... --- Coffee Menu adalah kumpulan fanfiction seharum bau kopi yang sangat identik dengan keberadaan cafe ini karya Barista kami. Semoga Master dan Madam berkenan menyesap secangkir kopi pe...