[One-Shot] Psyche and Eros

191 16 17
                                    

Title: Psyche and Eros

Author: Rices_friedtofu

Genre: Romance, Fantasy, Comfort

Rating: M (*Mature untuk tensi, jangan mengharapkan implisit smut, astaga, ini eksplisit. Aku di barista, kalau ingin baca smut disediakan banyak di chef:))

Disclaimer: This story is mine, just that.

Warning: Akan ada banyak istilah jadi mohon dibaca sampai akhir dan tidak memberi komentar apapun atas istilah, apalagi berkomentar soal jalan cerita sebelum tahu keseluruhan alur cerita. Akan disajikan alur berdasar pada greek legend yang menjadi inspirasi [Sleeping Beauty] dan [Beauty and The Beast]. Jadi sekali lagi, akan ada banyak istilah makhluk maupun dewa-dewi Yunani dan mohon kondusif(?) karena saya akan jelaskan ini dan itu di tengah alur sambil ber-plot ria. Main rules, JUST ENJOY MY STORY! HAPPY READING!

Rice's Friedtofu, 2016 © Flow de Mémoire

Kau tersentak dari tidurmu. Keringat dingin mengalir deras di pelipismu yang terasa pening. Dadamu naik turun selaras dengan napasmu yang sangat kacau disertai degup jantung tak beraturan. Matamu masih membola panik.

Retorik menyiksamu-mimpi macam apa tadi?

Terus menyiksamu-kenapa mimpinya terus berulang setiap kali kau tertidur?

Bahkan alam bawah sadar seolah tak membiarkanmu mendapat akhir yang lebih baik. Kau selalu mendapati dirimu yang tersentak dari tidurmu setelah mendapat akhir buruk dalam mimpi. Keadaanmu selalu kacau dan terpaksa kau mengambil cuti untuk kuliah dan kerja sampinganmu.

Tergelincir di tebing curam,

Diserang monster buruk rupa,

Jatuh dari puncak menara,

Tertarik ke dunia orang mati,

Diserang Cerberus,

Tenggelam di Sungai Styx,

Tertidur selamanya,

Semuanya-mimpimu selalu berulang dengan akhir tak jelas. Nama-nama yang melintas di kepalamu membuatmu pusing, semuanya terasa asing. Dan dirimu adanya merupakan salah satu dari mereka. Kau sebenarnya dapat mengingat beberapa hal setelah terbangun dari mimpi, salah satunya adalah kenyataan bahwa di dalam mimpimu semua orang memanggilmu dengan nama Psyche.

Kau meringis, memeluk lututmu erat dan menangis sejadinya. Dihantui mimpi berulang dengan akhir yang selalu membunuhmu jelas berpengaruh besar untuk kondisi kejiwaanmu. Melucuti sedikit demi sedikit kewarasanmu sambil menyiksamu dengan bunyi mengiang yang nyatanya tak pernah ada. Lagi, kau hanya berakhir kebingungan.

Sekali kau menjerit dan tunanganmu-Choi Junhong-datang untuk menenangkanmu. Tangannya yang lembut dan seputih porselen mengangkatmu sedikit dan menyandarkanmu di bahunya yang bidang pun kokoh. Raut khawatir jelas sekali terlihat dari wajah Junhong.

"Sekarang ada aku di sini, sudah, jangan khawatirkan soal apapun ... tak akan ada apapun yang terjadi," gumam Junhong menenangkan, terus mengelus punggungmu yang bergetar ketakutan.

Kau memeluk Junhong erat tak peduli sandang yang dipakainya akan basah oleh air matamu. Cegukan kecil muncul dan kau hanya dapat menggigit lidahmu pelan. Jemarimu meremas belakang sandang Junhong hingga kusut sambil berkata, "Eros ...."

Sempat tersentak kecil, Junhong akhirnya melirik jam dinding yang menggantung di sisi tembok putih kamarmu. Masih pukul satu dini hari, masih terlalu awal untukmu agar tetap terbangun. Jadi, Junhong melepas pelukanmu dan kembali membaringkanmu di bawah hangatnya selimut. "Tidurlah, mungkin kau hanya kekurangan istirahat."

Coffee MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang