[Ficlet] Hello Again

130 21 6
                                    

Author: ryeo33 

Secangkir macchiato diseduhnya perlahan. Suasana café hari ini tidak terlalu ramai, dan dia merasa nyaman dengan suasana itu. Tenang dan damai. Setidaknya itu yang ia rasakan saat ini. Namun pikirannya tetap larut dalam kesedihan dan kekacauan beberapa tahun lalu, tidak seperti suasana café itu. Ya, beberapa tahun lalu. . .

Beberapa tahun yang lalu, pemuda itu menemukan kebahagiaannya. Tapi kebahagiaannya hilang begitu saja dari hidupnya.

Di café yang biasa ia datangi, ia berniat mengunjungi kekasihnya yang kebetulan menjadi barista di café ternama di Seoul itu. Senyum tampak jelas diwajahnya. "Seokjin? Apa yang kau lakukan disini?" tanya gadis pembuat kopi itu dengan nametag 'Han JaeIn'. Jaein juga tidak dapat menahan senyumnya. "Kau akan tahu." Seokjin meraih tangan Jaein.

Ia membawa Jaein menuju depan café. "Han Jaein," Ia berlutut dengan satu kaki dihadapan Jaein dengan membawa kotak kecil berwarna biru tua berisi cincin. "Will you marry me?" Senyum yang sedari tadi ia tahan kini ia lepaskan. Ia memegang kedua pundak Seokjin, memintanya untuk berdiri. Matanya kini berkaca-kaca entah karena sedih atau terharu. Dengan sigap ia memeluk dan menangis dipundak Seokjin.

"Seokjin. . . hiks, aku tidak bisa. . ." Tangisnya semakin menjadi. "Apa?" "Aku tidak bisa. . . maafkan aku." Ia berlari masuk kedalam café, meninggalkan Seokjin yang masih membeku ditempat. "Jaein." gumamnya tak percaya. Air matanya ia biarkan menetes begitu saja. "Kenapa. ."

Sehari setelah itu, mata Seokjin masih terlihat sembab. Rambutnya berantakan seperti baru saja bangun dari tidurnya, padahal jam sudah menunjuk pukul 1 siang. Senyum juga tak kunjung muncul diwajahnya.

Tak tahu harus apa, Seokjin memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar untuk menenangkan pikirannya. Dipakainya celana panjang dan mantel coklatnya. Pikirannya kembali larut ketika ia melewati café dimana Jaein bekerja. Entah apa yang ia pikirkan sehingga ia melangkahkan kakinya masuk kedalam café itu. Dahinya terkerut saat melihat ada barista yang sedang membuat kopi, itu bukan Jaein.

"Dimana Jaein?" tanyanya kepada seorang pelayan yang berada disitu. Giliran dahi pelayan itu yang terkerut bingung. "Bukannya kau kekasihnya? Jaein meninggal kemarin pagi karena leukemia." jawab pelayan. "Le. . leukemia?" Pelayan itu mengangguk. "Maaf, saya masih ada pekerjaan." Sesaat kemudian ia meninggalkan Seokjin dan kembali bekerja.

Hati Seokjin kembali hancur. Orang yang dicintainya hilang begitu saja. Kenapa ia tidak tahu penyakit yang diderita Jaein selama ini? Bukannya kemarin siang ia bertemu dengan Jaein? Seokjin meruntuki dirinya sendiri. Dengan perasaan yang sulit untuk dijelaskan, ia berjalan pulang.

Dicangkirnya masih tersisa setengah macchiato. Tanpa berpikir panjang, dibangtingnya cangkir itu kelantai. Seluruh pengunjung dan karyawan di café itu menatapnya tak percaya. Seokjin mengambil pecahan cangkir itu. "Aku akan menyusulmu, Han Jaein." Ditancapkannya pecahan itu tepat dinadinya yang masih berdetak normal.

Cahaya putih menusuk matanya. Seorang gadis berparas cantik seumurannya menunjukkan senyum terbaiknya.

"Halo lagi, Seokjin."

Coffee MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang