"Oliver?" tanya seorang perempuan, yang membuat jantung Oliver berhenti berdetak.
Itu adalah suara Alisha. Mantan pacar Oliver saat ia menduduki bangku kelas 10. Saat itu, Alisha berselingkuh darinya, yang membuat laki-laki itu murka lalu, memutuskan hubungannya secara sepihak.
"Lo ngapain disini?" tanya Oliver balik dengan suara yang datar.
"Ngilangin stress," jawabnya singkat lalu meneguk martini nya.
Oliver terdiam. Tidak merespon jawaban Alisha. Lalu, ia pergi meninggalkan meja bar, keluar dari pub dengan tanpa tujuan.
"Oliver! Tunggu!" panggil Alisha, namun sayangnya Oliver malah menghiraukannya dan terus berjalan tanpa menengok kebelakang.
Dengan berjalan kaki, ia menyusuri jalanan. Sepi. Tidak ada kendaraan yang berlalu lalang. Ia tidak membawa motornya karena ia pergi ke pub dengan menggunakan mobil Adrian.
Ia membuka ponsel hitamnya dan tertera bahwa sekarang sudah jam 12 malam.
Pantes gak ada mobil. Batinnya berkata.
Dengan begitu ia memesan taksi, menunggu di pinggir trotoar selama 15 menit akhirnya datanglah sebuah mobil, lalu, Oliver masuk kedalamnya.
"Mau kemana Mas?" tanya supir yang berada di depannya.
"Jalan dulu aja, Pak. Nanti saya kasih tau."
Oliver memikirkan tujuan nya saat ini, hingga akhirnya ia tahu hendak kemana.
°°°
Ini sudah jam 12 malam, dan Olivia masih berkutat dengan bukunya. Ia belum mengerjakan soal matematika nya yang berjumlah 35 soal essay.
"Ini kapan beresnya coba?" ucapnya kesal lalu menaruh kepalanya diatas meja belajar.
Olivia menutup matanya dengan perlahan, namun ia tersadar bahwa ia belum selesai mengerjakan PR nya.
"Ah, persetan. Gue ngantuk," ucapnya dengan menguap lalu, beranjak berdiri dan segera menghampiri kasurnya yang empuk itu.
"Good night yang nempel dinding. Good night world." ucapnya lagi sambil tersenyum kepada poster-poster yang berada di dinding nya, serta standing characters idolanya yang bersandar di dinding.
Dan, Olivia tertidur dengan memimpikan seorang laki-laki yang sedang merokok di atas rooftop.
*
"Ambil aja kembalian nya, Pak." ucap Oliver sambil memberikan uangnya kepada supir taksi.
Sang supir taksi pun mengucapkan terima kasih lalu, taksi tersebut melaju dan meninggalkan Oliver di depan sebuah bangunan.
Panti Asuhan Harapan Bunda.
Itulah bangunan yang Oliver tuju.
Bukan, Oliver bukan anak yang berasal dari Panti Asuhan tersebut. Ia kesini hanya karena satu hal yaitu, untuk menemui seorang anak yang di tolongnya saat ia kelas 10.
Bahkan teman-temannya pun tidak tahu, kalau Oliver sering kemari.
Oliver yang sedang mengendarai motornya harus mengerem mendadak, karena ada seorang anak perempuan yang berumur sekitar 6-7 tahun menyebrang tanpa melihat kanan-kiri sehingga ia hampir tertabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Badboy Meets The Fangirl
Teen Fiction[BOOK 1 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] -SUDAH DITERBITKAN- BEBERAPA CHAPTER SUDAH DIHAPUS. Highest Ranking : #7 Fiksi Remaja, 16 November 2016 Ini hanyalah berkisah tentang Oliver seorang badboy di SMA Cendrawasih yang kepergok oleh seorang...