"Sejak kapan lo suka 5SOS?" Tanya Olivia dengan gamblang, sambil menduduki sebuah batu yang sepantaran dengan lututnya.Saat ini mereka berada di rooftop apartemen Oliver, dan saat Olivia menemukan sebuah album terbaru nya 5 Seconds Of Summer yang bertajuk "Sounds Good Feels Good" ia menjerit, karena ia tidak mempunyai album itu karena sedang menabung untuk membeli tiket konser di masa yang akan datang.
Oliver yang menemukan Olivia menjerit pun, menatap perempuan itu aneh. Dan Olivia meminta penjelasan mengapa ada album itu di apartemen Oliver. Karena di apartemennya air conditioner sedang rusak, dan di ruangan Oliver juga panas, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk mengajak Olivia ke rooftop apartemennya yang banyak sekali tanaman-tanaman hias ditanam disana.
Ini pertama kalinya Oliver mengajak perempuan ke rooftop apartemennya sendiri, bahkan teman-temannya tidak tahu bahwa Oliver sering ke rooftop.
"Gue ngedenger lagu Jet Black Heart dari radio. Dan menurut gue, lagu mereka enak-enak, makanya gue beli," Ujar Oliver dengan to the point.
Olivia mengangguk-anggukan kepalanya, lalu tersenyum. "Lo suka siapa di 5SOS?" Olivia bertanya bak wartawan, seakan penasaran akan jawaban Oliver.
"Gue gak gay, sorry," Ucap Oliver singkat lalu mengeluarkan sebuah kotak yang berisi rokok didalamnya.
"Oh, terus kenapa tadi narik tangan gue, waktu Pak Rahmat neriakin nama lo? Bikin gara-gara apa lo?" Tanya Olivia dengan sewot sambil mengalihkan pembicaraan.
"Jailin anak-anak?" Ucap Oliver yang Olivia yakini itu adalah pertanyaan bukan pernyataan. Dan laki-laki itu menghiraukan pertanyaan pertama dari Olivia.
"Lo demen banget sih ngebully anak-anak. Kasian tau, dia gak salah apa-apa, tapi lo bully juga."
Oliver menghiraukan ucapan perempuan itu dan mengambil sebatang rokok, lalu dijepitkan pada bibirnya yang cukup tebal. Olivia melihatnya sedari tadi tanpa memalingkan kepalanya kearah lain. Menyalakan pemantik, Oliver mengarahkannya pada rokoknya itu. Hingga tak lama, rokok tersulut dan mulai mengeluarkan asap. Ia menghisapnya, lalu mengepulkannya ke udara.
"Gak usah ngeliatin gue terlalu lama, lo mau?" Tanya Oliver seraya memberikan kotak rokok kepada perempuan itu.
Olivia menggeleng, dan menatap tanaman hijau di depannya.
"Lo sering ngerokok ya?" Tanya Olivia sambil memangku kepalanya di lututnya.
"Kalo lagi stress," Ucapnya sambil mengepulkan asap rokoknya ke udara lagi.
"Gue saranin ya, lo seharusnya gak boleh ngerokok, minum-minuman alkohol apalagi nge-drugs yang paling bahaya. Dengan begitu, lo sama aja dengan ngerusak tubuh lo sendiri. Kasian tau, keluarga lo yang-"
"Jangan sebut masalah keluarga. Gue gak suka."
Mendengar penuturan Oliver yang tegas itu membuat Olivia terdiam. Apakah ini karena masalah keluarga, hingga akhirnya Oliver seperti ini? Merusak dirinya sendiri? Olivia mengambil kesimpulan tersendiri bahwa, Oliver memiliki masalah dengan keluarganya, Oleh sebab itu juga, ia tahu mengapa Oliver tinggal di apartemen sendirian.
Olivia menatap laki-laki itu dengan tatapan iba. Ia ingin membuka suaranya, namun menutupnya kembali.
Oliver yang melihat Olivia menatapnya dengan tatapan seperti itu, membuka suaranya. "Gue gak perlu dikasihanin," Ucapnya sambil menginjak rokoknya yang sisanya tinggal setengah.
Mereka berdua terdiam, tidak ada yang bersuara, kecuali kicauan burung yang terbang diatas awan.
"Lo tau Li?" Jeda Olivia sejenak, "Walaupun lo gak ngasih tau masalah lo ke gue, itu gak pa-pa. Karena gue tau itu privasi lo. Kalo lo mau cerita sama gue juga silahkan, gue pendengar sekaligus pemberi nasehat yang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Badboy Meets The Fangirl
Teen Fiction[BOOK 1 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] -SUDAH DITERBITKAN- BEBERAPA CHAPTER SUDAH DIHAPUS. Highest Ranking : #7 Fiksi Remaja, 16 November 2016 Ini hanyalah berkisah tentang Oliver seorang badboy di SMA Cendrawasih yang kepergok oleh seorang...