Sudah tiga hari lamanya Oliver tidak masuk sekolah, semenjak kejadian ia memeluk Olivia yang takut dengan petir.
Ia sakit. Ternyata karma menyerangnya, karena kemarin-kemarin ia memberi keterangan palsu bahwa ia sakit, saat dirinya malas untuk pergi ke sekolah.
Ia bersin-bersin sambil mengusap hidungnya yang gatal. Ngomong-ngomong, Oliver sakit beneran saat ia kembali dari rumah Olivia. Sebenarnya, saat itu Olivia sudah menawarkan lelaki itu untuk masuk ke rumahnya karena ia takut Oliver kedinginan.
Namun, Oliver menolaknya secara halus, dan langsung meninggalkan Olivia di depan rumah perempuan itu. Bego memang, padahal ia bisa saja bertemu dan berkenalan dengan calon mertuanya apabila masuk ke rumah Olivia. Oops.
Btw, jika kalian Larry Shipper pasti kalian akan membalas kata 'Oops' Okay abaikan.
Terdengar suara deringan ponsel dari meja dekat tempat tidurnya. Ia mengambilnya dan melihat ada sebuah panggilan dari Mamanya. Mamanya sudah menelepon Oliver berkali-kali sejak kemarin, tetapi Oliver enggan mengangkat teleponnya karena pasti Mamanya hanya mengomel-ngomel karena ia tidak masuk sekolah.
Jadi, ia biarkan saja telepon itu sampai baterai nya habis.
Oliver yang memakai sweater berwarna abu-abu, berjalan menuju ruang tamu, dan menyalakan televisi. Ia ingin ke sekolah sebenarnya, namun keadaannya sangatlah tidak memungkinkan mengingat ia sedang sakit. Dan, walaupun ia benci dengan bangunan neraka itu, satu-satunya ia semangat ke sekolah adalah karena Olivia.
Namun, pupuslah harapan itu, karena ia tidak bisa bertemu Olivia hari ini.
Oh, Oliver yang malang.
Ia mengotak-ngatik channel nya, hingga akhirnya ia tertuju pada salah satu stasiun tv yang menayangkan serial Upin & Ipin. Sungguh tidak disangka-sangka, bahwa Oliver yang terkesan dingin dan tidak banyak bicara ini menyukai film kartun yang berasal dari Malaysia itu, dan kebanyakan film itu ditonton oleh anak-anak dibawah 12 tahun.
Aneh. Hanya Tuhan dan Oliver lah yang tahu bahwa ia menyukai film kartun. Teman-temannya? Mereka tidak tahu sama sekali.
Oliver masih bingung dengan tokoh yang ada di serial Upin & Ipin. Mengapa Opah tidak menikah saja dengan Tok Dalang? Padahal Oliver adalah shipper mereka berdua. Bahkan dulu ia menamai dirinya sendiri sebagai Otok Shipper (read: Opah-Tok Dalang.) tetapi nama itu Ia ganti menjadi 'Olang' karena otok mengingatkannya akan satu hal, yaitu sejenis tai.
Okay. Cukup membahas Upin & Ipin. Kini, ia mengambil mug putih yang berisi teh manis hangat, lalu meminumnya. Hingga terdengar suara ketukan pintu, dengan malas ia beranjak berdiri lalu membuka pintunya.
Saat ia melihat siapa orang yang mengetuk pintu, Oliver menutup pintunya lagi namun ditahan oleh kaki sang pengetuk pintu.
"Oliver!"
"Apa?" tanyanya datar sambil menatap lawan bicaranya.
"Udah 3 hari kamu gak sekolah?kemana aja kamu? Clubbing?" tanya Gina sambil menatap anaknya tajam.
"Tumben, Mama peduli. Kemana aja selama ini?" tanya Oliver balik dengan nada sarkastik. Setelah mengucapkan kalimat itu, ia bersin-bersin lagi. Sial.
Gina terdiam, sambil menatap anaknya dengan tatapan bersalah. "Kamu sakit?" tanyanya sambil memegang dahi Oliver, dan Gina bisa merasakan dahi Oliver panas. Dia demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Badboy Meets The Fangirl
Ficção Adolescente[BOOK 1 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] -SUDAH DITERBITKAN- BEBERAPA CHAPTER SUDAH DIHAPUS. Highest Ranking : #7 Fiksi Remaja, 16 November 2016 Ini hanyalah berkisah tentang Oliver seorang badboy di SMA Cendrawasih yang kepergok oleh seorang...