Part 9 : That Should Be Me

119K 9.8K 228
                                    

Di malam harinya, Olivia terduduk diatas genteng nya sambil mendengarkan lagu melow yang ada di ponselnya dengan menggunakan earphone.

Genteng merupakan tempat favorit Olivia untuk menyendiri. Ia bisa melihat pencakar langit dengan lampu yang kelap-kelip. Menurutnya itu indah. Walaupun di atas genteng dingin, namun itu tidak menyurutkan Olivia untuk naik ke genteng.

Ia menyanyikan lagu yang sedang diputarnya itu sambil menatap kelap-kelip kota. Suara Olivia cukup bagus, dan pernah ia ditawari oleh Guru Seni nya untuk menyanyikan sebuah lagu untuk acara perpisahan Kakak Kelas nya, namun ia menolaknya secara halus.

This is so wrong, I can't go on, do you believe? That, that should be me.

Lirik terakhir itu dinyanyikan oleh Olivia dengan penuh penghayatan, entah kenapa ia menjadi melow seperti ini, mungkin karena ia hendak pms?

Ia termenung. Hingga tak sadar ada sebuah taksi yang memasuki kawasan rumahnya. Ia menengokkan kepalanya untuk melihat siapa yang ada di dalam taksi tersebut. Alangkah terkejutnya Olivia saat penumpang itu membuka pintu mobil.

Itu Milo! Kakak laki-laki Olivia yang berkuliah di Oxford, telah kembali! Terlihat sang supir taksi memgambil barang-barang Milo yang di taruh di kap belakang mobil, Milo sedang berdiri sambil menguap dan mengacak-acakan rambutnya karena kelelahan.

Memberikan uang kepada supir taksi, ia mengambil kopernya itu dan hendak memasuki rumahnya.

"Abang!" Teriak Olivia dari atas. Namun, Milo tidak menggubris ucapan adiknya itu.

"Abang Bolot! Budek! Congek!" Milo yang mendengar panggilan itu menghela napas nya lelah, lalu mengangkat kepalanya dengan wajah yang lesu, terlihat Olivia tersenyum manis kearah Kakaknya itu.

Milo tersenyum paksa dan melambaikan tangannya kepada Olivia, lalu segera ia masuk ke dalam rumah. Olivia tahu, bahwa Milo kelelahan jadi ia membiarkannya saja.

Azka Radmilo Arsen adalah nama kepanjangannya. Teman-temannya sih biasanya memanggilnya Azka. Tetapi, Olivia memanggilnya Milo karena menurutnya Milo adalah nama yang lucu. Walaupun abangnya tidak lucu sama sekali.

Kembali ke Olivia, Ia turun dari genteng melalui tangga besi dengan hati-hati agar tidak terjatuh. Sesampainya di kamar, ia mengambil tas sekolahnya. Oh ya, Tas Olivia dibawakan Fino saat perempuan itu berada di rumah Oliver. Awalnya Fino tidak mengerti mengapa Olivia ada di apartemen nya Oliver, bahkan ia sempat menuduh, kalau mereka berdua sedang melakukan sesuatu. Namun, segera dibantah oleh keduanya.

Ia melihat jam yang ada di atas meja, dan memperlihatkan bahwa saat ini sudah jam 10 malam. Berarti ia sudah diatas genteng selama 2 jam. Waktu terasa begitu cepat baginya. Untung saja besok hari Minggu, jadi ia tidak perlu harus bangun pagi.

Berhubungan ia sudah mengantuk, Olivia beranjak menuju kasurnya, hingga tak lama perempuan itu sudah tertidur dengan pulas.

*

Di tempat ini, Oliver menghilangkan stress nya. Dengan orang-orang yang mengikuti alunan musik di lantai dansa, di minumnya alkohol itu agar pikirannya tentang Olivia menghilang dari kepalanya. Namun, tidak bisa.

Ingin rasanya Oliver memecahkan kepalanya sekarang juga.

Oliver kecil yang baru saja pindah rumah, berkeliling, hingga akhirnya ia menemukan sebuah lapangan yang dimana banyak anak-anak seumurannya sedang bermain disana.

When The Badboy Meets The FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang