Pagi hari ini, Olivia sangat semangat sekali untuk ke sekolah. Penyebabnya adalah Oliver, bahkan ia berharap, semoga saja ia bertemu Oliver nanti.
Ngomong-ngomong, Ia diantar oleh Milo ke sekolah dengan menggunakan Zeus. Masih ingat Zeus kan? Itu loh mobil yang diberi nama oleh Bundanya.
Sejujurnya Olivia sedih, bahwa Milo akan kembali ke asramanya dalam waktu dua hari kedepan, berarti ia akan berjauhan lagi dengan lelaki itu, dan ia tidak punya tempat untuk mencurahkan seluruh hatinya selain Kakak tersayangnya itu.
Namun, itu semua adalah tuntutan Milo sebagai seorang mahasiswa. Olivia tidak boleh menghalanginya, apalagi Milo mendapatkan beasiswa itu dengan susah payah. Ia harus mengalah. Itu yang Olivia pikirkan saat Milo harus pergi jauh untuk pertama kalinya.
Olivia melepas seatbeltnya, dan melambaikan tangannya saat Milo sudah semakin menjauh dari pandangannya. Ia berbalik, saat sampai di gerbang koridor, ia melihat seorang lelaki berpakaian sangat rapi dengan rambut yang tertata sedang menatap mading. Bukankah itu Oliver?
Olivia menghampirinya, lalu berdiri di sebelah lelaki itu sambil menatap mading pula.
"Hai," sapa lelaki itu menoleh sambil tersenyum.
Olivia membalas senyumannya. "Oliv suka sama penampilan Oli yang begini, lebih rapi." ucapnya to the point.
Oliver melayang.
"Oh ya, satu lagi." Olivia memegang rambut depan Oliver, sehingga rambut Oliver yang tadinya sudah tertata, menjadi berantakan karena Olivia mengubah rambut depan Oliver menjadi belah tengah. "Duh, persis kayak Oliver waktu kecil dulu!"
"Gak lucu, Oliv," lelaki itu meniup rambutnya. Ialu tangannya merangkul pundak Olivia.
"Ayo." Oliver mengajaknya untuk pergi.
"Mau kemana?"
"Oh, Oliv mau disini? Ya udah Oli duluan, dadah," Oliver melepas tangannya dari pundak Olivia, dan meninggalkannya.
"Oh ya lupa, tungguin!"
Oliver diam di tempatnya. Olivia menghampirinya, dan memegang tangannya. "Ayo!"
Walaupun sederhana, namun itu cukup untuk membuat hati Oliver menghangat, dan ia tersenyum kembali sambil memegang tangan Olivia dengan erat.
°°°
"Liv, maafin gue dong,"
Olivia menengok ke sampingnya, dan melihat Rafa yang sedang menatapnya dengan tatapan memohon.
"Jangan kacang dong, Liv."
"Iya-iya udah gue maafin, jangan diulangin lagi, gue gak suka," Olivia lelah dengan permintaan Rafa, jadi ia memaafkan lelaki itu. Lagian tidak baik juga bukan kalo kita tidak memaafkan seseorang?
"Nah gitu dong!" Rafa tersenyum lalu memberi tahu Rina dibelakangnya.
Rina memajukan tempat duduknya. "Beneran Liv?"
Ah, ia merindukan Rina.
"Iya, Rinala."
"Nanti ke kantin bareng yuk?" ajak Rafa.
"Lo aja sama Rina yang ke kantin, Raf. Gue mau ke perpus," tolak Olivia halus.
"Olivia as always,"
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Badboy Meets The Fangirl
Teen Fiction[BOOK 1 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] -SUDAH DITERBITKAN- BEBERAPA CHAPTER SUDAH DIHAPUS. Highest Ranking : #7 Fiksi Remaja, 16 November 2016 Ini hanyalah berkisah tentang Oliver seorang badboy di SMA Cendrawasih yang kepergok oleh seorang...