Part 29 : Girls Talk Boys

105K 8.7K 2K
                                    

Perempuan berkuncir kuda itu, berlari kearah Oliver yang sedang berjalan di koridor, lalu menepuk pundak laki-laki itu tanpa ragu.

Kemarin, saat ia berdua sedang di kantin, Rina dan Rafa menghampiri meja mereka, dan menganggu dua orang yang sedang jatuh cinta itu.

Oh ya, sebelumnya Rafa telah meminta maaf kepada Oliver, karena sikapnya kemarin. Dan tentu saja, Oliver memaafkannya. Bahkan, mereka berteman sekarang. Sulit dibayangkan.

Teman-teman Oliver pun, menyusul Rafa dan Rina untuk bergabung dengan mereka. Alhasil, Oliver dan Olivia diledeki oleh mereka berlima. Padahal, niat Oliver hanya ingin berduaan dengan Olivia, namun semua itu diganggu oleh teman-temannya. Miris sekali.

Oliver berbalik saat ia merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang, dan sang penepuk pundak itu langsung memeluknya dengan erat.

Seketika Oliver melongo atas perbuatan Olivia. "Anjir Oliver! Oliv seneng banget! Oli dapet nilai bagus di ulangan Fisika! Finally! Oliv dapet nilai tambahan!"

"Ini gak dilepas pelukannya?" tanya Oliver yang membuat Olivia sadar akan perlakuannya. Ia melepasnya dengan cepat, dan menggigit bibirnya tanda bahwa ia sedang gugup. "Maaf."

Oliver hanya tersenyum geli, lalu mengambil kertas ulangannya. Bisa dilihat, Bu Dian memberikannya nilai 90 dengan catatan dibawahnya.

Good job, Oliver!

Batinnya pun mulai bertanya-tanya, sebenarnya Bu Dian ini guru bahasa inggris atau fisika sih? Tapi tidak apa-apalah, yang penting nilainya diatas KKM.

Oliver melipat kertas ulangannya itu, dan berjalan seiringan dengan Olivia. "Oliv dapet kertas ini darimana?"

Olivia menjawabnya dengan enteng. "Bu Dian. Dia manggil Oliv ke ruangannya, terus Oliv dikasih kertas itu deh, dan kertas itu isinya ulangan Oliver. Oh ya, Oli kenapa masih di koridor? ini kan udah masuk jam pelajaran,"

Memang benar apa yang dikatakan Olivia, koridor tampak sepi karena ini sudah masuk jam pelajaran, dan anak-anak lainnya sudah masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, sedangkan Oliver masih saja berjalan santai di koridor, persis seperti seorang jones.

"Dipanggil BK."

"Hah? BK? Oli ngegangguin anak orang lagi?" tanya Olivia yang tidak sabar untuk mendengar jawaban Oliver.

"Enggak, Oliv sayang. Oli kebanyakan absen, jadi dipanggil BK buat konsultasi," jelas Oliver dengan lembut.

Ia sengaja sekali melangkahkan kakinya dengan perlahan di koridor, karena hanya ingin mengobrol berdua dengan Olivia. Lagian, kelas mereka dari koridor pun cukup jauh, sehingga Oliver pun bersyukur kepada pembuat arsitektur bangunan ini, karena berkatnya, ia dan Olivia bisa mengobrol berdua, tanpa diganggu oleh orang lain.

"Kalo gitu, Oli jangan absen lagi, soalnya kan, di sekolah udah ada Oliv,"

Oliver mengangkat alisnya sambil mencibir.

"Ah ya, Oliv lupa. Oli mau ikut nganterin Bang Milo gak ke bandara, sehabis pulang sekolah? Soalnya dia mau balik ke asramanya yang di Oxford," jelas Olivia menengok ke samping, untuk melihat raut wajah Oliver.

Lelaki itu tersenyum, dan mengangguk mengiyakan ajakan Olivia. Sesampainya mereka di depan kelas Olivia, Oliver mengacak rambut perempuan itu, lalu menyuruhnya masuk. "Oh ya, pulang sekolah, Oli tunggu di parkiran."

Perempuan itu mengangguk.

Setelah Olivia masuk, dan menutup pintu kelasnya, Oliver berjalan memasuki kelasnya sambil tersenyum riang.

When The Badboy Meets The FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang