Part 17 : Alive

106K 8.8K 483
                                    

Jam enam pagi, Oliver telah duduk di bangku sekolahnya sambil memainkan ponsel yang ber-casing merek sepatu itu.

Bahkan, Pak Udin yang merupakan satpam penjaga gerbang pun terheran-heran saat Oliver membangunkannya dan menyuruhnya untuk membuka gerbang, bahwa ini sudah pagi.

Anak-anak pun belum banyak yang datang. Mungkin hanya lima sampai sepuluh siswa saja yang sudah sampai di sekolah.

Dan, Oliver adalah orang pertama yang masuk ke kelasnya. Sungguh suatu keajaiban dunia.

Ia membuka aplikasi youtube lalu mengetik sebuah kata kunci disana. Tenang. Oliver bukan membuka yang aneh-aneh kok, ia tidak suka dengan hal-hal yang berbau semacam itu.

Ia hanya mencari sebuah tutorial untuk membuat cupcake.

Ya Tuhan.

Ingin menangis.

Namun, begitulah cara Oliver untuk menghilangkan kegabutannya, daripada bermain games? Apa faedahnya? Jari jadi capek karena menekan ini itu, lebih baik melihat tutorial-tutorial. Lebih bermanfaat menurutnya.

Rencananya, hari ini Oliver akan mengajak Olivia ke rumahnya untuk membuat cupcake, dan nantinya cupcake itu akan diberikan kepada anak-anak Panti Asuhan yang ditempati Dira. Masih ingat Dira kan? Anak panti, yang Oliver tolong saat Dira tersesat di jalan. Semoga saja kalian masih mengingatnya.

Oh ya, ia melakukan ini sekaligus untuk melancarkan tujuannya, tujuan utama Oliver yang sebenarnya adalah mendekati Olivia namun dengan cara tidak terlalu frontal. Dan hanya ini cara yang keluar dari otaknya, mengingat kemarin Alisha mengganggunya di kafe.

Oliver menatap layar kaca ponselnya dengan serius, sambil mengingat-ngingat apa saja bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat cupcake.

Jam terus berdetak, hingga akhirnya anak-anak mulai berdatangan dan memasuki kelas.

Saat Adrian masuk, dan duduk disebelahnya, Oliver cepat-cepat mengeluarkan aplikasi tersebut lalu langsung beralih ke aplikasi chatting.

"Tumben, lo yang dateng duluan. Kesambet apaan lo?" Adrian terkekeh, namun Oliver menghiraukannya dan lebih fokus ke layar ponselnya.

"Dasar, mentang-mentang punya doi, gue dicuekin kayak kambing congek," sindir Adrian saat matanya tak sengaja melirik Oliver yang membuka pesan dari Olivia.

Oliver baru melihat pesan Olivia, perempuan itu mengirimkan pesannya dua hari yang lalu, tepat saat laki-laki itu tidak membuka ponselnya karena ingin menghindari telepon dari Mamanya. Oliver hanya membaca pesan itu, tidak membalasnya, karena toh nanti juga ia akan bertemu dengan Olivia.

Dan disaat itu pula bel masuk berbunyi, dan guru yang mengajar dikelasnya pun masuk.

"Yan," bisik Oliver yang tengah menatap Bu Reka, guru Bahasa Indonesia nya.

Adrian menengok sebentar lalu mengangkat alisnya tanda bertanya.

"Di jam istirahat, kita ke kelas Fino,"

Dengan begitu, Adrian menganggukan kepalanya, dan memperhatikan Bu Reka yang sedang mengajar di depan.

°°°

Rina masuk hari ini, dan ia dengan terpaksa pindah dari tempat duduk kesayangannya. Olivia meminta maaf, karena hal ini, dan Rina hanya tersenyum lalu memindahkan tasnya ke kursi belakang.

When The Badboy Meets The FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang