"Bang," Ucap Olivia membuka suaranya, "Cerita dong, kenapa lo jadi pendiem gini sih?"
Milo yang memakan snack nya pun hanya terdiam. Malas untuk membuka suaranya. Di dalam batinnya Olivia memberengut kesal.
"ABANG, JANGAN BIKIN GUE PENASARAN IH." Teriaknya sambil mengambil snack yang dipegang oleh Milo lalu memakannya seperti orang rakus.
"IH SNACK GUE JANGAN DIMAKAN." Balas Milo dengan berteriak juga, lalu merebutnya kembali.
Seperti inilah mereka sebenarnya. Walaupun mereka sudah dewasa, tetapi kelakuannya masih seperti anak kecil. Kadang orang tua mereka geleng-geleng kepala saat melihat anaknya berlari-larian dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
"Makanya cerita."
Milo menghela napas sejenak. "Gue suka sama temen cewek gue, terus cewek yang gue suka ini, gak suka sama gue. dia malah suka sama cowok lain."
Olivia mengerenyitkan dahinya, tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Milo karena ia berbicara dengan cepat. "Lo ngomong apa sih, Bang? Gue gak ngerti."
Milo memutar bola matanya sambil membenarkan duduk nya menjadi menyilang. "Intinya gue kena friendzone."
"Yaelah gitu doang? Lo masih mending, Bang. Lah gue? Lebih parah. Gue kena yang namanya fanzone. Dimana idola yang gue suka, gak kenal sama gue, bahkan, dia gak tau gue ada di dunia ini apa enggak." Ucap Olivia sambil memandang lurus ke depan melihat tanaman hias bundanya.
Olivia melanjutkan ucapannya kembali. "Asal lo tau, fanzone lebih menyakitkan daripada friendzone."
"Halah, lebay lo kunyuk. Kayak lo gak pernah ngerasain aja gimana rasanya jadi friendzone." Balas Milo sambil memakan snack nya kembali.
Disaat Olivia hendak membalas ucapan Milo, ponselnya bergetar. Segera ia mengambilnya dan melihat ada sebuah notifikasi dari Oliver. Entah mengapa Olivia menahan napasnya sejenak saat melihat isi pesannya tersebut.
Oliver : bsk, di jj bcks. plng sklh, jan tlt.
Selalu seperti ini. Mengetik dengan huruf yang disingkat-singkat. Mata Olivia pun sakit dibuatnya. Untung saja ia mengerti apa yang diketik Oliver. Ia akan mengajar Oliver di J'J Bucks besok. J'J Bucks adalah tempat anak-anak SMA Cendrawasih nongkrong, karena jarak dari sekolah ke tempat itu cukup dekat. Oh ya, Olivia memiliki jadwal tersendiri untuk mengajar Oliver. Ia akan mengajar anak itu di hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sesuai kesepakatan mereka.
Milo melihat layar ponsel Olivia sedari tadi. Sambil tersenyum menggoda, ia membuka suaranya. "Cieee gebetan lo yak? Namanya sama kayak lo lagi. Olivia adikku sayang, udah gede,"
"Bacot lo, Bang. Ini temen gue, namanya Oliver. Gue jadi tutor dia di pelajaran fisika."
Olivia sangat terbuka sekali dengan kakaknya. Bahkan, Milo lah yang menjadi tempat dimana Olivia berkeluh kesah dengan masalah yang dihadapinya. Dan dengan senang hati, Milo mendengarkan cerita adiknya, walaupun hanya ber-skype-an, mengingat jarak mereka cukup jauh. Dan, begitu pun sebaliknya, apabila Milo sedang tertimpa masalah. Hubungan mereka bagaikan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan.
"Coba ceritain, Oliver kayak gimana orangnya?" Tanya Milo sambil meraup isi snacknya namun ternyata sudah habis. Ia menghela napas sambil menatap snack nya itu.
"Gue baru ketemu dia seminggu yang lalu, jadi gue gak terlalu kenal. Tapi menurut temen-temen gue, dia itu pendiam, suka ngebully orang, ya tipikal anak nakal disekolah gitu deh,"
"Gue doain kalian berdua jodoh, bye." Milo berdiri dari duduknya lalu segera pergi dari hadapan Olivia yang masih membelalakan matanya.
"APASIH LO BANG,"
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Badboy Meets The Fangirl
Teen Fiction[BOOK 1 OF WHEN THE BADBOY MEETS THE FANGIRL] -SUDAH DITERBITKAN- BEBERAPA CHAPTER SUDAH DIHAPUS. Highest Ranking : #7 Fiksi Remaja, 16 November 2016 Ini hanyalah berkisah tentang Oliver seorang badboy di SMA Cendrawasih yang kepergok oleh seorang...