#20

852 34 0
                                    

Awan tak percaya dengan penglihatannya.

Mobil itu mengarah ke hotel. Saat sudah mencapai tempat parkir, dua orang keluar dari mobil. Salah seorangnya adalah pria tambun berusia sekitar hampir lima puluh tahun dan wanita cantik berpakaian minim.

Alin...

Tiba-tiba ia teringat chat dari Bima. Saat itu, ia tak langsung menjawab. Ia sudah jatuh terlelap.

Bima: Oi udah tidur ya? Padahal gue mau cerita tentang Sarah.
Bima: Ya udahlah ya gue bacot aja HAHA. Bales kalau bangun.
Bima: Sarah ternyata cewe ga bener. Malem-malem mepet sama om-om mulu! Terus dia naik mobil, entah ke mana. Pakaiannya itu, lo, Wan, bikin ngeri!
Bima: Makanya gue nanya ke lo, itu Sarah bukan ya. Kalau iya, gue bersyukur karena dia udah taubat. Tapi ternyata bukan.
Bima: Sukses sama Alin, Bro.

Awan: Aamiin!

Awan menyandarkan badannya ke jok. Jika dipikir-pikir, ia tak benar-benar mengetahui Alin selain nomornya. Alin enggan berbagi media sosial dengannya. Katanya, ia ingin media sosialnya bersih dari pria.

Bagaimana jika alasannya adalah karena Alin membohonginya?

Awan juga tak tahu nama asli Alin. Bisa saja ia juga membohongi identitasnya.

Suara radio mengalun pelan di mobilnya. Rupanya, lagu Bunga Citra Lestari mengalun di sana.

Kuingin marah melampiaskan

Tapi ku hanyalah sendiri di sini

Kuingin tunjukkan pada siapa saja yang ada

Bahwa hatiku kecewa

(BCL - Kecewa)

Hening. Awan berusaha keras mengendalikan diri. Akhirnya, ia memutar mobil. Ia memutuskan untuk pulang.

***

Jingga membawa kotak kecil dari rumahnya. Dulunya, kotak itu berisi barang-barang kantornya. Ia membawa karena esok adalah hari terakhirnya bekerja. Ia sudah diterima di Surabaya. Bukan pekerjaan impiannya, tapi ia senang bisa menjauh dari Bandung.

Akhirnya! Pergi lagi!

Ketika Jingga berjalan menuju mejanya, ia melihat Awan. Awan kusut total. Rambutnya berantakan, kantung matanya tebal, dan ia salah memasang kancing kemejanya.

"Kang, mau Jingga bikinin kopi?"

Awan menatap Jingga. Ia mengangguk pelan dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Saran saya stop dulu, Kang. Kancing baju Akang salah, tuh."

Jingga melihat Awan tak bergeming. Akhirnya, ia berjalan menuju pantry.

Jingga | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang