Jingga sangat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Sudah tiga jam ia mondar-mandir di sekitar proyek. Perilaku Jingga membuat teman-temannya takut. Pasalnya...
"Ga! Liat deh, ada kerang gede!" kata Erza. "Gendut, ya, kaya kamu."
Erza hanya bercanda. Jingga sama sekali tidak gendut. Masalahnya, wanita itu menatap tajam Erza selama dua puluh detik tepat. Setelahnya, ia melanjutkan pekerjaannya.
Awan disikut oleh Tata dan Erza. Mereka mengira Awan telah berbuat salah pada Jingga. Ketika ditanya, Awan mengangkat bahu.
Apa Jingga lagi PMS? Tapi orang PMS ga hiperaktif. Biasanya, mereka kesakitan dan mojok di kamarnya.
Ia mampir ke toko di depan proyek. Ia memesan jus tomat. Seingatnya, Jingga menyenangi tomat. Ia berjalan lambat-lambat ke Jingga.
"Mau?" ujar Awan.
Jingga menerimanya dengan canggung. Ia menghabiskan jusnya dalam sekali teguk.
Ini anak kenapa sih?! Tumben-tumbenan ngadat kaya gini.
"Ga, kamu ga apa-apa kan?" tanya Awan.
"Keliatannya gimana, Kang?"
Awan mendesah dan menjawab, "Saya cowok, Ga. Saya ga peka. Jangan main kode-kodean sama saya. Kalau ada masalah, ngomong aja. Saya bakal usaha buat ngebantuin kamu, kok."
Jingga menunduk.
"Percuma, Kang. Akang ga akan bisa bantuin Jingga. Mas Erza sama Mbak Tata juga ga akan bisa."
Perasaan Awan tidak enak. Pikirnya, masalah Jingga tidak mudah diselesaikan
"Ga ada masalah yang ga bisa diselesaiin. Makanya mending kamu cerita dul--"
"Masalah keluarga."
Awan tersentak dan merasa malu. Pantas saja Jingga bottled it up. Ia takkan bisa membantu Jingga menyelesaikan masalahnya.
"Maaf, lo, Ga, saya kira kamu lagi PMS."
***
Jingga menatap Awan dengan pandangan tak enak. Semua pria sama saja. Jika wanita marah, ia akan dianggap sedang PMS. Pasti ia takkan dianggap serius.
Memangnya masalah keluarga tak bisa dianggap serius? Memangnya, selain masalah jodoh, wanita tak memiliki masalah lain?
Dengan nada bosan, akhirnya Jingga menjawab, "Ga apa-apa, Kang. Lain kali, jangan asal judge ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga | ✓
RomansaSemburat jingga. Awan yang berarak. Petang menjadi semarak ketika keduanya bertemu. Sore menjadi megah, senja menjadi indah. Ini adalah kisah Jingga dan Awan yang berjalan beriringan dengan segala kekurangan untuk membuat sore tak terlupakan. Me...