Prolog

5.5K 157 6
                                    

~Andai saja... Aku masih punya
~Kesempatan Kedua....
~Pasti akan...Kuhapuskan lukamu
~Menjagamu....
~Memberimu.....
~Segenap cinta.....

Jakarta, Maret 2016

Wanita itu nampak mematut dirinya sekali lagi di cermin yang ada di kamarnya. Rok pensil selutut berwarna hitam dipadu blouse berwarna maroon dan syal bermotif abstrak menghias di kerah blouse-nya mempermanis penampilannya pagi ini. Dengan rambut kuncir kuda dan tak lupa stiletto berwarna senada dengan rok yang dikenankannya, ia pun telah siap menuju kekantor sang ayah memulai hari pertamanya bekerja di sana. Tak lupa ia pun menenteng burberry bag kesayangannya bersama dengan sebuah map besar yang ia rangkul di lengan kanannya.

"Jo, sarapan dulu sayang," teriak sang ibu dari arah meja makan.

"Nanti saja, bu. Aku akan sarapan dikantor. I was too late! Bahkan ayah sudah berangkat lebih dulu," sahutnya kemudian berlari keluar dan langsung mengendarai Lamborghini Reventon miliknya.

Jodha POV

Aruna Himeka Jodha. Nama yang indah yang diberikan ibu kepadaku. Kata ibu, arti dari namaku itu adalah Wanita cantik berhati emas. Semoga doa ibu untukku itu bisa membuatku benar benar menjadi wanita berhati emas. Ayah dan ibu biasa memanggilku dengan panggilan Jodha atau hanya Jo. Usiaku 26 tahun dan statusku..... entahlah, aku masih ragu dengan statusku saat ini. Mengapa? Terlalu sakit untuk aku jelaskan. Dan sepertinya aku belum siap untuk menjelaskannya. Yang pasti, aku adalah Jodha dengan kehidupannya yang kedua. Kehidupan yang telah dimulai dengan membuka lembaran baru dan menutup lembaran lama dalam hidupku.

Pagi ini, aku mengendarai si "Reven" kesayanganku menuju kantor ayah pagi ini. Ini adalah hari pertamaku bekerja di perusahaan ayah setelah selama satu tahun aku tinggal di London melakukan berbagai macam kursus. Mulai dari kursus berbagai macam studi sampai kursus kepribadian. Semua kulakukan atas dukungan ayah dan ibu. Dan selama satu tahun ini pula aku mencoba melupakan masa laluku yang begitu menyakitkan dengan bantuan mereka.

Setelah mobilku memasuki area parkir Satya Group, petugas kemanan perusahaan segera menghampiriku dan membantu memarkirkan si "Reven" pada area khusus milik jajaran dewan direksi perusahaan. Seluruh karyawan yang berpapasan denganku nampak memberi hormat dan menyapaku. Sepertinya mereka semua telah mengenal siapa aku dan apa posisiku di perusahaan ini. Aku pun balas menyapa mereka dengan segala keramahan yang ku-punya. Aku bahkan berpikir bahwa posisiku dulu tidak lebih berarti dari mereka semua. Keberuntungan dan takdir hiduplah yang membuatku akhirnya ada di posisi ini. Bahagia? Mungkin iya, tapi tak sempurna.

Setelah memasuki lift khusus, aku pun langsung dibawa ke lantai delapan yang langsung terhubung dengan ruangan ruangan khusus di tempat tersebut. Di lantai delapan ini ada ruangan ayahku Bharmal Satya sebagai CEO dari Satya Group, ruanganku sebagai General Manager, dan beberapa ruangan lainnya seperti beberapa pimpinan dari masing masing divisi perusahaan ini. Dengan langkah pasti aku mengayunkan kaki menuju ruangan ayah. Semoga aku tidak terlambat pikirku. Setelah menyapa bu Sesil sekretaris senior yang telah puluhan tahun menjabat mendampingi ayah, akupun mengetuk pintu ruangan ayah dan terdengarlah ucapan "masuk" dari arah dalam ruangan. Setelah melihat kedatanganku, ayahpun menyunggingkan senyumnya kemudian bangkit dari posisinya, menghampiriku dan mengecup keningku.

"Welcome my lovely daughter," ucap ayah sambil mengecup keningku.

"Apa aku sudah bisa memulai pekerjaanku dan menempati ruanganku, ayah?" Tanyaku to the point karena aku begitu bersemangat hari ini.

"Tentu saja, sayang. Setelah perkenalanmu kemarin dengan seluruh karyawan dan para dewan direksi, kau sudah bisa memulai aktifitasmu hari ini. Dan, tugas pertamamu hari ini adalah menghadiri meeting dengan salah satu perusahaan yang menawarkan kerjasama dengan perusahaan kita," jelas ayah kepadaku.

SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang