Part 12

2.4K 103 7
                                    


"Permisi, bisakah saya masuk?" Ucap sebuah suara yang membuat wajah Jodha yang sedari tadi menunduk langsung mendongak dengan cepat.

"JALAL!!!"

"Iya, Jodha!!"

***********************

"Upsss!! Maafkan saya. Seharusnya saya memanggil anda dengan sebutan, nyonya Jodha," ralat Jalal dengan sikap yang penuh hormat.

Seketika Jodha bangkit dari kursi kerjanya dan menghampiri Jalal dengan tatapan yang sulit diartikan seolah ia sedang meyakinkan dirinya bahwa yang ada dihadapannya ini adalah seorang Kenzie Jalalluddin Nararya. Penampilan Jalal kali ini terlihat berbeda dengan rambut barunya yang ia pangkas dan setelan jas lengkap khas para pengawal pengawal pada umumnya. Sempat terperangah dengan penampilan Jalal yang semakin terlihat tampan, akhirnya pada detik berikutnya, Jodha kembali bisa menguasai dirinya dengan cepat.

"Kau??? Tunggu!! Kau tunggu diruanganku, aku akan segera kembali," ucap Jodha kemudian meninggalkan Jalal keluar ruangan dengan langkah yang cepat.

Sepeninggal Jodha dari ruangan itu, Jalal memilih menghempaskan pantatnya diatas sofa, bersandar dan kembali melayangkan pikirannya pada pembicaraannya dengan Adam kemarin yang menawarinya menjadi seorang bodyguard.

Flashback on

"Bagaimana Jalal? Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?" Tanya Adam yang baru saja pulang dari tugasnya mengawal tuan Humayun.

"Belum, Adam. Sepertinya papaku benar benar membuktikan ucapannya. semua lowongan pekerjaan yang aku datangi, langsung menolak begitu melihat bahwa akulah orang yang melamar pada perushaan perusahaan itu," keluh Jalal menghela nafas panjang.

"Sebenarnya, aku ada tawaran bagus untukmu. Tapi, aku tak enak bila harus membuatmu bekerja dengan profesi yang tidak sesuai dengan basic gelar mastermu, Jalal," sahut Adam namun hal itu malah membuat Jalal tertarik mendengarnya.

"Memangnya tawaran apa itu, Adam?" Tanya Jalal penasaran.

"Kebetulan agency pengawal pribadi milik papaku membutuhkan pengganti pengawal yang tiba tiba mengajukan resign karena harus pulang ke kampungnya menjenguk orang tuanya yang sedang sakit. Padahal, orang tersebut sudah harus mengawal seorang putri konglomerat mulai besok. Papa benar benar dibuat pusing karena deadline ini. Sampai sekarang kami belum mendapatkan penggantinya," jelas Adam kembali membuat nafas Jalal menghela panjang.

"Pengawal? Bodyguard maksudmu? Bukannya aku tidak mau, Adam. Kalau tugasku mengawal seorang pengusaha pria seperti kau mengawalku dulu, atau mengawal papaku, aku sih setuju saja. Tapi untuk mengawal seorang anak konglomerat? Aku tidak tertarik. Pasti anak konglomerat itu sangat manja, cerewet dan banyak maunya. Apalagi kalau dia seorang wanita," ucap Jalal menyampaikan keberatannya.

"Tapi anak konglomerat yang ini berbeda, Jalal. Kau pasti takkan menolak saat kau tahu siapa yang akan kau kawal," sahut Adam dengan senyum misteriusnya.

"Memangnya siapa, Adam? Jangan katakan kalau dia itu Agni. Karena kau pasti sudah tahu jawabannya kan?" Ucap Jalal menduga duga.

"Itu namanya bunuh diri kalau aku menawarkanmu mengawal nona Agni. Dia bukan nona Agni! Tapi nyonya Aruna Himeka Jodha!" Ucap Adam membuat mata Jalal langsung melotot kearahnya.

"Apa??? Jo...Jodha? Benarkah itu Adam?" Tanya Jalal mencoba meyakinkan.

"Iya, Jalal. Dia adalah Jodha. Putri dari tuan Bharmal Satya. Tapi kalau kau tidak mau, ya....tidak masalah. Tidak usah memaksakan diri," ucap Adam.

"Ti..tidak Adam!! Baik!! Baiklah, aku terima tawaranmu itu," sahut Jalal dengan cepat. Ia pikir ini adalah kesempatannya membuktikan pada Jodha bahwa ia menerima tantangan Jodha dengan melepas nama besar Nararya demi mendapatkan kesempatan kedua dari Jodha.

SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang