"Ju....Ju..Nio.....,"
"Jalal!!!!" sontak Jodha mendongakkan wajahnya dan terperangah tidak percaya dengan pemandangan yang terlihat di hadapannya.
Jalal dapat membuka matanya bahkan kini ia menatap kearah Jodha dengan tatapan penuh kerinduan. Dengan cepat Jodhapun menyeka airmatanya dan dengan segera menekan bel emergency yang tak lama kemudian datanglah beberapa anggota tim medis dan beberapa tim dokter yang selama hampir empat tahun ini menangani kondisi Jalal. Sempat mundur beberapa langkah, Jodhapun berikeras untuk tetap menunggu sementara tim dokter masih memeriksa kondisi Jalal yang sangat diluar perkiraan mereka.
"Terima kasih, Tuhan. Terima kasih," gumam Jodha berulang ulang sambil matanya terus menatap kearah Jalal yang kini sedang diperiksa oleh tim dokter.
"Ini sebuah keajaiban, nyonya. Kondisi tuan Jalal kami nyatakan dalam keadaan stabil. Tuan Jalal sudah kembali kepada kesadarannya secara penuh. Sepertinya beliau telah kembali menemukan alasan untuk kembali kedalam alam sadarnya," ucap salah seorang dokter menghampiri Jodha yang masih berdiri mematung dengan perasaaan yang campur aduk.
"Terima kasih, dokter. Apa saya bisa berbicara dengannya sekarang?" Tanya Jodha tidak sabar.
"Tentu saja. Tapi saya sarankan, sebaiknya anda menceritakan semua yang ia alami secara satu persatu dan perlahan lahan agar ia tidak terlalu berpikir keras terlebih dahulu. Empat tahun bukan waktu yang sebentar untuk seseorang mengalami kondisi koma. Jadi kemungkinan besar, ia hanya akan mengingat semua kejadian yang ia alami empat tahun yang lalu," jelas sang dokter.
"Baik dok, saya mengerti," ucap Jodha dengan mantap.
************************
"Jalal," panggil Jodha lirih. Seketika Jalal pun balas menatap kearahnya. Jalal masih nampak seperti orang yang kebingungan. Berkali kali ia mengedarkan pandangan keseluruh ruangan kemudian kembali menatap kearah Jodha.
"Jodha....kau.....,"
"Kumohon jangan banyak berbicara dulu. Kau harus banyak beristirahat karena kau baru saja sadar setelah hampir empat tahun lamanya tertidur dalam kondisi koma," ucap Jodha sangat berhati hati memberikan informasi kepada Jalal.
"Ap....apa? em.. empat tahun? Koma?" Jalal mengerutkan dahinya menandakan bahawa ia benar benar tak percaya bahwa ia bisa tertidur selama itu.
"Dihari dimana kau akan mengurus perceraian kita, kau jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. Benturan akibat kecelakaan yang terjadi sewaktu aku pergi meninggalkanmu dulu ternyata meninggalkan efek besar yang mengakibatkan pendarahan yang terjadi pada otakmu. Setelah mereka mengoperasimu waktu itu, kau tak sadarkan diri hingga sampai hari ini," jelas Jodha membuat Jalal hanya bisa menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangannya karena terkejut.
"Aku...aku masih ingat hari itu. Tiba tiba saja aku merasa pusing dan semuanya menjadi gelap. Dan setelahnya, aku merasa seperti tersesat dalam ruang yang gelap tanpa bisa menjangkau secercah sinar diujung ruangan yang bisa aku lihat namun tak bisa aku jangkau. Hingga pada suatu waktu..............................," Kalimat Jalal menggantung saat mengingat peristiwa bertemunya ia dengan sesosok anak laki laki yang begitu cerewet dan sangat pemaksa.
"Hingga pada suatu waktu apa, Jalal?" Tanya Jodha sambil menggenggam tangan Jalal.
"Ju...ju...nio,"
"Junio?? Apa?? Kau tahu Junio?" Spontan Jodha memekik tanpa sadar. Ia terkejut saat Jalal kembali menyebut nama Junio untuk kedua kalinya sedangkan Jalal sendiri belum mengetahui kalau mereka telah memiliki anak laki laki berusia tiga tahun.
"Kau mengenalnya, Jo? Kau mengenal Junio? Junio itu anak laki laki yang tiba tiba datang kedalam ruang gelap tempatku berada, ia datang dan langsung marah marah kepadaku. Setelah itu ia menarikku paksa dan membawaku kearah cahaya terang yang berada disudut ruang gelap itu dan tiba tiba saja aku berada disini, diruangan ini, bersamamu dan dalam kondisi sakit seperti ini," jelas Jalal kini malah berganti membuat Jodha terkejut dan langsung menutup mulutnya yang menganga tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE
FanfictionKesempatan kedua yang diharapkan seorang Kenzie Jalluddin Narayra untuk memperbaiki hubungannya dengan Aruna Himeka Jodha, harus melalui berbagai macam rintangan yang menghadang. Mampukah cinta mereka mengatasi semua rintangan itu? Apakah kesalahan...