Jalal masih mondar mandir didepan ruang pemeriksaan dengan wajah yang nampak begitu cemas. Berulang kali ia menengok kearah pintu untuk menunggu dokter yang memeriksa Jodha segera keluar dan memberikannya penjelasan pasti akan kondisi Jodha. Sementara tepat di pojok ruangan, Rukaiya tengah sibuk menenangkan Junio yang masih saja menangis sesenggukan karena khawatir melihat Jodha yang tiba tiba jatuh pingsan didepan matanya.
"Aunty.... Apa mommy akan baik baik saja? Dia tidak akan mati kan? Dia tidak akan tidul sepelti daddy dulu kan?" cecar Junio sambil masih sesenggukan.
"Junio sayang, kau jangan khawatir ya. Mommy pasti akan baik baik saja. Mommy pasti hanya kelelahan setelah menemani aunty tadi. Mommy hanya perlu beristirahat," jawab Rukaiya mencoba menenangkan Junio.
"Mungkin mommy lelah kalena tadi Junio bandel. Junio janji, setelah ini Junio gak akan tanya tanya adik pelempuan lagi. Junio akan sabal menunggu sampai adiknya datang sendili asal mommy cepat bangun," ucap Junio yang masih sangat polos ini nampak begitu menyesali perbuatannya.
"Sudah ya, sayang. Jangan menangis lagi. Sebentar lagi pasti pak dokter akan keluar bersama mommy," ucap Rukaiya terus menghibur Junio.
"Anda suami nyonya Jodha?" tiba tiba seseorang dengan seragam khas seorang dokter, menyeruak keluar dari balik pintu ruang pemeriksaan.
"Iya dok, saya suaminya," jawab Jalal langsung menghampiri sang dokter.
"Nyonya Jodha sudah siuman sekarang. Kondisinya tidak begitu mengkhawatirkan dan saya rasa, nyonya Jodha sudah bisa langsung pulang kerumah. Ia hanya butuh istirahat karena sekarang nyonya Jodha sedang dalam kondisi hamil muda. Saya ucapkan selamat, tuan," jelas sang dokter membuat jantung Jalal serasa ingin melompat mendengar berita tersebut.
"Jadi, istri saya sedang hamil, dok?" Tanya Jalal mencoba meyakinkan perkataan sang dokter.
"Benar tuan, dan saya sarankan agar nyonya Jodha lebih banyak beristirahat di trisemester pertama kehamilannya ini," ucap sang dokter kemudian berbalik kembali masuk kedalam ruangan diikuti oleh Jalal yang mengekor dibelakangnya.
"Aunty, hamil itu apa sih?" Tanya Junio berbisik pada Rukaiya. Mereka kini juga ikut bangkit dan hendak masuk kedalam ruang pemeriksaaan.
"Hmmh..... hamil itu artinya didalam perut mommy sedang ada seorang bayi yang nantinya akan jadi adiknya Junio," jawab Rukaiya.
"Adik? Adik pelempuan begitu? Tapi, kasihan mommy dong! Memangnya pelut mommy muat kalau adiknya ada disitu?" Tanya Junio lagi membuat Rukaiya harus memutar otak untuk menjelaskan hal tersbeut kepada Junio.
"Begini, Junio sayang. Adiknya Junio sementara ini akan berada didalam perut mommy selama sembilan bulan lamanya. Setelah itu baru ia akan keluar dan bisa diajak bermain seperti adiknya si gembul. Dan nanti, perut mommy akan terlihat membesar menandakan kalau adik Junio tumbuh sehat didalam sana," jelas Rukaiya yang dijawab Junio dengan mengangguk anggukan kepalanya.
"Oh begitu. Belalti mommy gak akan kesakitan kan?"
"Tidak sayang," jawab Rukaiya.
"Kalau begitu, selama mommy menyimpan adikku didalam sana, aku akan selalu menjaga mommy setiap saat," jawab Junio dengan wajah sumringah.
"Itu baru namanya superhero," sahut Rukaiya menyemangati Junio.
*******************************
"Sayang, bagaimana keadaanmu? Apa kau masih pusing atau.........................,"
"Aku tidak apa apa, Jalal. Aku hanya merasa sedikit mual. Dan dokter bilang bahwa aku..............,"
"Iya sayang. Kau sedang mengandung sekarang. Akhirnya keinginan Junio bisa segera terwujud. Dia pasti akan sangat senang sekali," sahut Jalal mengecup kening Jodha berkali kali menandakan bahwa ia sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE
FanfictionKesempatan kedua yang diharapkan seorang Kenzie Jalluddin Narayra untuk memperbaiki hubungannya dengan Aruna Himeka Jodha, harus melalui berbagai macam rintangan yang menghadang. Mampukah cinta mereka mengatasi semua rintangan itu? Apakah kesalahan...