Bharmal dan Meena tak henti hentinya meneteskan airmata mereka. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerja Bharmal yang berada di villa miliknya. Bu Mila nampak heran melihat kedua orang tersebut seakan menyiratkan sesuatu yang tak biasa.
"Kak, kumohon jelaskan kepadaku. Ada apa ini sebenarnya? Apa kakak mengenal bu Meena?" Tanya bu Mila sambil mengambil posisi duduk disebelah Meena.
"Kami bukan hanya saling mengenal, Mila. Dia adalah Meenawati, kakak iparmu. Istriku yang mereka bilang telah meninggal saat kecelakaan itu," jawab Bharmal dengan suara bergetar.
"Apa? Jadi dia.....,"
"Meninggal? Bukankah orangtuamu yang mengatakan bahwa kau yang meninggal saat dirawat dalam kondisi koma di London?" sahut Meena penuh keheranan. Bharmal mendengus kesal. Akhirnya ia tahu bahwa orangtuanya lah yang merencanakan ini semua.
"Aku memang koma, Meena. Tapi mereka membawaku ke London dan merawatku hingga aku siuman. Begitu aku sadar, mereka mengatakan bahwa kau telah meninggal dunia. Bahkan mereka sempat mengajakku ke makam yang kata mereka adalah tempat peristirahatan terakhirmu. Aku bahkan selalu mengunjungi makam itu setiap aku berkunjung ke Indonesia hanya untuk sekedar menabur bunga dan berdoa untukmu," jelas Bharmal semakin membuat Meena terperangah dan lagi lagi airmata semakin deras membasahi wajahnya.
"Tapi mereka bilang padaku, kalau aku ingin melihatmu sembuh, aku harus membiarkanmu dirawat di London. Aku dilarang ikut waktu itu karena setelah kita mengalami kecelakaan, dokter menyatakan bahwa aku sedang dalam keadaan hamil dan kondisi kandunganku sangat rentan waktu itu. Akhirnya aku biarkan orangtuamu membawamu pergi ke London. Namun dua bulan kemudian mereka mengatakan bahwa nyawamu tidak dapat tertolong dan mereka memutuskan menguburkanmu di London, tempat kelahiranmu. Aku memaksa ingin pergi menemuimu tapi apalah dayaku, aku hanyalah orang miskin yang tidak mampu pergi ke negara itu karena aku tak punya cukup uang. Belum lagi setelah itu, akses untuk bertemu dengan orangtuamu pun menjadi terbatas bahkan aku sama sekali tidak bisa menemui mereka. Mereka seolah hilang ditelan bumi. Selang berapa bulan kemudian, mereka kembali dan tiba tiba mengusirku dari rumah dengan tidak berperikemanusiaan. Aku hidup terlunta lunta beberapa lama dalam keadaan mengandung anakmu, Bharmal!" jelas Meena membuat Bharmal seketika meraih tubuh Meena dan memeluknya dengan erat.
"Meena, maafkan aku, sayang. Aku tidak tahu semua penderitaan yang kau alami saat itu. Bahkan aku pun ikut terpuruk ketika mendengar mereka mengatakan bahwa nyawamu tidak dapat tertolong. Waktu itu aku sempat menyesal mengapa aku kembali tersadar. Mengapa aku tidak menyusulmu pergi saat itu juga. Orangtuaku benar benar jahat pada kita, sayang. Mereka seolah olah merestui hubungan kita. Tapi insiden kecelakaan itu rupanya mereka jadikan kesempatan untuk memisahkan kita," lanjut Bharmal sementara Meena masih saja menangis sesenggukan tak menyangka bahwa setelah 25tahun lamanya akhirnya keyakinannya akan sang suami yang masih hidup itu bisa terwujud juga.
"Lalu, dimana kau selama 25tahun ini?" Tanya Meena setelah melonggarkan pelukan mereka.
"Aku menetap di London. Semua urusan perusahaan di Indonesia aku serahkan kepada sahabatku yang juga adalah orang kepercayaanku. Aku tak sanggup menetap disini karena kenangan akan dirimu selalu saja membuatku tak mampu menjalani hari hariku di negeri ini. Meena, kau bilang tadi saat kau kecelakaan, kau dinyatakan sedang mengandung? Lalu, dimana anakku? Pasti ia sudah besar sekarang. Lalu, setelah kau pikir aku telah meninggal, apa kau kembali menikah lagi?" Tanya Bharmal masih menggenggam tangan Meena.
"Tidak, Bharmal. Bahkan sampai saat ini aku masih percaya bahwa kau belum pergi meninggalkanku. Dan ternyata keyakinanku itu menjadi nyata sekarang. Anak kita seorang perempuan. Ia sudah berusia 25 tahun dan baru saja menikah. Saat ini ia dan suaminya sedang pergi ke suatu tempat," jawab Meena membuat wajah Bharmal berubah berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE
FanficKesempatan kedua yang diharapkan seorang Kenzie Jalluddin Narayra untuk memperbaiki hubungannya dengan Aruna Himeka Jodha, harus melalui berbagai macam rintangan yang menghadang. Mampukah cinta mereka mengatasi semua rintangan itu? Apakah kesalahan...