Part 25

3.4K 89 3
                                    

Satu Jam Kemudian……………..

“Dad, Junio capek,” keluh Junio sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa.

“Junio pikir daddy gak capek apa? Yang kita berantakin cuma dapur, tapi mommy menyuruh kita malah membersihkan kamar mandi dan kamar kamu juga,” sahut Jalal juga ikut menyenderkan punggungnya disandaran sofa.

“Lupanya, belsih belsih itu sangat melelahkan ya, dad. Selama ini oma Maham dan oma oma yang lain pasti juga capek,” timpal Junio bangkit dan meneguk orange juice yang disediakan Jalal untuknya.

“Itulah, sayang. Makanya Junio gak boleh nakal sama oma Maham dan yang lainnya ya,” jawab Jalal memberi nasehat agar Junio tak bersikap nakal kepada para asisten rumah tangga mereka.

“Bagaimana pria pria tampanku? Apa tugas kalian sudah selesai?” Jodha datang dan menghampiri mereka.

“Sudah mom!” jawab Junio dan Jalal serempak.

“Good job!! Ngomong ngomong, mommy minta maaf ya. Pancake nya mommy habisin. Sambil menunggu kalian bersih bersih, menikmati pancake buatan pria pria tampan mommy ini, rupanya menyenangkan juga,” ucap Jodha sambil tersenyum menggoda kearah mereka.

“What? Mommy abisin? Huh!! Mommy lakus!” gumam Junio.

“Ha…..ha….ha…ha……,” seketika tawa Jalal meledak mendengar ucapan Junio.

“Junio……. Apa belum cukup hukuman yang tadi?” Tanya Jodha sambil memasang tampang garang.

“No mom!!! Enough!! Ini sudah malam, Junio mau cuci kaki, cuci tangan, sikat gigi, tlus bobo. Bye mommy, bye daddy,” dengan cepat Junio mengecup pipi Jodha dan Jalal kemudian berlari kelantai atas menuju kamarnya sebelum Jodha benar benar menghukumnya lagi.

“Kamu sadis banget sih sama kami,” celetuk Jalal setelah Junio masuk kekamarnya.

“Lagian, kamu juga yang mulai. Mau menyenangkan istri, tapi malah bikin pusing gara gara bikin dapur seperti kapal terbalik begitu,” gerutu Jodha sambil memasang tampang cemberut. Seketika Jalalpun menjadi gemas melihat tampang lucu istrinya itu.

“Sekarang, giliranku yang akan menghukummu,” sahut Jalal mulai mendekat kearah Jodha.

“Jalal, kkkk….kau mau ap… ap?” Tanya Jodha yang menangkap sinyal bahaya dari sorot mata Jalal.

“Aku akan memberimu hukuman. Hukuman yang indah yang akan membuatmu menyebut namaku berkali kali bersama erangan dan desahanmu,” jawab Jalal dengan lirih dan menggoda.

“Jalal…tapi… ahhhhhhhh….,” tanpa mendengar protes dari Jodha, Jalal pun langsung mengangkat tubuh Jodha dan menggendongnya menuju kamar mereka

*****************************

“Jalal, aku harus melihat Junio dulu,” ucap Jodha disela sela usahanya menahan gairah karena cumbuan Jalal disekujur tubuhnya.

“Aku yang akan melihatnya, kau tunggu disini dan bersiaplah untukku, sayang,” sahut Jalal mengangkat wajahnya yang terlihat memerah, dari lekukan leher Jodha dan bangkit hendak menengok Junio dikamarnya.

Setelah kepergian Jalal, entah mengapa tiba tiba saja Jodha ingin menggoda Jalal dengan mengganti gaun tidurnya dengan salah satu koleksi lingerie seksi yang ia miliki. Dengan cepat ia pun bangkit menuju ke lemari pakaiannya dan mengganti gaunnya dengan lingerie berwarna merah maroon, warna favoritnya. Sedikit ide liar pun muncul saat pandangannya tertuju pada balkon kamar Jalal yang nampak luas dan sedikit tertutup. Ia pun  menjentikkan jarinya ketika menemukan sebuah ide romantis yang akan digunakannya untuk menggoda Jalal malam ini. Seluruh lampu kamar dan balkon tersebut ia padamkan dan ia ganti dengan beberapa lilin kecil sebagai penerangan diatas balkon hingga menuju sebuah gazebo besar yang ada di balkon tersebut. Ia pun menyediakan beberapa snack seperti buah strawberry dan beberapa cokelat juga minuman ringan yang terdapat didalam mini kulkas yang tersedia dikamar Jalal. Sempurna! Kejutan kecil nan romantis telah ia persiapkan untuk Jalal malam ini. Ia pun dengan cepat naik keatas gazebo yang telah disulapnya menjadi sebuah tempat tidur dan menutup kelambu gazebo tersebut.

SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang