Jodha dan Gendis sama sama tertegun saat mereka menyadari bahwa nama pria yang mereka sebut adalah sama. Saling melempar tatapan bertanya tanya, pada akhirnya kedua pria tersebut menghampiri mereka berdua.
“Jodha, maaf aku harus menyusulmu. Ayahmu tadi ke ruanganmu dan ingin menemuimu. Oleh karena itu aku menyusulmu kemari,” ucap Jalal yang bisa dengan mudah menemukan keberadaan Jodha lewat perangkat GPS yang telah terpasang melalui ponsel dan mobil Jodha yang tersambung langsung lewat ponsel Jalal mengingat Jalal adalah pengawal pribadinya.
“Uhm, tidak apa apa Jalal. Aku hanya sedang bersantai disini,” jawab Jodha.
“Jalal, apa Mikha mencariku?” ucap Gendis kepada pria yang berdiri dihadapannya. Seketika dua orang pria yang merasa namanya dipanggil tersebut langsung menoleh kearah Gendis.
“Iya, Jo. Dia mencarimu. Dia ngambek padaku dan hanya mau menunggu diluar cafe. Maka dari itu aku menyusulmu kemari,” sahut salah seorang pria yang sepertinya bernama sama dengan Jalal.
“Kau tinggal ia sendirian didepan cafe? Astaga Jalal! Daddy macam apa kau ini. Maaf Aruna, sepertinya aku harus pergi. Putriku sedang mencariku,” ucap Gendis bangkit hendak bangkit berdiri.
“Gendis tunggu! Apakah ia……….,”
“Oh, aku sampai lupa. Perkenalkan, ia adalah tuan Kaesang Jalalluddin Radesh. Dan dia adalah…….yupz!! benar seperti dugaanmu. Dan apakah dia……,” kalimat Gendis menggantung namun sorot matanya mengarah kepada Jalal Nararya, bodyguard Jodha.
“Hmmh ya, dia adalah Kenzie Jalalluddin Nararya. And same like you! Dia adalah…….seperti yang kita bicarakan tadi,” sahut jodha.
“Oh my God, Na. selain nama belakang kita sama, rupanya nama suami kita pun sama. Kebetulan yang benar benar mengejutkan,” bisik Gendis ditelinga Jodha.
“Suami? Yakin mereka masih bisa kita sebut suami?” sahut Jodha balas berbisik ditelinga Gendis.
“I don’t know, Na….up to you dan up to me aja deh,” sahut Gendis dan merekapun kemudian tertawa bersama sama membuat duo Jalal dihadapan mereka hanya bisa tertegun keheranan.
Setelah saling meyapa sebentar, Gendis pun langsung pergi meninggalkan Jodha dan Jalal untuk segera menemui putrinya bersama Kaesang, suaminya.
“Memangnnya tadi kau bisik bisik apa sih sama temanmu itu?” Tanya Jalal saat mereka melangkah menuju area parkir.
“Bukan urusanmu! Tugasmu hanya mengawalku dan bukan untuk mengetahui topik obrolanku dengan teman temanku,” sahut Jodha ketus.
Jalal tak menyahut. Ia hanya mengehembuskan nafas dengan berat mencoba mengasah kesabarannya menghadapi Jodha yang sekarang sudah berubah menjadi wanita anggun, elegan namun sangat ketus dan pedas dalam berucap.
***********************
“Siang, ayah. Apa ayah mencariku tadi?” ucap Jodha masuk kedalam ruang kerja Bharmal.
“Oh,iya Jodha. Ada yang ingin ayah bicarkaan,” jawab Bharmal mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
“Kau bisa keluar sekarang," perintah Jodha pada Jalal. Jalalpun mengangguk dan melangkah keluar meninggalkan ruang kerja Bharmal.
“Sejak kapan seorang Aruna Himeka Jodha menjadi ketus dan judes seperti tadi, huh?” Tanya sang ayah melihat sikap Jodha pada Jalal.
“Sejak aku bertemu lagi dengannya, ayah. Pembunuh bayiku,” ucap Jodha dengan suara bergetar.
“Ayah setuju padamu, Jo. Tapi semakin jauh langkahmu membalaskan dendammu, sepertinya ayah malah semakin takut,” sahut sang ayah membuat kening Jodha berkerut mendengarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/71696156-288-k995029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE
ФанфикKesempatan kedua yang diharapkan seorang Kenzie Jalluddin Narayra untuk memperbaiki hubungannya dengan Aruna Himeka Jodha, harus melalui berbagai macam rintangan yang menghadang. Mampukah cinta mereka mengatasi semua rintangan itu? Apakah kesalahan...