Part 9

2.3K 112 5
                                    

Jalal masih terbuai dalam alam mimpinya saat tiba tiba saja ia merasakan pukulan keras sebuah benda mengenai kepalanya. Sontak ia pun terbangun dari tidurnya dan memekik merasakan nyeri di kepalanya.

"Auwwwww!!" Jalal beringsut dan duduk menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

"Dasar kau b*j*ng*n!! kurang *j*r!!! aku membencimu tuan Nararya!!! AKU MEMBENCIMU!!!!"teriak Jodha sambil melemparkan bantal dan guling kearah Jalal.

"Jodha!!! Berhenti Jo!! Apa yang kau lakukan???" sahut Jalal mencoba menangkis benda benda yang melayang kearah tubuhnya. Saat ini mereka berdua masih berada diatas tempat tidur dalam keadaan tubuh yang sama sama masih terbalut oleh selimut.

"Kau benar benar br*ngs*k Jalal! Bisa bisanya kau memanfaatkan keadaanku semalam dengan melakukan hal itu!" ucap Jodha dengan penuh emosi. Matanya menatap tajam kearah Jalal dengan perasaan sesak yang menghujam dadanya.

"Maafkan aku, sayang. Semalam kau mengalami hipotermia dan aku......,"

"Tapi kau tidak harus melakukan hal ini kepadaku. Kau...Aaaarggggh!!!!" Jodha semakin geram dan kini ia melemparkan sepatu Jalal yang tergeletak diatas lantai dekat tempat tidur kearah Jalal dan sukses mengenai kening Jalal.

"Jodha!! Aku minta maaf. Aku tidak bisa mengendalikan diriku semalam. Sekarang kalau kau ingin membunuhku, sekalian saja kau bunuh aku!!" teriak Jalal sambil memegang keningnya yang memar.

"Aku ingin pulang sekarang!!" sahut Jodha bangkit berdiri dan melilitkan selimut tersebut ke tubuhnya lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa menoleh kearah Jalal lagi.

"Astaga!!! Mengapa jadi runyam begini!!" Jalal frustasi dan mengacak acak rambutnya sendiri karena kesal.

Sementara di dalam kamar mandi.....................

JODHA POV

"Kau bodoh, Jo!!!!! Kau bodoh!!!!" aku mengumpat diriku sendiri berkali kali sambil menggosok tubuhku dengan kasar berusaha menghilangkan jejak jejak percintaan kami semalam.

Kubasahi seluruh tubuhku tak tersisa dibawah aliran shower kemudian menangis sekencang kencangnya. Aku merutuki kebodohanku mengapa bisa begitu mudah kembali masuk kedalam jerat cintanya padahal aku sudah bertekad untuk melupakannya. Sia sia sudah usaha yang kubangun selama satu tahun ini kalau pada akhirnya aku kembali jatuh kedalam pelukannya. Aku membencinya!! Benar benar membencinya! Kutatap wajahku di cermin sambil mengeringkan rambutku yang basah. Disana kulihat bayangan diriku tersenyum menertawakanku. Menertawakan kebodohan yang aku buat semalam. Tapi bayangan itu juga seolah mendorongku untuk melupakan peristiwa semalam dan seolah memerintahku untuk menjadikan peristiwa semalam sebagai alasan untuk membuat Jalal menderita. Sepertinya benar! Aku harus melupakan dan menjadikan peristiwa semalam sebagai alat untuk mempermainkan Jalal. Akan kubuat ia membuktikan cintanya kepadaku, dan aku pun akan membuktikan betapa membencinya aku pada dirinya.

Dengan cepat aku membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaianku, kemudian memantapkan hatiku agar tidak kembali jatuh kedalam perangkapnya. Setelah aku keluar dari kamar mandi, aku berusaha tak memperdulikan kehadirannya dan memilih untuk keluar kamar, menunggunya di lobby untuk kembali ke hotel tempat kami menginap. Aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta hari ini juga.

JALAL POV

Sepertinya lagi lagi aku mengulangi kesalahanku. Peristiwa semalam malah semakin membuat Jodha jauh dariku dan semakin membenciku. Terlihat dari betapa marahnya ia setelah kami bangun tidur tadi pagi, hingga ketika ia keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian rapi. Ia tak menatapku sama sekali. Aku benar benar menyesali kekhilafanku semalam. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa itu begitu tepat diperuntukkan kepadaku saat ini. Kali ini aku benar benar takkan menyerah lagi. Aku bertekad akan mendapatkan Jodha apapun resikonya. Aku telah banyak melukainya selama ini. Dan itu tidak akan kuulangi lagi saat ia telah menjadi milikku kembali nanti.

SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang