Part 21

2.8K 106 5
                                    

Second

Rukaiya berlari dengan tergopoh gopoh menyusuri lorong rumah sakit. Ingin rasanya bila memungkinkan, ia meminjam pakaian Iron Man agar bisa cepat sampai ke kamar perawatan Arsa. Siang ini, saat ia baru saja keluar dari kampus untuk menyelesaikan administrasi wisuda-nya, tiba tiba saja Jodha menelepon dan mengatakan bahwa Arsa mengalami kecelakaan dan saat ini dirawat dirumah sakit yang sama dengan Jalal. Seketika ia  pun dengan cepat pergi meninggalkan kampusnya untuk menemui Arsa.

***********************

"Dad, apa daddy gak bisa makan sendili? Junio lihat, daddy selalu disuapin mommy kalau mau makan," tanya Junio sambil naik keatas tempat tidur Jalal dan duduk dihadapannya. Kedua tangannya ia lipat di dada sambil memandang sengit kearah Jalal.

"Sayang, waktu hamil kamu ngidam apaan sih? Kok Junio jadi galak begini?" Bisik Jalal mendekat kearah Jodha yang tengah menyuapinya.

"Ngidam makan rujak pake cabe 30biji. Gak dibolehin sama Arsa, jadi deh Junio galaknya minta ampun begitu," jawab Jodha juga berbisik ditelinga Jalal.

"Hmmh, mommy....daddy....gak baik bisik bisik didepan olang kayak gitu. Kan mommy sendili yang ajalin Junio. Kenapa sekalang mommy sama daddy malah bisik bisik begitu?" Tanya Junio yang benar benar memiliki sifat super kritis ini.

"Maafkan kami, sayang. Tadi daddy hanya meminta mommy untuk berhenti menyuapi daddy. Daddy malu sama Junio yang masih kecil tapi sudah bisa makan sendiri. Daddy kalah nih sama Junio," jawab Jalal sambil mengacak lembut rambut putra kesayangannya itu.

"Junio memang hebat, dad. Dan kata si gembul, kalau daddy dan mommynya bilang dia hebat, dia akan dibeli hadiah. Apa Junio juga akan dibeli hadiah?" Tanya Junio menatap Jodha dan Jalal bergantian.

"Memangnya Junio mau minta apa, sayang?" Tanya Jodha dengan gemas ikut mengacak rambut Junio.

"Mommy!! Jangan diacak acak lambut Junio. Tadi pagi aunty sudah kasih gel lambut nih!! Oke, Junio minta hadiah kayak yang gembul punya," ucap Junio setelah memprotes ulah sang mommy.

"Hadiah apa itu?" Tanya Jalal penasaran.

"Belikan Junio, adik pelempuan yang lucu sepelti punya si gembul. Yang bisa nangis, yang bisa gelak dan yang bisa ngompol," jawab Junio membuat dahi Jodha dan Jalal langsung berkerut.

"Adik? Maksud Junio boneka? Junio kan anak laki laki mengapa min......,"

"Bukan boneka, mom. Tapi adik pelempuan belbentuk olang. Kata si gembul, cuma mommy dan daddy-nya yang bisa beliin. Junio mau juga, mom," sontak ucapan Junio membuat Jalal yang tengah meminum tehnya langsung tersedak dan sedikit terbatuk batuk.

"Dad, ale (are) you okay?" Tanya Junio dengan polosnya.

"Hmmh, i'm okay, boy. Daddy hanya sedikit tersedak karena kurang berhati hati saat meneguk tehnya," jawab Jalal sambil melirik penuh arti kearah Jodha.

"Jadi, kapan mommy dan daddy beliin Junio adik pelempuan?" Junio kembali kepada topik pembicaraannya.

"Segera, sayang. Setelah daddy pulang dari rumah sakit, daddy dan mommy akan memberikanmu adik perempuan," jawab Jalal dengan mantap.

"Jalal!!!" Pekik Jodha sambil melotot kearah Jalal.

"Holeeeee!!!! Junio mau pamel ah ke uncle Alsa yang lagi pula pula sakit dikamal sebelah. Daaaaghhhh....mom, daaaghhh...dad," dengan cepat Junio turun dari atas tempat tidur dan berlari meninggalkan ruangan itu.

"Junio tunggu.....," Jodha mencoba mencegah, namun tubuh Junio keburu hilang dibalik pintu

"Kamu sih!!" Protes Jodha geram kepada Jalal. Sementara Jalal hanya menjawabnya sambil terkekeh.

SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang