Lahir pada tanggal 10 Juni 1993. Seorang bayi mungil bernama Perrie Edwards, telah lahir ke dunia. Dengan parasnya yang cantik nan imut. Rengekkan tangis bayi itu pecah saat lahir ke dunia. Muka ibunya terseri-seri sekaligus lega melihat anaknya yang telah lahir ke dunia ini. 9 bulan sang ibunda merawatnya didalam perutnya.
Suatu hari, saat Perrie menginjak umur ke 2 tahun, Perrie mengucapkan kata pertamanya, Mom. Ibunya bahagia melihat Perrie yang bisa mengucapkan kata pertamanya.
"Say it again sweetheart! Say it!!" Ucap ibunnya sebari meraih-raihkan tangan dihadapannya. "M-m-m." Perrie yang terus mengucapkan katanya, hanya bisa mengatakan huruf M.
Ibunya bersyukur telah melahirkan seorang gadis kecil seperti Perrie. Dia bangga telah memilikinya. Pada saat Perrie menginjak umur 5 tahun, sang ibunda bertemu teman sekuliahnya bernama Trisha. Trisha sudah memiliki 2 orang anak, kini, dia tengah mengandung dengan umur 1 bulan.
Perrie yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dibelakang tubuh ibunya, perlahan-lahan mengintip ke arah Trisha. Perrie melihat sesosok laki-laki sepantaran dengannya. Dia anak keduanya Trisha.
Perrie terus menguping agar tahu siapa namanya. "Zayn, Zayn Malik:)" ucap Trisha. Perrie pun lega mendengar namanya. Dia sungguh penasaran dengan laki-laki itu. Sifatnya dingin bagaikan es di lemari pendingin.
"Perrie, ayo bertemu dengan Zayn!" perintah ibunya, sontak Zayn melihat ke arah Perrie yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya. Perrie pun tidak menyerah, dia tetap menyembunyikan wajahnya. Tak lama, Zayn menghampirinya, Perrie terus menyembunyikan wajahnya.
Seketika Zayn bertanya, "Why you hiding your face? I'm not a monster!" ucapnya. Perrie merasa terkejut dibuat olehnya. Alhasil, dengan perlahan-lahan Perrie menunjukan wajahnya. Zayn pun lega karna Perrie sudah tidak menyembunyikan wajahnya lagi.
"Kau mau ice cream?" tawar Zayn sebari menunjukan toko ice cream. Perrie pun mengangguk. Mereka pun pergi ke toko ice cream itu.
"Kau mau ice cream rasa apa?" tawar Zayn lagi. Perrie masih malu untuk berbicara, dia hanya bisa menunjukan gambar ice cream dengan rasa vanilla. Zayn menghela nafasnya.
"Cobalah berbicara blonde." Perrie terkejut! Karna dia sangat membenci panggilan itu. "Why did you call me that!?" bentak Perrie. Setidaknya, bentakan itu tidak keras, jadi seluruh pelanggan tidak dapat mendengarnya.
"Ok, ok, berarti kau membencinya. Ini ice cream-mu." ucap Zayn sebari memberikan ice cream vanillanya. Mereka pun kembali ke ibunya masing-masing.
Saat berpamitan, Zayn hanya tersenyum kepada Perrie. Sedangkan Perrie hanya bisa terus menyembunyikan wajahnya. Setelah Zayn berbalik arah, Perrie melambaikan tangan kepadanya.
Perrie pun menanyakan pertanyaan ke ibunya. "Can we meet again with them?" tanyanya. Ibunya menghela nafas. "Sure, kita boleh bertemu mereka kapanpun, sayang." ucap ibunya. Perrie terseri-seri mendengar jawaban ibunya.
Hari-hari telah Perrie lewati, Zayn sering sekali bermain dengan Perrie. Akhirnya, mereka memutuskan menjadi sahabat. Well, terkadang mereka sering sekali bertengkar. Itupun dengan masalah yang.. uhm..mudah dipecahkan.
Saat Perrie menginjak umur 10 tahun, itu adalah mimpi buruk baginya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ibu dan ayahnya saling bertengkar, mereka mengeluarkan kata-kata kotor, dan saling menyakiti. Perrie merasa berbeda dengan tingkah laku mereka kepadanya. Mereka menyebut nama Perrie berkali-kali.
Perrie muak, akhirnya dia pergi sambil membanting pintu. Dia tak tahu mau pergi kemana, dia terus berlari hingga berhenti di tepi danau. Perrie hanya bisa menangis, dia memikirkan mereka bertengkar karna dirinya. Perrie merasa bersalah dengan semuanya.
Seketika ada yang menepuk bahu Perrie dengan lembut dan mengucapkan, "Jangan salahkan dirimu, Pezz." Itu Zayn.
Dia melirik ke Zayn dan menangis. Zayn pun duduk di sisinya. Perrie pun terus menangis. Zayn yang sedari tadi kasihan melihatnya, dia menggeserkan tubuh Perrie ke pelukannya, dan menepuk punggung Perrie sebari mengatakan, "cupp..cupp..cupp.. I'm here, gak ada yang boleh nyakitin kamu lagi."
Perrie merasa lebih baik berada di pelukan Zayn, dia selalu menceritakan kejadian-kejadian yang dia alami kepada Zayn. Meskipun sifat Zayn yang kadang pendiam dan dingin, tapi dia selalu memiliki banyak solusi untuk dirinya.
Itulah Zayn, diluar dingin, didalam hangat:)
Menginjak masa-masa SMP dan SMA, dia selalu dipertemukan dengan Zayn. Tapi, Zayn berubah drastis dari yang dulu. Zayn kali ini lebih nakal dan.. aneh baginya. Zayn menjadi anak badboy. Gayanya berubah 180 derajat.
Tampilannya begitu rock n roll dan serba kehitaman. Telinganya ditindik. Gross, ok. Akhir-akhir ini, Zayn dan Perrie tidak terlalu dekat. Karna, Perrie sibuk dengan dirinya, begitupun Zayn.
Dan, Perrie pun mulai menjauh dari Zayn karna penampilannya itu seperti orang bodoh, katanya. Yap, Zayn berubah 360 derajat.
- - -
Mau dilanjutin special chapternya gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love Story
Fanfic"Making decisions in terms of love is not easy." -P "Say love is not easy, even more difficult that I thought."-Z Just FYI! Please Vote+Vomment for my first story!! Inspired by : the love life Zayn Malik and Perrie Edwards