CHAPTER 3

207 6 0
                                    

“Huuft………” sekali lagi carly mengehembuskan nafas panjang.  Sudah satu jam lebih ia berada di ruang fakultas music tapi niall tak kunjung datang untuk membantunya mengerjakan tugasnya.

“Sedang apa kau disini ??” tanya zayn

“Bukan urusanmu.  So, alangkah baiknya jika kau keluar saat ini juga”

“Kalau aku-nya tidak mau keluar.  Memangnya kenapa ??”

“Kalau aku bilang keluar yah keluar !!! ” bentak carly

“Apa ini ruang pribadimu Huh ?? ini tempat umum. ”

       Carly dengan matanya yang berwarna coklat madu pun menatap tajam zayn.  zayn yang melihat carly menatapnya, kembali menatap carly dengan tatapan matanya yang begitu tajam dari carly.  Melihat itu niall yang barusan datang di ruangan tersebut pun menghampiri kedua sahabatnya tersebut.

“Apa yang kalian lakukan disini ??”

“Apa yang kau katakana barusan ?? bukannya kemarin kita sudah janjian kalau kau akan datang untuk membantuku mengerjakan tugasku ?”

“I know that carly, jadi sekarang tenanglah aku akan membantumu mengerjakan tugas kuliahmu.  Jadi, bagaimana bisa kau berada disini zayn ?”

“A-aku, cuma tak sengaja lewat disini, kebetulan carly ada disini jadi akupun menghampirinya.  Yah…… kau tahu kan ? aku harus akrab dengan teman              se-fakultasku.  Hhhmmm…… by the way apa carly ini yang kau maksud ??”

       Mendengar apa yang dikatakan zayn barusan, carly hanya bisa mendengus kesal.” Dasar pembohong sialan,” bantinnya

“Hehehe iya, orangnya cantik kan ?”

“Tidak. Orangnya biasa saja” ucap zayn dengan nada ketus

“Kau ini…… orang cantik dibilang jelek.  Orang

 jelek dibilang cantik, bagaimana sih dengan matamu ?? apa kau sedang mengalami sakit mata ?”

“Oh, sebaiknya sekarang aku ke Mister Jacob untuk mengumpulkan tugasku.  Jadi selamat bekerja” zayn tak menjawab pertanyaan niall dan malah mengacuhkannya.

       Sejenak niall menghirup udara panjang-panjang dan mengembuskannya kembali. Ia kembali mentap carly dengan tatapan minta maaf atas keterlambatannya.  Melihat itu carly yang sedari tadi diam, mulai mengerti tatapan minta maaf niall dengan tulus.

“Okay.  So do you seriously help me ??”

“Yes I serious dear.  Ngomong-ngomong apa kau memaafkan keterlambatanku barusan ??”

“Terpakasa, karena jika aku tidak memaafkanmu tugasku tidak akan selesai.”

“Memangnya ada apa antara kau dan zayn tadi ??”

“Sudah, jangan sebut nama itu.  Mendengar namanya saja aku sudah mau muntah, apalagi melihat orangnya.  Kan aku sudah bilang kalau zayn itu snagta menyebalkan dan sok tahu.”

“Tapi sebetulnya zayn orang yang baik kok.”

“Itu menurutmu tapi tidak untukku”

“Aku mengerti.  Jadi sekarang kita mulai darimana ??”

“Soal ini”

       Niall begitu serius dalam mengajari dan mengerjakan tugas carly.  Sekali-kali niall membuat lelucon yang membuat tawa carly meledak.  Mereka tak menyadari seorang sosok sedang mengawasi mereka dari balik pintu.  ia adalah zayn

“Buat apa aku disini seperti penguntit ??”

       Ia mulai melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan tempat tersebut.  setelah berada di mobilnya, ia melajukan mobilnya kea rah penguburan.  Tepatnya ditempat geral di makamkan.  Beberapa menit kemudian zayn telah sampai di kuburan geral.  Disana ia menatapi nisan trsebut.

DESTINY IN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang