CHAPTER 18

148 1 0
                                    

Pagi itu, zayn sedang mencari seorang perempuan yang begitu ia cintai.  Siapa lagi kalau bukan carly.  Sedari tadi, ia menunggunya di parkiran tapi ia tak kunjung datang, ia sangat merindukan carly karena sudah satu minggu ia tak pernah bertemu dengannya.  Iapun melangkahkan kakinya kearah koridor yang menuju kekelasnya.  Sesampainya disana, sosok perempuan yang dirindukannya telah bertengger manis di sebuah kursi yang bersampingan dengan jendela yang menghadap ke taman kampus.  Tanpa menunggu lagi, ia menghampiri perempuan itu yang tak lain adalah carly.

“Hai, boleh aku duduk disini ?” sapa zayn, dan seketika tatapan carly mengarah ke zayn sambil tersenyum.

“Boleh, kapan kau pulang zayn ?”

“Dini hari tadi, apa kau tidak merindukanku ?”

“Tentu saja aku merindukanmu zayn jawad malik.” Sahut carly seraya memeluk zayn, begitupun sebaliknya. “aku juga merindukanmu carly”

        Deg !! Deg !! jantung zayn langsung berdetak cepat ketika merasakan hembusan nafas carly yang menyapu tenguknya.  Begitupun dengan carly, jantungnya begitu semangat berdetak ketika mendapat sebuah pelukan hangat dari zayn.

Carly POV  

Oh God !!! apa ia yang selama ini aku mimpikan ? Apa ia adalah takdirku ? Kuharap ia adalah takdirku tuhan.  AKu sangat nyaman berada didekatnya, apa ia juga merasakan hal yang sama kurasakan saat ini ? aku tahu sekarang aku mulai mencintainya

Zayn POV

        Aku harap carly, kau merasakan detak jantungku ini.  Aku sangat mencintaimu dan tak ingin seseorang mengambilmu dariku.  Siapapun itu, aku akan berusaha agar kau mencintaiku.

        “Apa yang kalian lakukan Mr. Malik & Mrs. Horan ?” teriak seorang pria paru baya, yang tak lain adalah mr. logan

        “Ti-tidak.  Kami tidak melakukan apa-apa” sahut kami berdua seraya melepaskan pelukan kami.  Kulihat tatapan semua mahasiswa yang ada di dalam kelas ini semuanya mengarah pada kami.  Terutama pada carly, dan Nampak jelas carly merasa risih dan salah tingkah dengan tatapan tersebut.      

        “Sudahlah, harap sekarang kalian diam.”

Author POV

        Beberapa jam kemudian pelajaran dari mr. logan telah usai.  Carly yang sudah lapar sedari tadi langsung menyeret zayn ke kantin.  Sesampainya mereka disana, carly memesan dua sandwitc dan dua oreosmutis.  Tak lama pesanan mereka sudah datang, carly langsung menyanatap sandwitcnya.

“Apa kau sangat lapar carly ?”

“Mm…… aku tidak makan sejak tadi malam sampai pagi tadi.”

“Kau bisa sakit kalau kau tidak makan carly, lihat tubuhmu sudah sangat kurus.”

“Baiklah.  Ehm…… mengapa kau tidak memakan sandwitcmu ?? apa kau tidak lapar ?”

“Aku sudah sarapan tadi pagi.  Dan melihatmu makan selahap itu, sudah membuatku merasa kenyang.”

“hahaha, kau bisa saja zayn”

“kalau kau masih lapar kau boleh memakan sandwitcku”

“betulkah ?? thanks zayn” ucap carly seraya mencium pipi zayn. Zayn yang menyadari itu hanya diam mematung. “Ups, sorry zayn.  aku hanya terlalu senang”

“Tidak apa-apa.  Lebih baik sekarang kau lanjutkan memakan sandwitcku”

        Tidak lama kemudian, carly sudah menghabiskan sandwitc yang diberikan zayn untuknya.  Zayn hanya tersenyum menatap tingkah carly yang sangat mirip dengan niall.  sama-sama doyan makan, tapi herannya badan mereka berdua tak pernah gemuk-gemuk.

“Hai carly” sapa seseorang, yang tak lain adalah skandar dan segera duduk di depan zayn & carly.  Sontak zayn dan carly memalingkan tatapan mereka kearah skandar.

“Oh, hai skandar”

“Bukankah ini Zayn Malik ?”

“Apa kabarmu sobat”

“Seperti yang kau lihat, sudah seminggu lebih aku kuliah disini tapi aku tak pernah melihatmu dan the boys.  Kalian pergi kemana saja ?”

“Seperti biasa.  Kau sudah tahu bukan.”

        Skandar mengangukkan kepalanya, iapun kembali memusatkan padangannya kearah zayn dan carly.  Perasaannya kini terasa tak karuan melihat keakraban mereka berdua.  Dan bahkan ia merasa seperti obat nyamuk disini.

“Aku permisi dulu ke toilet.  Sampai jumpa” sahut skandar

“Iya, see you”

        skandar tak langsung pergi ke toilet, ia malahan memantau carly dan zayn dari pintu kantin.  Ia mulai menaruh curiga terhadap zayn, bahwa zayn menyukai carly, sahabat kecilnya sekaligus cinta pertamanya.  Apalagi ketika melihat zayn yang terus menatap carly.  Dan ketika mereka keluar pun tangan zayn terus memegang erat tangan carly.

“Aku tak akan menyerahkan carly begitu saja padamu zayn.  Aku memang sahabatmu, tapi tidak untuk urusan cinta, apalagi untuk mendapatkan carly.” Ucap skandar seraya pergi dari tempat itu.

DESTINY IN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang