CHAPTER 24

137 2 0
                                    

Untuk kesekian kalinya zayn menghembuskan nafasnya yang sangat berat ia keluarkan.  Ia mulai kesal dengan tingkah perie yang memaksanya untuk tetap menemaninya makan di kantin, padahal ia sudah berjanji akan mengantar pulang carly setelah jam istrahat, dan sekarang jam istrahat telah usai..  Pikirannya kini beralih ke iPhone-nya, ia mulai mencari telfon carly dan menelfonnya namun hasilnya nihil carly sama sekali tidak mengangkat telfon darinya.

        Mungkin ia sudah pulang, atau jangan-jangan ia marah padaku.

        Usai makan, perie meminta zayn agar mengantarnya ke sebuah toko buku dengan alasan ia tidak membawa mobilnya. Dengan terpaksa zayn mengantar sahabatnya itu ke sebuah toko buku yang tak jauh dari kampus.

“Kau sudah mendapatkan buku yang kau cari?” tanya zayn

“Tidak, mungkin kita mencarinya di toko buku lain.”

‘’Baiklah”

        Zayn kembali mengarahkan mobilnya kesebuah toko buku lain yang berjarak satu kilometer dari toko buku tadi.  Ia yakin, pasti buku yang dicari perie ada disini.

“Sudah dapat ?”

“Ya, aku sudah mendapatkan buku yang kucari.  Tunggu aku dimobilmu,aku akan membayar dulu buku ini”

        Beberapa menit kemudian perie telah keluar dari toko buku itu dan masuk kedalam mobil ferari zayn. 

“Zayn ?”

“Ada apa ?”

“Kau bisa tidak mengantarku kerumahku”

“Mmm”jawab zayn dengan wajah dinginnya.  Empat puluh menit kemudian mereka sudah sampai dirumah perie, sebelum turun perie terlebih dahulu mencium pipi zayn.

“Thanks zayn.”

“Sama-sama”

        Dengan segera zayn membalikkan mobinya kearah barat menuju kerumah carly yang agak jauh dari rumah perie.  Begitu sampai disana, ia segera menekan bell dan sesaat seseorang membukanya.

“Ada apa zayn ?” tanya lauren

“Apa carly sudah pulang ? aku mencarinya dikampus tapi ia sudah tidak ada”

“Belum, lebih baik kau masuk dulu.” Sahut lauren mempersilahkan zayn masuk, zayn pun masuk kedalam.

        Malam menjelang tapi carly belum pulang.  Dengan terpaksa, zayn pamit ke lauren dan niall.  saat ia sudah berada di teras rumah carly, carly baru turun dari mobil skandar seraya memeluk skandar.  Mereka berdua belum menyadari kehadiran zayn, skandar mulai mendekatkan wajahnya ke carly, carly hanya bisa diam dan menatap heran melihat skandar.  Dan saat itu juga bibir skandar sudah mendarat tepat di sudut bibir carly.  Merasa bahwa apa yang dilakukan skandar salah, ia segera mendorong tubuh skandar, sekuat tenaganya. Ia segera berlari meninggalkan skandar yang sudah tersenyum licik di samping mobilnya.

  BUKK !!

        Tubuh carly langsung mundur kebelakang, saat tubuhnya menghantam kuat tubuh jangkung zayn yang tepat berada di depannya.

“Pulang darimana saja ?” tanya zayn dengan nada dinginnya.  Carly yang menyadari kehadiran zayn langsung memalingkan wajahnya kebelakang dan mendapati zayn sudah berdiri tegak di depannya yang hanya bejarak sepuluh sentimeter.

DESTINY IN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang