Gadis itu masih diam tempatnya, ia masih tidak percaya kalau besok adalah hari pertunangannya dengan Zayn. Undangan pertunangannya sudah di bagikan, dan besok sudah dipastikan rumahnya akan di penuhi oleh para tamu undangan. Sesaat pandangannya beralih ke tv yang sedari tadi dinyalakannya. Tapi tak satupun acara yang menarik perhatiannya, ia merasa kesepian sekarang, ia ingin menelfon zayn tapi ia lupa dimana ia meletakkan iPhonennya. Iapun bergegas melangkahkan kakinya namun baru selangkah ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba lampu padam .
“AAAAAAAAAA” teriaknya. Ia langsung berlari kecil entah kearah mana dan tanpa sengaja kepalanya terbentur sebuah pintu, begitu kerasnya sampai-sampai menimbulkan bunyi yang lumayan keras.
“Aaww !!! ”Ia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang barusan terbentur, air matanya mulai turun membasahi wajahnya. Ia sangat takut gelap apalgi sekarang hanya ia yang berada di rumah ini.
TOK !! TOK !!! TOK !!
Terdengar sebuah ketukan pintu yang lumayan keras, perlahan pintu tersebut terbuka menampakkan sesosok pria jangkung yang sedang memegang iPhone-nya yang tak lain adalah zayn. carly yang melihat itu langsung berhambur kearahnya sambil memeluk erat tubuh zayn.
“Jangan takut sweatheart. Aku disini, aku akan menjagamu.” Ucapnya sambil mengelus rambut carly yang lumayan berantakan.
“Aku takut zayn, kumohon jangan pergi kemana-mana” sahut carly seraya mengangkat wajahnya menatap zayn. Zayn menatap wajah yang habis menangis didepannya, iapun memegang dahi carly yang terbentur tadi.
“Sakit zayn”
“Memangnya dahimu kenapa ?”
“Dahiku menghantam pintu tadi saat lampu padam.”
“kau harus hati-hati. Lihat dahimu sudah membiru, tapi tenang aku akan mengobati dahimu ini” ucap zayn seraya mencium dahi carly yang sudah membiru.”Sudah tidak sakit kan ?” carly pun menganguk seraya tersenyum. Zayn kembali menutup pintu lalu menuntun carly untuk mengambil lilin di dapur. Setelah itu, mereka berdua melangkahkan kakinya ke kamar carly. Carly membuka kamarnya dan zayn membuntutinya dari belakang sambil membawa lilin ditangannya. Mereka mengambil duduk di pinggiran tempat tidur carly, zayn tetap menatap intens kerah carly.
“Carly” panggil zayn, carly langsung memalingkan wajahnya kearah zayn.
CUP !!!
Zayn langsung menyentuh bahu Carly, menariknya untuk lebih merapat kemudian menyentuh tepat permukaan bibir gadis itu yang membeku. Gadis itu mulai membuka bibirnya, membiarkan zayn menelusuri lebih dalam lagi. Membuat dirinya dipenuhi sensasi terbakar dengan perut terasa dialiri api cair atau timah panas bergenang penuh didalam.
Carly lantas mengalungkan tangannya dileher zayn, merasa nyaman dengan ciuman itu. Pria itu melingkarkan lengannya dipinggang Carly, mengigiti bagian bawah bibirnya dengan mesra seakan diliputi dengam kerinduan yang mendalam. Sekujur tubuh gadis itu terasa gemetar, merasakan tubuhnya dialiri aliran sangat hangat. Ketika bibir zayn kini beralih, menyentuh naik kekeningnya hingga hembusan nafasnya terasa menyapu telinga Carly.
“Aku ingin memilikimu”zayn mendekatkan bibirnya dekat sekali membuat Carly terlonjak. Kelopak mata birunya terlihat melebar seakan terkejut dengan kata-kata itu. Carly kembali merasakan zayn mencium bibirnya, dan Carly tersesat dalam ciuman itu, dalam belaian yang indah, sangat menggoda merasakan kumis zayn yang tipis baru tumbuh diatas bibir terasa menusuk kulit pipinya.
Mungkin kali ini dia betul-betul menyerah, bersikap pasrah dan tidak bisa menghindar sama sekali. Carly tersenggal, satu tangannya mendorong tubuh zayn hingga pria itu mundur selangkah. Melepaskan bibirnya dengan sepasang bola mata menatapnya heran.
“Zayn..”suara gadis itu terbuka membuat zayn kembali menarik senyum tipis, senyum yang begitu membuat Carly hangat lantas mendekat lagi. Melingkarkan satu lengan kokohnya dipinggang mungil Canelyn. Ada aroma maskulin menyelimuti dirinya sempurna tanpa bisa menyingkirkan perasaan nyaman yang bergelut penuh dalam tubuhnya.
“Orang tuamu tidak ada dirumah kan?”ujar zayn lagi menuka kemudian mengecup bibir Canelyn untuk beberapa kali, sekarang lebih intens dan sangat lembut. Gadis itu kembali memejamkan matanya berusaha untuk terhanyut, terjebak dalam pesona tampan mematikan milik zayn. Zayn mengecupnya tenang dan hati-hati, membungkuk lantas mengangkat tubuh gadis itu ke tempat tidur. Tidak ada seseorang pun disini, kedua orang tua Canelyn pergi ke Sydney tadi sore dan akan kembali besok sore. Tepat dihari pertunangannya pada malam hari.Meletakkan tubuh mungil gadis itu perlahan diatas sprai dan selimut bermotif pink. Ada aroma fressia menguar didalam kamar itu. Zayn membuka kemejanya, kancingnya satu persatu hingga tubuhnya terlihat sangat sempurna dengan satu cahaya lilin lembut berada dibelakanganya menambah kesan dramatis. Dia sangat sempurn. Carly mengigiti bibirnya, mendadak diselimuti perasaan gusar dan gelisah. Sial, dia tidak pernah tidur dengan pria manapun.
Lampu kamar Canelyn masih berada dikondisi padam, hanya diterangi satu cahaya lilin disamping tempat tidur carly. Carly makin terlihat cemas, pria itu sudah melepaskan pakaiannya. Menunjukkan dua ototnya yang begitu indah. Jeez. Siapapun berani bertaruh, Zayn mempunyai bentuk tubuh menawan dengan kulit sangat putih tanpa bulu dan banyak tattoo menambah kesan seksi begitu menarik perhatian. Zayn mendekat, kembali berbaring disisi tubuh Canelyn seakan bisa merasakan ada tatapan kecemasan mampu terbaca pikirannya.
“Aku tidak akan memaksamu. Demi tuhan, aku tidak ingin membuatmu takut”ujar zayn mendekatkan wajahnya, nafas mereka berderu seakan berusaha saling mengikat satu sama lain. Selama beberapa detik, Carly terlihat enggan. Zayn kembali menarik tubuh gadis itu didalam dadanya, mendekap tubuhnya sangat erat.
“Tidurlah, jika kau tidak mau melakukannya denganku”bisiknya hangat seakan sama sekali tidak ada intonasi suara memaksa dalam diri zayn seolah pria itu sama sekali tidak dikuasai oleh nafsu sedikitpun. Carly mengenggam tangan zayn, meremasnya lembut kemudian mengecup bibirnya tiba-tiba. Pria itu refleks tersentak, selama beberapa detik butuh waktu untuk berpikir kemudian membalas kecupan mesra itu. Tangan zayn beralih mengusap punggung Carly, menyelipkan satu tangannya kedalam kemeja katun yang gadis itu gunakan kali ini. Tangan zayn beranjak, membuka satu persatu kancingnya tanpa melepaskan bibirnya dari bibir. Gadis itu sama sekali tidak memberikan reaksi apapun. zayn bisa merasakan tubuh Carly gemetar lagi, seakan ketakutan kemudian mengigiti bibirnya meninggalkan jejak gigi membekas disana. zayn menyingkap kemeja Carly hingga tubuhnya yang halus terlihat, ditutupi bra berwarna ungu muda. Zayn mengangkat wajahnya kembali menatap kearah Carly. zayn mendekatkan bibirnya keleher Carly, mencium aroma tengkuknya dalam lantas berbisik kecil.
“Apa kau pernah melakukan hal ini sebelumnya?”tanyanya perlahan berusaha untuk tidak menyinggung perasaan Carly tapi gadis itu menggeleng tidak mengerti. zayn menarik senyum tipis, mengangkat wajahnya dan menunjukan seraut ekspresi gugup.
“Kau bisa menolaknya jika kau belum siap. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan apapun padamu. Aku hanya ingin memastikan bahwa aku bisa memilikimu seutuhnya”Carlymengangguk. Untuk pertama kali,zayn bisa melihat ada tatapan hangat memancar dari sepasang bola matanya. Tatapan penuh keyakinan, kepastian melebur menjadi satu seakan memberikan satu kepercayaan besar pada zayn. Pria itu meneguk ludahnya lagi sembari mengecup pelipis dan alis mata Carly lembut.
“Aku pria beruntung. Terimakasih sudah mempercayaiku”
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY IN DREAMS
FanfictionCarly gadis yang pernah mengalami sakit hati, bisa Kembali bangkit ketika zayn hadis dalam kehidupannya. Diawali dengan pertemuan yang biasa-biasa saja dan rasa benci ketika saling bertemu berubah menjadi rasa suka ketika carly mengalami kecelakaan...