CHAPTER 14

156 1 0
                                    

Cahaya matahari senja perlahan menerpa wajah seorang laki-laki yang terus memandang keluar, menikmati pohon-pohon maple yang mulai bersemi kembali.  Sudah seminggu lebih ia tak keluar menikmati udara segar.  Ia masih begitu susah menerima kenyataan yang menimpanya saat ini.

“Apa kau akan begini terus ? Hingga sudah seminggu lebih kau tak pernah menjenguk carly dirumah sakit.  Kau tahu ia sangat merindukanmu, apalagi sekarang ia sedang memerlukan seseorang untuk menemaninya dalam proses penyembuhan kakinya.” Sahut seseorang yang berada disampingnya yang tak lain adalah liam.

“Entahlah, aku tidak tahu mengapa sikpaku begini.  Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang liam ? Aku sangat mencintainya, dan aku begitu susah untuk melepaskannya begitu saja.  Ehm.. menurutmu apa yang harus aku lakukan liam ?”

“Kau hanya perlu mengubur dan melupakan rasa cintamu pada carly.  Aku tahu sebenarnya rasa cinta yang kau berikan padanya hanya sebagai rasa cinta seorang kakak kepada adiknya.  Memang tidak mudah untuk melupakannya, tapi seharusnya kau menghargai mom lera dan dad jakson(Ayah, lauren, niall dan carly) yang menyandang status sebagai orang tuamu sendiri dan juga orang tua carly dan lauren.”

“Jadi apa yang harus kulakukan liam ?”

“Terserah, apa kata hatimu niall.  Jika hatimu berkata ya katakan ya dan jika hatimu mengatakan tidak katakan tidak”

“Baiklah aku mengerti.” Sahut niall dengan lirih, tapi pandangannya terus mengarah keluar.

        Semoga keputusanku kali ini, dapat merubah semuanya.  Dan aku dapat memulai semuanya dari awal. Batin niall

*****

        Sudah satu jam lebih berlalu zayn menemani carly yang tengah menjalani terapi berjalan agar kakinya yang sudah di operasi dapat berjalan dengan baik.  Sesekali carly mengelu sakit atau terjatuh.  Namun, ia tak pernah menyerah dan terus mengulanginya.

“Nyonya carly hari ini terapinya sampai disini dulu.  Sudah satu jam lebih anda menjalani terapi.” Ucap seorang suster yang sedari tadi memapah carly.

“Iya dok.  Zayn, kursi rodaku mana ?”

“Tunggu sebentar”

        Tak lama, carly sudah duduk di kursi rodanya.  Tanpa menunggu lagi, zayn mendorong kursi roda carly dan membawanya ke taman rumah sakit yang sering mereka kunjungi.

“Zayn ?”

“Hhmm……”

“Apa yang membuatmu begitu perhatian danbaik padaku zayn ?? padahal dulu aku dan kau sering sekali bertengkar.”

“Entahlah, aku tidak tahu mengapa aku bisa berubah seperti ini.  Jujur aku merasa nyaman dengan sikap ku yang sekarang.  Dan aku merasa damai dan nyaman bila bersamamu.”

        BLUSH !!!

        Perkataan zayn mampu membuat wajah carly memerah bak udang bakar.  Carly tidak tahu mengapa perasaannya begitu senang ketika zayn mengatakan ianyaman bila berada di dekatnya.

“Sudahlah zayn jangan menggodaku”

“Aku jujur.  And Look, niall sedang berjalan kemari.”

“mana ?”

“Itu.” Ucap zayn sambil menunjuk kearahniall yang berajalan kearah mereka.  Niall yang menyadari itu hanya tersenyum dan mempercepat langkahnya kea rah zayn dan carly.

DESTINY IN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang