Chapter 3

6.4K 570 34
                                    


Sungrin meninggalkan kopernya di dekat pintu masuk lalu berjalan menuju tempat tidur dengan menyeret langkahnya. Perjalanan darat yang ditempuhnya untuk sampai ke Daegu ini benar-benar melelahkan. Rasanya sudah lama ia tidak menyetir jauh karena biasanya Jaerim yang akan mengantarnya ke manapun. Ke manapun, kecuali ke tempat yang harus ditempuh dengan pesawat terbang.

"Bagaimana kabar asistenku sekarang? Apa dia bisa menikmati perjalanannya dengan tiket VIP-ku?"


"Turunkan aku!"
"Tapi kita sedang di pesawat sekarang."
"Aku sekarat... Aku harus- hoek!"
"Ah, kau memuntahi jaketku. Yah, tidak apa-apa. Keluarkan semuanya!"


Seorang pramugari menghampiri toilet dan mengetuk pintunya. Hyukjae membuka pintu dan mengeluarkan sebagian tubuhnya. Pramugari itu bisa melihat Jaerim yang terkulai lemas di atas dudukan closet.


"Ini obat yang Anda minta, Tuan."
"Terima kasih. Apa kita sudah hampir sampai?" tanya Hyukjae.
"Kita baru mengudara selama 10 menit, Tuan." Pramugari itu mencoba menahan tawanya. Korea dan Maldives itu tidak berada dalam jarak yang dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. "Saya akan membawakan minuman hangat untuk istri Anda. Ini wajar untuk orang yang baru pertama naik pesawat, dia akan baik-baik saja."
"Hoek!"


Hyukjae menoleh ke belakang dan segera merapatkan pintu. Kini hanya kepalanya yang terlihat oleh pramugari itu. Pria itu tersenyum lebar hingga memperlihatkan gusinya. "Ini bukan sesuatu yang layak diperlihatkan pada wanita cantik sepertimu. Aku akan mengurusnya."


Di tempat lain, Kyuhyun sedang tidur di atas tempat tidur di sebuah suite room. Ia masih mengenakan kemeja putih yang 2 kancing teratasnya terbuka dan celana bahan berwarna hitam serta kaos kaki hitam sementara jas dan dasinya tergeletak begitu saja di lantai. Suara ponselnya membuatnya terbangun, ia menyipitkan kedua matanya saat membaca nama orang yang meneleponnya sebelum menjawab panggilan itu.


"Yeoboseyo?" Kyuhyun bicara sambil menyeka sekitar bibirnya yang basah dengan punggung tangannya. "Kau pikir Maldives itu dekat? Aku masih di Korea! Di Daegu." Kyuhyun bangkit, mendudukkan tubuhnya di tepian tempat tidur sambil membuka kancing kemejanya dengan tangan kanannya.

"Aku memberikan liburan untuk Hyukjae. Dia sudah bekerja keras selama ini, jadi apa salahnya memberi liburan selama 4 hari di tempat indah itu? Aku tidak punya waktu untuk bulan madu. Ada pertemuan penting yang tidak bisa kubatalkan."


Kyuhyun membuka pintu balkon. Angin musim panas yang sejuk memainkan rambutnya yang berantakan. Cuaca di Daegu tidak sepanas di Seoul, setidaknya ia tidak perlu terus menyipitkan matanya karena silau.


"Daster itu..." Kyuhyun menyipitkan kedua matanya. Kali ini bukan karena silau, tapi ia mencoba melihat lebih jelas seorang wanita yang berdiri membelakanginya di balkon sebelah. Wanita itu mengenakan daster kebesaran berwarna biru muda dengan rambut panjangnya yang digelung sembarangan. "Di mana aku melihat daster itu sebelumnya?" gumam Kyuhyun tanpa sadar, mengundang tanya dari lawan bicaranya di telepon yang mendengar gumamannya itu.


"Bukan apa-apa, aku seperti melihat sesuatu yang tidak asing." Kyuhyun kembali ke kamarnya dan menutup pintu balkon dengan sedikit keras menggunakan kakinya.


Sungrin menoleh ke balkon sebelah. Suara pintu yang ditutup dengan keras itu membuyarkan konsentrasinya yang sedang menyusun adegan untuk novelnya di dalam kepalanya. "Aissh, orang itu membuatku kesal bahkan sebelum aku melihat wajahnya!" gerutu Sungrin lalu kembali masuk ke kamarnya, memilih melanjutkan imajinasinya di atas tempat tidurnya yang empuk.

Perfect CHO?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang