Chapter 6

5.5K 497 24
                                    



"Annyeong haseyo."


Dua pasang orang tua yang sedang menyiapkan pesta sambutan untuk Kyuhyun dan Sungrin dengan serempak mengalihkan pandangannya saat mendengar suara Hyukjae dan Jaerim.
"Oh, kalian datang? Bukankah seharusnya kalian menjemput Kyuhyun dan Sungrin di bandara?" tanya .Tuan Han.
"Direktur Cho bilang mereka tidak perlu dijemput. Mereka akan pulang sendiri," jawab Hyukjae.
"Ah, begitu," Tuan Cho menganggukkan kepalanya. "Tapi Sekretaris Lee dan Asisten Jang, mengapa kalian terlihat sangat kelelahan?"


"Karena bos kami sangat menikmati bulan madunya, kami jadi harus menyelesaikan banyak pekerjaan agar saat kembali nanti tidak ada pekerjaan mereka yang terabaikan." Kali ini Jaerim yang menjawab, sesuai dengan dialog yang telah ia dan Hyukjae hapalkan dalam perjalanan ke rumah ini tadi.


"Sepertinya mereka hanya ingin terus berdua saja. Dasar," kata Nyonya Cho sambil tersenyum. "Besan, ayo kita ke kamar mereka dan merapikannya."


"Ah, tidak perlu!" Hyukjae dan Jaerim berseru bersamaan. "Sebenarnya kami telah datang ke rumah ini dan mendandani kamar mereka."
"Mendandani kamar mereka?" Nyonya Han merasa bingung dengan ucapan Jaerim. "Ya, Nyonya Han. Pengantin baru itu memiliki banyak sekali keinginan."
"Astaga... Sepertinya kita akan segera mendapat cucu, Besan. Mereka benar-benar sangat bersemangat."
"Benar. Mengingat bagaimana mereka langsung kabur ke hotel setelah upacara pemberkatan, sepertinya mereka memang akan segera memberi kita cucu."


"Bagaimana jika kita lihat seperti apa kamar yang mereka inginkan itu?"

"Ah, jangan, Nyonya Han!" Jaerim mendekati Nyonya Han lalu membawanya untuk kembali duduk di sofa. "Sebaiknya kita mendandani ruang tengah ini saja untuk mereka. Kudengar dari Penulis Han, ruang tengah adalah salah satu tempat favorit mereka saat bersama."


Sementara itu, di dalam lemari yang berada di kamarnya di lantai 2, Sungrin tampak sudah kepayahan. Terkurung di dalam lemari saat musim panas seperti ini benar-benar terasa seperti di neraka. Keringat membasahi tubuh dan bajunya, namun ia sama sekali tidak berani untuk keluar saat masih mendengar kegaduhan di lantai 1.


Kyuhyun memarkir mobilnya di depan rumah, tidak memasukkannya ke halaman. Dengan mengendap-endap, ia masuk ke pekarangan rumahnya melalui pagar yang sengaja dibiarkan terbuka oleh Hyukjae. Ia terus berjalan mengendap-endap hingga tiba di bawah jendela kamar Sungrin. Ia mengambil ponselnya dan menelepon gadis itu.


"Kau di mana? Aku hampir pingsan, di sini sangat panas!" Sungrin membentak Kyuhyun dengan suara berbisik.

"Aku di bawah jendelamu. Cepat keluar!"
"Bagaimana caranya? Para orang tua ada di lantai bawah."
"Hyukjae dan Jaerim akan menahan mereka di ruang tengah. Cepat lompat saja!" Kyuhyun memutus sambungan telepon. Tidak lama kemudian jendela kamar Sungrin terbuka. "Kau gila? Bagaimana bisa aku melompat ke bawah sana?"
"Kenapa tidak? Ini hanya lantai dua, bukan lantai 20! Cepat lompat saja, aku akan menangkapmu!"
"Badanku ini tidak seringan kelihatannya, Cho Kyu!"
"Sudah cepat lompat saja! Lompat dalam hitungan ketiga, ok? 1... 2..."


Kegaduhan di ruang tengah tiba-tiba terhenti saat terdengar bunyi berdebum yang cukup keras dari depan rumah. "Astaga, bunyi apa itu?" Nyonya Han mencoba mengecek apa yang terjatuh di depan sana, namun Jaerim dengan cepat menahannya. "Ah, itu bukan apa-apa, Nyonya Han."
"Tapi itu tadi sangat keras. Kau juga mendengarnya kan, yeobo?" tanya Nyonya Cho pada suaminya.
"Benar, itu sangat keras. Kira-kira apa yang jatuh?" Tuan Cho hendak bangkit dari duduknya. "Ah, lihat itu!" Hyukjae menunjuk televisi yang berada di ruangan itu. "Mungkin kita bisa menghiasi televisi ini dengan pita? Nyonya Han, sepertinya bunga yang di sana kurang. Ayo kita tambahkan lagi!"

Perfect CHO?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang