Sungrin membuka kedua matanya dan langsung menyipitkannya saat cahaya keemasan matahari musim gugur yang akan terbenam menyilaukannya.
"Astaga, berapa lama aku tidur siang? Sudah jam berapa sekarang?"
Sungrin memukul-mukul kepalanya menggunakan kepalan tangan kirinya. Kepalanya terasa pusing karena terlalu banyak tidur."Han Sung-ku... Neomu bogosipheo."
Gerakan tangan Sungrin terhenti saat suara Kyuhyun terngiang di telinganya. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar sebelum menghela napas saat menyadari jika ia hanya seorang diri di dalam kamar itu.
"Apa itu? Sampai memimpikan hal semacam itu di siang hari. Si bodoh itu mana mungkin bisa mengatakan hal seperti itu."Sungrin mengambil ikat rambutnya, keluar dari kamar sambil mengikat rambutnya sembarangan. "Makan apa aku malam ini? Aku tidak punya tenaga untuk masak."
Sungrin melangkahkan kakinya menuju dapur sambil menguap lebar. Ia membuka pintu lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol air."Kau belum menyobek kalendernya. Sobek kalendernya!"
"Aku tahu!" sahut Sungrin sambil mendekatkan botol air ke mulutnya.
"Pakai gelas! Kau selalu cerewet tentang itu!"Sungrin mengerjapkan matanya terkejut saat tiba-tiba botol air itu dijauhkan dari mulutnya.
"Pakai ini," kata Kyuhyun seraya menuangkan air ke dalam gelas dan menyodorkannya pada Sungrin. Sungrin menerimanya dengan kedua tangannya sementara matanya menatap Kyuhyun tanpa berkedip.
"Kupikir... Kupikir aku sudah bangun. Tapi apa ini?" gumam Sungrin."Kau masih tidur? Wah, sekarang kau bisa berjalan sambil tidur?" tanya Kyuhyun sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sungrin. Sungrin menangkap tangan Kyuhyun dan mengamati wajah pria itu dengan serius. "Ini terasa sangat nyata. Apa kau benar-benar Cho Kyu?"
Kyuhyun menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Sungrin lalu mengambil gelas yang ada di tangan gadis itu. Ia meminum isinya hingga habis lalu meletakkan gelas yang telah kosong itu di wastafel. "Sepertinya tadi aku benar-benar bicara pada orang yang masih tidur." Ia lalu memegang kedua bahu Sungrin, menggeser tubuh gadis itu lalu membaliknya hingga menghadap kalender. "Ja, sobek kalendernya dan masak makan malam untukku! Aku hanya mengganjal perutku yang kelaparan dengan 3 lembar roti gandum, aku sangat kelaparan sampai hampir mati sekarang."
Sungrin mengerjap-ngerjapkan matanya. "Jadi itu bukan mimpi. Dan yang ini juga bukan mimpi," gumamnya. Tanpa menyobek kalender ia membalikkan tubuhnya dan mengikuti langkah Kyuhyun yang berjalan menuju ruang tengah.
"Apa?" Kyuhyun menghentikan langkahnya dan menoleh pada Sungrin saat menyadari gadis itu tengah mengikutinya. Sungrin hanya menggelengkan kepalanya pada Kyuhyun. "Masak sana!" perintah Kyuhyun dan kembali berjalan.
Namun lagi-lagi ia harus menghentikan langkahnya saat mendengar bunyi langkah kaki Sungrin di belakangnya. "Ya! Kau ini- Omo, apa yang kau lakukan?" tanya Kyuhyun saat melihat kedua tangan Sungrin yang terulur ke arahnya. "Apa kau diam-diam ingin memelukku dari belakang?""Tidak!" sangkal Sungrin. Ia mengayun-ayunkan kedua tangannya ke depan dan ke belakang. "Aku hanya ingin seperti ini. Siapa yang ingin memelukmu?"
"Dasar bodoh, masih saja mengelak!" Kyuhyun menarik kedua tangan Sungrin dan melingkarkannya di pinggangnya. "Kau pasti sangat merindukanku, eoh?" Kyuhyun juga melingkarkan kedua tangannya di punggung Sungrin.
"Tidak, biasa saja. Kau yang sepertinya merindukanku dan sangat ingin kupeluk."
"Tidak begitu, aku juga biasa saja. Hanya ingin mengukur tinggi badanmu. Sepertinya tidak berubah, masih pendek seperti biasa," kata Kyuhyun seraya mengeratkan pelukannya.
"Dasar bodoh, jika sudah mengukurnya mengapa tidak kau lepas pelukanmu?" Sungrin bertanya seraya mempererat pelukannya.
"Kau yang lepaskan pelukanmu terlebih dahulu! Kau memelukku sangat erat."
"Aku tidak memelukmu! Aku hanya mengukur lingkar pinggangmu. Perutmu masih buncit seperti biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect CHO?!
FanfictionPerjodohan klasik 2 keluarga terpandang Korea Selatan ini mempertemukan Cho Kyuhyun si Direktur muda dengan segala kesempurnaan yang melekat pada dirinya dengan Han Sungrin si penulis novel yang cerewet dan selalu bisa mendebatnya dalam situasi apap...