Chapter 11

5.1K 425 18
                                    


Kyuhyun menghentikan mobil di rumahnya. Sungrin yang sejak tadi hanya diam melepaskan sabuk pengamannya dan langsung membuka pintu.

"Tunggu!" Kyuhyun menahan pergelangan tangan Sungrin sebelum gadis itu keluar. Sungrin menatapnya tanpa ekspresi. Gadis itu terus begitu sejak mereka meninggalkan tempat parkir di supermarket tadi.

"Ada apa?" tanya Sungrin. Kyuhyun menatapnya untuk beberapa saat. Gadis ini melihat bagaimana ia mencium pria lain secara paksa tadi. Garis bawahi kata pria itu. Mencium seorang pria tentu jauh lebih buruk dibanding mencium wanita bagi pria yang sudah beristri! Tapi mengapa gadis ini hanya diam saja? Ke mana perginya mulut cerewet gadis ini? "Ada apa? Sampai kapan kau mau memegangi pergelangan tanganku seperti ini?"

Pertanyaan Sungrin menyadarkan Kyuhyun. Pria itu segera melepas cekalannya pada pergelangan tangan Sungrin. "Yang tadi itu... Itu..." Kyuhyun tidak tahu harus berkata apa, bola matanya bergerak liar tanpa sekalipun tertuju pada Sungrin yang tengah menatapnya, menunggunya bicara. "Ya!" Kyuhyun tiba-tiba berseru. Telunjuknya terarah ke jok belakang. "Jangan pergi seenaknya! Bawa belanjaannya! Aku yang sudah membayarnya, apa harus aku juga yang membawanya? Cepat bawa masuk!" Setelah memerintah seperti itu Kyuhyun membuka pintu mobilnya dan keluar, masuk ke dalam rumah tanpa sekalipun menoleh ke belakang.

Kyuhyun duduk di sofa ruang tengah, memegang ponsel di depan wajahnya. Berkali-kali ia melirik Sungrin yang sedang menata barang belanjaan mereka di dapur. Wajah gadis itu masih sama, seperti seorang penjudi profesional yang ekspresi wajahnya tidak bisa dibaca oleh lawan. Poker face.

Han Sung. Poker face. Han Sung dan poker face itu adalah perpaduan yang sangat aneh bagi Kyuhyun.

"Han Sung!" panggil Kyuhyun. "Kau belum merobek kalendernya! Apa kau begitu senang menikah denganku hingga kau ingin terus mengenangnya, eoh? Itu masih tanggal 13 Juni! Kau pikir sekarang tanggal berapa? Bulan Juli bahkan sudah hampir berakhir!"

Sungrin yang sedang menata makanan di dalam lemari pendingin hanya menjawab, "Nanti," tanpa memandang Kyuhyun.

"Nanti itu kapan? Apa kau tidak ingin cepat-cepat bercerai denganku? Melihat tanggal ini membuatku berpikir jika tanggal 13 Desember itu masih sangat lama."

Kyuhyun beranjak menuju dapur dan berdiri di depan kalender yang berada di sebelah lemari pendingin. Kyuhyun melirik Sungrin yang berjongkok di depan lemari pendingin sebelum mulai merobek kalender. "Ini sangat mudah. Lakukanlah setiap hari! Robek kalendernya setiap pagi sebelum kau membuat sarapan!"

Ada lebih dari 30 lembar kertas di dalam genggaman Kyuhyun. Pria itu sempat terkejut dengan banyaknya hari yang telah ia lalui dalam pernikahan aneh ini. "Han Sung, lihat ini!" Kyuhyun berjongkok di sebelah Sungrin dan menunjukkan kertas-kertas kalender yang telah ia robek. "Ternyata sudah sebanyak ini. Kau ingin aku membuangnya begitu saja atau kau ingin menyimpannya untuk dicoret-coret bagian belakangnya?"

Sungrin tidak menjawab. Namun samar-samar terdengar isakan pelan gadis itu. Sungrin menggigit bibir bawahnya, berusaha menghentikan isakannya sambil terus menata makanan di dalam lemari pendingin.

"Ya... Mengapa kau menangis?" tanya Kyuhyun.

"Bawang... Bawang ini..." Sungrin menunjukkan bawang merah yang terbungkus rapi di dalam genggamannya. Suaranya terdengar serak karena terlalu lama menahan air matanya. "Ini bawang merah yang sangat jahat. Dia membuatku menangis bahkan saat masih terbungkus seperti ini."

Kyuhyun menatap Sungrin dengan kedua alis yang nyaris menyatu. "Han Sung..."

"Kau... Kau jangan jadi seperti bawang merah ini." Sungrin menyelesaikan ucapannya dengan susah payah. Bicaranya terbata-bata dan diselingi dengan isakannya. "Dia menyembunyikan dirinya di balik banyak lapisan yang akan membuat orang lain menangis jika memaksa untuk terus membukanya. Bawang merah ini jahat, Cho Kyu. Dia... Dia membuat orang yang ingin memahaminya menangis. Lalu aku harus bagaimana? Aku ingin membuka semua lapisannya, tapi belum apa-apa dia sudah membuatku menangis seperti ini. Kau jangan jadi bawang merah. Aku tidak akan mau berbicara denganmu jika kau jadi bawang merah!"

Perfect CHO?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang