Kyuhyun membuka matanya dan merasakan pusing luar biasa di kepalanya. Ia melihat sekitarnya dengan bingung. Ia berada di dalam mobilnya dengan pakaian yang masih sama dengan kemarin, duduk di sebelah kursi pengemudi. Tempat yang sangat jarang ia isi karena biasanya ia akan duduk di balik kemudi atau di belakang.
"Ah... Aku haus sekali." Kyuhyun merasa tenggorokannya sangat kering. Ia mencari-cari air di mobilnya namun tidak menemukannya. Ia justru menemukan benda lain yang membuat keningnya berkerut dalam.
"Ikat rambut ini... Ini seperti milik Han Sung." Kyuhyun memungut sebuah ikat rambut berwarna merah muda yang tergeletak di atas kursi pengemudi. Ingatan yang sempat ia lupakan itu kembali memenuhi kepalanya saat ia memandangi ikat rambut yang tanpa sengaja terlepas dari rambut berantakan Sungrin.
"Di mana... Di mana kau membuang hati yang kuberikan padamu?"
Kyuhyun meremas rambutnya yang berantakan. Rasa pusing di kepalanya semakin menjadi saat ia berusaha mengembalikan semua ingatan itu.
"Kau melarangku untuk mencintaimu agar aku tidak perlu merasa sakit dan menderita seorang diri. Lalu yang kau lakukan ini apa, bodoh?! Apa kau suka seperti ini? Kau suka hidup seperti ini?!"
Itu suara Sungrin. Suara yang dipenuhi oleh rasa sakit dan putus asa.
"Ini sakit, kan? Cinta yang seperti ini sangat sakit, kan? Mengapa kau tidak mencari cinta yang bisa membuatmu bahagia? Mengapa harus bertahan dengan cinta yang hanya menghancurkan hatimu?"
Kedua mata Kyuhyun memanas saat mengingat ucapan Sungrin. Semalam ia memang mabuk berat dan berada di ambang batas kesadarannya. Namun meski kedua matanya sudah tidak sanggup terbuka, kedua telinganya masih berkerja dengan sangat baik untuk mendengar dan merekam kata-kata Sungrin di dalam otaknya.
"Cho Kyu, suami babi mesumku yang bodoh... Aku akan menyembuhkan lukaku. Karena itu, kau juga harus menyembuhkan lukamu. Jangan jadi orang bodoh yang hidup berdampingan dengan luka itu. Kau harus sembuh."
Kyuhyun kembali mengedarkan pandangannya dengan liar. Mobilnya terparkir di tepi jalan kecil yang cukup sepi. Jalan ini berada tidak jauh dari rumahnya.
"Gadis bodoh itu, apa maksud kata-katanya itu? Apa dia akhirnya menyerah padaku?" Kyuhyun berpindah ke kursi pengemudi. Ia menyalakan mobilnya dan langsung menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Ia mencengkeram kemudinya dengan sangat erat seperti ingin menghancurkan benda itu. "Bukankah kau gadis keras kepala? Mengapa mudah sekali menyerah? Jika kau benar-benar menyerah padaku..." Kyuhyun menggertakkan giginya. Kata-kata yang ia ucapkan selanjutnya membuatnya merasa terluka sendiri. "Aku mungkin selamanya akan terjebak dengan cintaku yang menyedihkan pada Kibum."
^_^
Kyuhyun baru kembali ke rumahnya keesokan paginya, saat matahari baru menunjukkan sedikit cahayanya yang perlahan mengikis kegelapan malam. Ia telah mencari Sungrin sepanjang hari kemarin. Ke rumah mertuanya, ke suite room yang biasa Sungrin sewa di hotel yang ada di Daegu bahkan hingga ke rumah Jaerim yang ada di Busan. Namun gadis itu tidak ada di semua tempat yang telah ia datangi.
Kyuhyun berdiri di bawah tangga dengan mendongakkan wajahnya. "Han Sung!" panggilnya yang tidak mendapat jawaban dari siapapun. "Ya! Han Sung! Cepat bangun dan siapkan sarapan untukku!" Kali ini Kyuhyun berteriak marah.
"Aissh, mengapa kau ingin sarapan sepagi ini, Cho Kyu? Kau akan cepat merasa lapar sebelum jam makan siang jika sarapan sekarang."
Kyuhyun menolehkan kepalanya. Sungrin berjalan keluar dari ruang kerjanya dengan mengenakan daster berwarna merah muda yang kebesaran dan rambut acak-acakan serta kacamata yang terpasang di wajah mengantuknya. Ia berjalan menuju dapur sambil menguap lebar, tampak benar-benar sangat mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect CHO?!
FanfictionPerjodohan klasik 2 keluarga terpandang Korea Selatan ini mempertemukan Cho Kyuhyun si Direktur muda dengan segala kesempurnaan yang melekat pada dirinya dengan Han Sungrin si penulis novel yang cerewet dan selalu bisa mendebatnya dalam situasi apap...