Chapter 7

5.6K 476 29
                                    


"Aku baru mengunjungi temanku. Senang sekali bertemu kalian di sini," kata Hyosun sambil mengulas senyum dengan sepasang bibirnya yang dipoles lipstick berwarna pink.

Sungrin melirik Kyuhyun yang hanya menatap Hyosun dalam diam. Pria itu bahkan tidak balas tersenyum padanya. "Kami juga sangat senang bertemu denganmu, Hyosun-ssi." Akhirnya Sungrin yang membalas ucapan Hyosun. "Sayang sekali aku harus menemui seseorang sekarang. Sampai jumpa."

"Akan kuantar," kata Kyuhyun dengan cepat sebelum Hyosun menyahuti Sungrin. "Aku akan mengantarmu ke tempat Jaerim."

Sungrin menatap siku tangan kirinya yang digenggam Kyuhyun. Gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya mengapa di cuaca sepanas ini tangan Kyuhyun bisa mengeluarkan keringat dingin seperti itu. "Tidak apa-apa, aku bisa sendiri." Sungrin menjauhkan tangan Kyuhyun dari sikunya. Ia mengerutkan dahinya bingung saat melihat tatapan putus asa dari suaminya itu.

"Sungrin-ssi, apa aku boleh mengajak suamimu makan? Aku tidak akan macam-macam padanya, hanya minta Direktur ini membelikanku makan siang di dekat sini. Boleh, kan? Boleh, ya? Aku sangat merindukannya."

Sungrin tertawa kecil melihat tingkah Hyosun yang tampak seperti gadis remaja. Namun tawanya hilang saat melihat wajah Kyuhyun yang tampak... Apa itu ekspresi sedih? Sungrin baru tahu jika suaminya itu punya juga ekspresi semacam itu.

 "Cho Kyu, kau-"
"Aku akan menghubungimu nanti, berhati-hatilah," kata Kyuhyun. Wajahnya tampak aneh saat memaksakan untuk tersenyum pada Sungrin. "Hyosun-ah, kau bawa mobil?"
"Bagaimana jika kutinggalkan di sini saja dan kita pergi bersama? Bukankah kau akan menjemput istrimu nanti?"
"Ya..." Kyuhyun lalu kembali menatap Sungrin. "Akan kujemput nanti. Jangan lupakan makan siangmu."

Sungrin terus mengawasi mobil Kyuhyun hingga menghilang dari pandangannya. Ekspresi Kyuhyun tadi terus terbayang-bayang olehnya. Saat Kyuhyun bilang akan mengantarnya ke tempat Jaerim, itu lebih terlihat seperti pria itu memohon agar Sungrin membawanya pergi dari Hyosun.

"Apa aku sudah berbuat salah dengan membiarkan mereka pergi bersama? Aissh, si bodoh itu! Bisa-bisanya dia suka pada istri sahabatnya sendiri!"

Hyosun menopang kepala dengan tangan kanannya, menatap Kyuhyun yang sedang serius mengemudi. Bahkan tampak terlalu serius. "Kendurkan alismu, Kyu! Jika kau terus seperti ini, kau akan meninggalkan bekas kerutan permanen di dahimu yang lebar ini," kata Hyosun seraya menunjuk-nunjuk kerutan di kening Kyuhyun.

"Ya!" seru Kyuhyun terkejut. Ia bahkan sempat kehilangan kendali pada kemudinya hingga membuat Hyosun memekik saat mobil yang mereka tumpangi itu nyaris menabrak mobil lain. "Jangan mengganggu orang yang sedang mengemudi, Hyosun-ah! Kau bisa membuat kita berdua celaka!" bentak Kyuhyun.

"Maaf, aku hanya-"
"Jangan bercanda seperti itu lagi!"

Hyosun menghela napas, mencoba menguapkan rasa takutnya. "Istrimu... Mengapa tangan dan kakinya diperban? Apa terjadi sesuatu?"

"Hanya kecelakaan kecil. Dia akan segera pulih. Tidak usah memikirkannya," jawab Kyuhyun. Jawaban yang cukup untuk menyudahi pembicaraan tentang istrinya yang diperban karena ulahnya itu.

Hyosun menatap jalanan di hadapannya sambil menggigit bibir bawahnya, memutar otaknya untuk menemukan topik yang bisa ia bicarakan dengan Kyuhyun. "Bagaimana kabar orangtuamu? Sudah sangat lama aku tidak bertemu mereka."
"Mereka baik-baik saja, tidak berubah dari seperti saat terakhir kau bertemu mereka 3 tahun lalu." Lagi, itu jawaban yang cukup untuk mengakhiri topik tentang orang tua Kyuhyun.

"Oh, Kyu!" Hyosun berseru kaget saat melihat jalanan yang mereka lalui. "Mengapa kita ke sini?"

Kyuhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang berada di kawasan perumahan elit. "Kalian masih tinggal di sini, kan? Turunlah, aku harus pergi ke suatu tempat."
"Tapi Kyu-"

Perfect CHO?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang