Chapter 13

6K 427 36
                                    


Jam masih menunjukkan pukul 7. Ini terlalu pagi untuk memulai aktivitas di hari Sabtu. Namun Kyuhyun telah berdiri di bawah tangga, berteriak-teriak memanggil Sungrin untuk menyiapkan sarapannya.

"Han Sung! Aku kelaparan! Aku tidak makan malam kemarin dan sekarang aku sudah hampir pingsan karena kelaparan!" kata-kata Kyuhyun terdengar kurang meyakinkan karena ia mengucapkannya dengan teriakan lantang.

"Ya! Han Sung!"
"Aissh! Aku tahu! Tutup mulutmu, Cho Kyu!"

Kyuhyun dengan cepat menolehkan kepalanya ke belakang saat mendengar suara Sungrin. Gadis itu melangkah dari arah ruang kerja menuju dapur. Penampilannya terlihat seperti Han Sungrin yang biasa Kyuhyun lihat setiap pagi. Rambut berantakan, kacamata hitam berbingkai besar, daster berwarna merah muda dengan gambar kelinci, dan wajah mengantuk yang tidak ditutup-tutupi.

"Han Sung!" Kyuhyun berlari menghampiri Sungrin yang sedang mencuci tangannya. "Kau kembali?"

"Eoh." Sungrin menjawab dengan suaranya yang terdengar serak lalu mengambil tempat duduk di kursi yang biasa ia duduki. Kyuhyun duduk di hadapannya dengan senyuman lebar di wajah baru bangun tidurnya yang dihiasi oleh bekas bantal dan air liur.
"Kapan kau pulang? Aku tidak dengar kau pulang."
"Tentu saja kau tidak tahu karena kau selalu tidur seperti orang mati. Aku pulang sebelum pukul 11, jadi kau tidak bisa mendendaku!"

Meski tahu Sungrin berbohong, namun Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya. Ia sedang tidak berminat pada saham Sungrin pagi ini. Baginya melihat Sungrin kembali ke rumah ini sudah cukup.

"Ini, beri aku 6 lembar roti karena aku sangat lapar." Kyuhyun membuka tutup selai coklat dan meletakkannya di depan Sungrin.
"6 lembar? Ini masih sangat pagi untuk makan sebanyak itu, Cho Kyu!"
"Tidak apa-apa, ini hanya roti."
"Tapi ini roti gandum! Seharusnya jika kau mencerna makananmu dengan benar kau akan merasa kenyang hanya dengan 2 lembar roti."
"2 lembar roti itu porsi untuk anak kecil. Lihatlah perutku, 2 lembar roti akan meninggalkan banyak ruang kosong di sini."
Sungrin meletakkan roti di atas piring Kyuhyun sambil menatap perut pria itu. "Apa kau pernah mencoba meronsen perutmu? Kau pasti akan membuat seluruh dunia heboh karena ada organ pencernaan babi di dalam perutmu."

Kyuhyun tidak membalas ejekan Sungrin dan terus memakan rotinya. Sepertinya pagi ini mood Direktur Cho sedang baik, ia terus saja tersenyum meski sedang mengunyah.

"Cho Kyu."
"Eung?"
"Kau datang menjemputku kemarin?"

Pertanyaan Sungrin membuat Kyuhyun yang sedang menelan rotinya menjadi tersedak. Pria itu meraih gelas susunya dan dengan cepat meminum separuh bagiannya untuk membantu mendorong makanan yang tersangkut di tenggorakannya itu turun ke perutnya. "Tidak, aku langsung tidur setelah pulang dari kantor kemarin. Aku terlalu lelah untuk memikirkanmu apalagi menjemputmu ke Daegu!"

Sungrin mengerjapkan matanya. "Aku bahkan tidak mengucapkan kata Daegu sedikitpun. Bagaimana kau bisa tahu?"

"Ah... Ah, itu..." Kyuhyun tampak seperti Jaerim yang selalu kewalahan dengan kebohongan yang dibuatnya sekarang. "Entah mengapa tiba-tiba aku memikirkan Daegu." Kyuhyun melirik Sungrin sekilas. Lagi-lagi gadis itu memasang tampang poker face yang sangat tidak cocok di wajahnya. "Aku terus memikirkan Daegu belakangan ini. Proyek di Daegu, restoran enak di Daegu, teman-temanku yang-"

"Ini, kau meninggalkannya." Sungrin memotong ucapan Kyuhyun dan meletakkan sebuah dompet berwarna coklat yang sejak tadi ia simpan di saku dasternya di atas meja. "Kau meninggalkannya dalam bath tub di kamar mandi suite room hotel di Daegu yang kutempati semalam."

Kyuhyun tidak bisa untuk tidak membuka kedua matanya saat melihat dompetnya di atas meja. Ia bahkan tidak menyadari jika dompetnya tidak ada. Sejak semalam ia sama sekali tidak memikirkan tentang benda yang menyimpan banyak sekali kartu impian Hyukjae itu.

Perfect CHO?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang