03

2.7K 304 2
                                    

Sadoww itu memasuki tubuh si penjaga. Mulai mengambil alih tubuhnya dengan membenturkan kepalanya sendiri ke dinding hingga tak sadarkan diri, dan sadoww pun keluar dari tubuhnya. Pria pemilik sadoww itu mengambil kunci dari celana si penjaga dan membuka pintu besi di depannya.

Pria itu melihatnya melakukan abdominal crunch, dengan kakinya yang menggantung diatas tiang besi. Menyadari kehadirannya, Sam berhenti dan menatap pria yang berdiri di ambang pintu. Sam melompat turun dan menghampiri pria asing itu.

"Siapa kau?" tanyanya.

"Kau Sam Arthur?" tanya pria itu balik. "aku akan mengeluarkanmu dari sini," lanjutnya.

"Siapa kau?" tanya lagi Sam dengan sedikit kesal.

"Namaku Riley. Seseorang menyuruhku untuk mengeluarkanmu," jelas pria itu berjalan keluar seraya memberikan pakaian kepada Sam.

"Seseorang?" tanya Sam setelah mengenakan pakaiannya. Tak lama dari lorong di depannya, terlihat bayangan seseorang menghampiri mereka sebelum sosok wajahnya terlihat. "Liam?" tanya Sam terkejut.

"Oh syukurlah, Sam. Cepat kita pergi dari sini sebelum ayahku melihat kita," kata Liam dan dengan cepat mereka keluar dari penjara bawah tanah yang mengurungnya selama tujuh tahun itu.



Cannes, Perancis

"Aku sempat mendengar ayahku berbicara dengan seseorang di ruangannya. Awalnya dia berencana membunuh Fallen, tapi dia mengubahnya. Dia ingin membunuh semua bangsa penyihir," jelas Liam.

"Kau serius?" tanya Sam tak percaya.

"Ayahku punya dendam pada seorang penyihir kau tau, ibunya Fallen," ungkapnya.

Untuk sejenak Sam hanya terdiam menatap cangkir yang digenggamnya. "Bagaimana keadaannya?" tanyanya kemudian.

"Siapa? Fallen?"

Sam mengangguk.

"Dia baik-baik saja. Fred yang sering menemaninya. Kabar terakhir yang kudengar darinya... Fallen hampir mengurung dirinya dalam es di bak mandi," ungkapnya.

Hati Sam bagaikan tertusuk ribuan pisau. Sejujurnya ini bukan kesalahannya. Tapi ia menganggap ini semua kesalahannya. Karena dirinya menghilang, Fallen jadi seperti itu. Harusnya ia bisa selalu berada di dekat Fallen, menjaganya, bukan meninggalkannya tanpa kabar hingga membuat wanita itu merasa tertekan. Ia tak bisa memaafkan dirinya. Apa yang akan dilakukannya jika bertemu Fallen?

"Sepuluh menit lagi kita akan ke bandara dan terbang menuju Inggris," kata Liam.

"Bukankah kita bisa menggunakan sihir teleportasi?"

"Yeah. Tapi kecil kemungkinan jika ayahku menyerang kita di tengah kerumunan manusia. Kita harus sering berbaur dengan mereka."

"Apa Fallen masih di Brentford?"

"Tidak. Dia pindah ke salah satu apartemen di London, dan bekerja sebagai dokter. Fred mengirimiku pesan beberapa hari yang lalu kalau dia bersama Ratu Ellie," ungkap Liam.

"Ibu?" tanya Sam dengan alis saling bertaut.

"Dia juga bilang kekuatan Fallen semakin tak terkendali. Sihirnya keluar dan sempat mengenai seorang anak kecil saat mereka sedang keluar. Jika kau menemuinya nanti, kurasa kau akan membuatnya sangat terkejut."

Tak hanya terkejut, bahkan mungkin marah. Ia menghilang begitu saja, tanpa kabar, sehari setelah kepulangannya dari Sleavton. Kekuatannya yang masih ada dalam tubuh Fallen membuatnya bisa tau tentang gadis itu. Dia sering menangis. Merasa tertekan dan tak banyak melakukan apapun selain sering melamun. Ia memejamkan mata, mencoba merasakan Fallen lagi. Ia merasakan kehangatan di ruangan itu. Tenang. Tak ada siapapun di ruangan itu kecuali dia. Samar-samar ia mendengar bunyi air yang keluar dari keran, lalu merasakan kulit yang sangat lembut dan begitu menggodanya. Fallen sedang melepas pakaiannya.

Dengan cepat Sam membuka matanya.

Melihat keanehan Sam, Liam bertanya padanya. "Ada apa?"

Sam hanya diam. Tak mungkin ia bilang pada Liam kalau ia hampir melihat Fallen telanjang. "Aha... sepertinya kau baru saja melihat sesuatu yang menyenangkan," ucap Liam tersenyum miring seolah membaca pikirannya. "aku takkan menyalahkannya kalau kau melanjutkannya, bung."

Ia pernah melihat Fallen sedang berganti pakaian di kamar asramanya dulu, dan ia terkejut. Ia masih bisa mengingat punggung Fallen, dan kulitnya yang sangat lembut. Saat itu ia tergoda untuk menyentuhnya. Tubuhnya ramping dan bagus. Sepertinya gadis itu menjaga dengan baik bentuk tubuhnya, pikir Sam.

Tapi untuk saat ini, bukan itu yang ingin dipikirkannya. Semarah apapun Fallen, ia harus tetap kembali. Karena ia punya janji untuk kembali dan menemuinya.


***


Ia masih begitu mengingatnya.

Simon adalah satu-satunya orang yang sangat dekat dengannya, dan begitu mengenalnya. Mereka berjanji satu sama lain bahwa mereka harus adil dalam segala hal. David masih ingat ketika ia dilanda masalah, Simon lah yang membantunya mengatasi masalahnya. Tak ada yang dipercayainya selain Simon. Namun semuanya berubah saat wanita itu datang. Darla. Wanita penyihir itu telah memperdaya Simon, membuatnya tak percaya lagi padanya.

David selalu mengatakan pada Simon agar jangan mendekati wanita penyihir itu lagi. Penyihir itu membahayakan, ancaman bagi semua bangsa iblis. Mereka bisa menggunakan sihirnya untuk memperdaya musuhnya. Tapi Simon malah mengatakan bahwa ia terlalu berlebihan. Dia berpikir bahwa penyihir tak seburuk yang ia kira.

Akhirnya Simon menikahi wanita penyihir itu, dan kabur dari kota bangsa iblis.

Namun diam-diam, dia mencari tau tentang keberadaan Simon dan akhirnya menemukan bahwa mereka tinggal di sebuah rumah di perbatasan kota penyihir dan iblis. Wajah Simon terlihat begitu bahagia, namun baginya itu sungguh memuakkan. Ia sangat membenci penyihir. Tapi ketika suatu hari, saat Darla mengandung, ia melihat Darla membawa sebuah buku. Ia mengenal buku itu. Buku mantra yang selalu diinginkannya selama ini. Ia melihat wanita itu membaca buku itu, seolah sedang membaca mantra di dalamnya.

Dan tak lama, salju turun disaat itu juga.

Awalnya David tak mengerti, apa yang baru saja dilakukan Darla. Tak mungkin ia berharap salju turun saat itu. Tapi beberapa bulan saat anak pertama Simon dan Darla lahir, akhirnya ia mengerti.

Penyihir itu menginginkan kekuatan es berada pada putrinya. Dan sekarang, anak campuran itulah yang ingin segera dibasminya.

"David!" panggil seseorang di belakangnya dengan keras, membuatnya terperanjat dan menoleh ke belakang. "dia kabur," tambahnya.

"Apa?!" tanya David tak percaya. Ia segera bangkit dari duduknya dan pergi menuju tempat dimana ia mengurung Sam.

Setelah sampai ia melihat penjaga di depan pintunya tergeletak tak sadarkan diri. "Sadoww yang mengendalikannya," kata salah satu pria.

"Apa kita harus mengejarnya?" tanya pria yang lain.

David tersenyum miring. "Tidak. Biarkan saja. Aku ingin lihat bagaimana reaksi mereka saat sosok yang paling kejam itu muncul," ucapnya dan berlalu pergi.

FALLING APARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang