14

2.6K 249 22
                                    

"Kau yakin takkan mati di dalam sana?" tanya Isabel menunjuk danau yang sudah membeku. Tempat itu bahkan sudah bisa digunakan untuk skating.

Evelyn berdiri diam menatap danau beku di depannya. Ia harus cepat. Kalau tidak Fallen takkan selamat. Derap langkah yang cepat semakin terdengar di belakangnya. Evelyn menoleh ke belakang dan melihat Sam baru saja tiba dengan napas terengah.

"Lama sekali, sih," kata Isabel pada Sam.

"Aku melihat sesuatu di langit," kata Sam dengan napas yang masih terengah sehabis berlari. Ia menegakkan tubuhnya setelah tadi membungkuk. "Seperti... naga?"

"Naga?" tanya Isabel dengan dahi berkerut.

Samar-samar Evelyn mendengar suara itu di langit. Ia mendongak dan menatap langit, mencari asal suara itu. Mereka berdua juga melakukan hal yang sama. Di atas sebuah gedung perkantoran, Evelyn melihat benda hitam kecil melayang. Ia memicingkan mata. Benda aneh itu makin terbang ke arahnya. Begitu benda itu makin terlihat jelas di penglihatannya, Evelyn membelalakkan mata.

"Itu Nyra!" seru Evelyn dan segera menghindar dari tempatnya berdiri. Naga itu terbang dengan cepat dan mendarat di hadapan mereka. Nyra bukanlah naga kecil seperti dulu lagi. Kini dia jadi naga dewasa, tentu saja dengan ukuran tubuh yang lebih besar pula. Evelyn bersyukur tempat danau itu masih berada di tanah lapang yang cukup luas, sehingga memungkinkan Nyra untuk mendarat dan tidak menghancurkan bangunan di sekitarnya.

Nyra menegakkan kepalanya, menatap tiga makhluk yang berdiri di dekatnya. Perlahan Evelyn melangkah mendekatinya, namun Nyra mendesis. Evelyn terkejut, tapi dia malah menunjukkan telapak tangannya seolah menyuruh naga dengan sisik biru keperakan itu membauinya. "Tak apa, Nyra. Ini aku. Kau pasti mengenali wajahku, kan?" kata Evelyn.

Nyra menghembuskan napas beberapa kali, membuat uap-uap itu keluar dari lubang hidungnya. Ia menunduk perlahan, kemudian ketika Evelyn sudah dekat dia membaui telapak tangannya. Mata tanpa pupil yang berkelap-kelip aneka warna itu menatapnya selama beberapa saat. Kemudian, ia berhenti membaui dan menegakkan kepalanya.

Evelyn tersenyum lebar sekaligus merasa lega. Lega karena Nyra masih mengenalinya meskipun kini warna mata dan rambutnya berbeda.

"Apa dia nagamu?" tanya Isabel terkejut. Evelyn menoleh dan menatapnya. Dia mengedikkan bahu. "Well, sebenarnya ini naganya Fallen."

Sam diam sesaat menatap Nyra. Nyra balas menatapnya. "Ahh... aku tau kau," kata Nyra. Sam terperanjat. "Dia... dia bisa bicara?" tanya Sam menunjuk Nyra.

"Setahuku Fallen yang mengajarinya, atau mungkin mantra yang bisa membuatnya berbicara," jawab Evelyn.

"Dia naga yang cantik," ucap Isabel.

"Terima kasih, nona," balas Nyra. Kemudian Nyra kembali menatap Sam. "Kau kekasih Fallen, bukan? Sam Arthur. Itukah namamu?" tanyanya.

"Ya," jawab Sam. "Apa... apa selama ini Fallen selalu bersamamu?"

"Tidak. Aku masih berada di Sleavton setelah Fallen lulus dari sekolah itu. Tapi kami sering menghabiskan waktu bersama sebelum dia pergi. Dia selalu menangis. Itu karena kau."

Sam menekan batang hidungnya sambil memejamkan mata. "Aku tau ini semua salahku. Dan aku berusaha menyelamatkannya sekarang."

"Dia semakin lemah, Nyra. Maaf karena aku yang menempati tubuhnya sekarang," kata Evelyn sedih.

"Fallen dan aku memiliki kekuatan yang sama. Kau harus berada di air yang lebih dingin dari air danau itu. Tapi aku akan menolongmu. Masuklah ke danau itu," perintah Nyra.

FALLING APARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang