05

2.8K 317 3
                                    


"Hei, Sam," panggil Liam disaat Sam baru saja selesai mandi dan memakai pakaiannya. "kau harus melihat ini," tambahnya.

Sam berjalan menghampiri Liam yang duduk di sofa. Liam mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video seorang pria yang tiba-tiba menyerang wanita yang sedang lewat di dekatnya. Awalnya video itu hanya merekam aksi pesulap jalanan, lalu tiba-tiba seorang wanita berteriak saat pria yang lewat di dekatnya tiba-tiba menyerangnya dengan sihir. Tentu saja yang lain mengira itu juga bagian dari sulap sehingga mereka hanya berdecak kagum. Namun saat pria itu tiba-tiba menyerang orang-orang yang ada disana, video telah berhenti sampai disitu.

"Apa yang terjadi?" tanya Sam.

"Dunia sihir sedang kacau. Banyak sadoww bermunculan dan memasuki setiap penyihir, lalu menyerang iblis," jelas Liam. "bahkan mereka sudah hadir di dunia manusia."

Sam terlihat diam sejenak, berpikir. "Apa ini bagian dari rencana David? Sehingga para iblis akan mengira bahwa penyihir yang menyerang mereka, lalu akhirnya menimbulkan kebencian?" tanya Sam.

Liam menggeleng. "Entahlah, Sam. Apapun rencana ayahku, ini sangat buruk. Jika aku bicara dengannya dia pasti takkan mendengarkanku," kata Liam.

Sam mengusap wajahnya seraya menghela napas, lalu meletakkan kedua tangannya ke belakang kepalanya. Ia terlihat bingung. Sam melangkahkan kakinya menuju jendela dan menatap ke luar sana.

"Kau baik-baik saja?" tanya Liam.

"Aku tak yakin bisa menghentikan ini," jawab Sam.

"Apa maksudmu?"

Sam berjalan mendekat pada Liam dan berdiri di hadapannya, kemudian ia menghela napas dengan berat. "Aku... aku punya sisi paling kejam sebagai seorang iblis, Liam," katanya.

"Apa?" tanya Liam dengan dahi berkerut.

"Selama ini aku tak pernah mengeluarkannya secara penuh. Karena aku yakin akan terjadi sesuatu yang buruk. Aku hanya berusaha... menahannya. Membuatnya tertidur. Tapi David sudah membangunkannya," ungkapnya.

"Sam, apa maksudmu?"

"Aku berbeda, Liam. Sisi kejam itu bisa keluar kapan saja. Aku tak bisa mengendalikannya. Itu sebabnya aku tak bisa mendekati Fallen sekarang."

Liam hanya diam sementara pria di depannya ini merasa sedikit tertekan. Dulu, Fallen juga pernah mengatakan kalau terkadang Sam terlihat berbeda saat jadi iblis. Dia pikir itu normal karena semua iblis pasti akan jadi sedikit kejam saat berubah jadi iblis.

"Tapi kau tak bisa terus seperti ini, kan?" tanyanya. Sam menoleh dan menatapnya. "kau harus bertemu dengan Fallen bagaimanapun juga."

"Yeah, aku tau itu," jawab Sam.

"Lagipula, cuma kau yang bisa mengendalikan kekuatannya."

Sam diam, berpikir. Jika sosok iblis itu muncul secara tiba-tiba di depan Fallen, mungkin ia akan sepenuhnya tak mengenali Fallen. Tapi itu hanya kemungkinan. Iblis itu hanya dipenuhi hasrat membunuh yang begitu banyak dari sebelumnya. Ia hanya takut Fallen tak mengenali dirinya lagi. Mata birunya itu bisa berubah menjadi merah kapan saja, saat ia merasa terancam. Bahkan sedikit saja. Disaat seperti itu, ia lebih mirip dewa kematian daripada iblis. Dewa yang siap mengambil nyawa orang-orang untuk dibawa ke neraka.

"Mungkin kau butuh terapi, bung. Saat sisi itu muncul kau harus bisa mengendalikannya," ujar Liam.

"Itu butuh waktu lama," jawab Sam.

"Aku tau. Apa selama di penjara sisi itu selalu muncul?"

"Yeah. Aku memejamkan mata dan mencoba mendengar detak jantungku. Ketika detakan itu semakin cepat, disitulah sisi iblisku yang sebenarnya akan keluar," jelasnya.

FALLING APARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang