25

1.8K 228 11
                                    

Semuanya menjadi kenyataan...

Tubuhku semakin melemah seiring berjalannya waktu, begitu juga rambutku yang mulai berubah warna menjadi putih. Napasku jadi agak berat seperti orang yang terkena sesak napas. Mereka menyeret pria itu. Mereka menyeret Sam masuk ke istana saat mobil kami hampir sampai di dekat gerbang istana. Menghentikan kami dengan tiba-tiba dan menjauhkan Sam dariku. Telingaku berdengung. Namun, aku masih bisa mendengar teriakan Sam yang keras dan memanggil-manggil namaku. Aku bisa melihat bahwa di tangan David... Tidak! Peter. Ada buku mantra di tangan Peter dan...

... buku itu tidak utuh lagi.

Senyum kemenangan tergambar di wajah Peter. Aku masih tak mengerti bagaimana ia bisa mendapatkan buku itu jika ada ratu Artemis yang melindungi dan menjaganya. Bahkan tanda-tanda keberadaannya masih belum terlihatjika dia menyadari bahwa buku keramatnya telah dicuri. Aku ingin melakukan sesuatu, tapi aku terlalu lemah. Evelyn, dimana kau? Aku membutuhkanmu!


Peter melangkah mendekati Fallen yang sedang terpuruk, tertawa menikmati kemenangan yang ia dambakan selama berabad-abad lalu. Ia berjongkok, menyentuh dagu Fallen dan mengangkat wajahnya. Sambil sesekali tertawa singkat ia berkata, "Inilah akibat dari perbuatanmu sendiri, Scarlett. Kau tak pernah mau mendengarkanku dan hanya peduli dengan Viktor. Kau tau sudah berapa ratus tahun telah kulewati hanya demi untuk menemukanmu dan membuatmu menjadi milikku? Hanya milikku."

Fallen menarik napas dalam-dalam. "Lebih baik kau bunuh aku sekarang daripada harus hidup bersama orang sepertimu!" Fallen meludah ke samping dan menatap tajam Peter.

Peter mempererat cengkeraman di dagu Fallen dan semakin mendekatkan wajahnya. "Kau pikir aku bodoh, heh? Kalau kau kubunuh sekarang aku harus bersusah payah mencarimu lagi! Kini aku berhasil menyingkirkan Viktor dan kau harus menjadi milikku!"

"Kau bahkan telah menghancurkan buku mantra." Fallen tertawa pendek diikuti dengusan. "sebentar lagi aku akan mati."

"Oh sayang, sayang... kau lupa bahwa aku abadi? Aku memiliki ramuan yang bisa membuatmu menjadi abadi, sama sepertiku, jadi kita bisa bersatu seperti yang kita impikan selama ini."

Kilatan cahaya yang datang dari arah istana mengejutkan mereka, membuat mereka berdua menoleh secara bersamaan. Peter menegakkan tubuhnya. "Wah, wah. Apa ini? Sepertinya Sam benar-benar murka." Peter menoleh, menatap Fallen dengan senyuman yang menampakkan deretan giginya. Dari tangan Peter, Fallen melihat ada sihir hitam yang seperti mengelupas kulit pria itu. Dengan perlahan menjalar ke atas seolah sihir itu melepas topeng yang selama ini dipakai pria itu. Dan benar! Kini wajah David berubah jadi sosok Peter. Peter membuka mata diikuti sihir hitam yang mulai menghilang di wajahnya. Ia menatap telapak tangannya, tersenyum puas. "Rasanya menyenangkan saat kau melepaskan sesuatu yang bukan milikmu," ucapnya. Ia menatap Fallen dan melihat wanita itu sedang berusaha mengeluarkan sihirnya. Peter membungkuk dan mengangkat kedua lengan Fallen.

"Lepaskan aku atau aku akan membunuhmu!" ancam Fallen.

Peter tertawa pendek. Meremehkan. "Dengan apa? Kau lupa kau sudah tak bisa menggunakan sihir esmu itu lagi!"

Spontan, Fallen langsung menggigit tangan Peter untuk melepaskan diri darinya dan segera berlari secepat mungkin meskipun ia terjatuh berulang kali karena keadaannya yang semakin melemah.

"Sial, sial, sial!" umpat Fallen dalam hati. Ia berlari masuk ke dalam hutan yang ada di dekat kerajaan iblis. Ia tau ia akan terus terjatuh dan akan semakin membuat kulitnya penuh dengan luka. Tapi yang ada di pikiran Fallen hanya agar ia bisa segera membunuh Peter dan kembali pada Sam. Teriakan Sam masih terus terdengar. Kemungkinan ia sedang bertarung dengan Daniel. Fallen berhenti sejenak untuk mengatur napas. Ia tak bisa memikirkan keadaan Sam dan Isabel secara bersamaan disaat dirinya sendiri dalam keadaan dipenuhi luka.

FALLING APARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang