26 (part 2)

2.7K 257 14
                                    

"Dan dia langsung menghampiriku sambil membawa sebuket bunga mawar."

"Kurasa dia pria yang lucu," sahut wanita berambut coklat itu sambil menahan tawa.

"Yah, kurasa juga begitu. Apa dia menghubungimu?"

Wanita itu mengangguk. "Ya, dua hari yang lalu. Amanda juga berbicara dengannya. Dia sangat senang."

Wanita bermata coklat itu beralih menatap taman belakang yang ada disana. "Setelah pernikahan kalian, banyak sekali dari mereka yang bermunculan. Mereka tak takut lagi akan hukuman itu. kau tau maksudku, kan?"

Fallen mengangguk. Yang dimaksud Isabel adalah pasangan seperti mereka, iblis dan penyihir. Sebelum pernikahan itu diadakan, Sam berusaha keras meyakinkan para petinggi itu meskipun secara logika derajat Sam masih lebih tinggi dari mereka. Dia melakukan apapun agar mereka bisa memberikan izin. Bahkan dia rela jika nanti para penegak hukum itu menghukum mati dirinya asalkan itu bukanlah Fallen.

Dan takdir tetaplah takdir.

"Takdir bisa mematahkan aturan apapun, Isabel," katanya.

Isabel terdiam. Dia berpikir bahwa mungkin selama ini para penegak hukum itu memang salah. Tak ada yang salah dengan cinta. Yang salah hanya mereka yang berpikir buruk bahwa cinta itu bisa menghancurkan segalanya. Terkadang cinta menyembuhkan, bahkan menuntun mereka ke jalan yang benar.

Suara kaki kecil yang datang membuat dua wanita itu mengalihkan perhatian pada gadis kecil berambut coklat yang baru saja tiba. "Oh, kau sudah selesai bermain dengan Nyra, sayang?" tanya Fallen.

Amanda mengangguk. "Kapan ayah pulang?"

"Sebentar lagi dia akan tiba. Bersabar saja, ya."

"Kemarilah Amanda," panggil Isabel. "kau tau kau tak boleh bersikap semanja itu pada ibumu yang sedang mengandung adikmu."

"Aku hanya ingin bermain dengan ayah lagi," jawabnya.

"Jangan khawatir, nona kecil. Dia akan segera tiba," kata Isabel dan mengelus lembut kepala Amanda.

Salah seorang pelayan muncul dari dalam dan menghampiri mereka. Dia mendekati Fallen dan membisikkan sesuatu padanya. Fallen mengatakan sesuatu dengan pelan sambil mengangguk sebelum pelayan itu kembali masuk ke dalam. Fallen menatap Amanda dan tersenyum lembut padanya. "Ayahmu sudah tiba, sayang," katanya.

Amanda tersenyum lebar begitu mendengar perkataan itu dari ibunya. Melihat hal itu, Isabel langsung mengangkat tubuhnya dan menggendongnya. "Kau dengar itu? Ayahmu mendengar doamu dan dia langsung datang bagai sinterklas."

Fallen tertawa dan ia segera bangkit dari duduknya, berjalan menuju keluar istana untuk menghampiri seseorang yang sudah lama ditunggu kepulangannya. Melihat ayahnya dari kejauhan, Amanda segera turun dari gendongan Isabel dan berlari menghampirinya, memeluknya dengan erat.

"Isabel, bukankah kau masih ada urusan?" tanya Fallen.

"Yah, benar. Sayang sekali aku harus pergi sekarang. Tapi aku akan kembali kemari nanti. Sampai jumpa, Fal." Isabel juga ikut menghampiri Sam dan berbicara singkat dengannya sebelum pergi dengan mobilnya.

"Kau tau, dia selalu menanyakan kepulanganmu," kata Fallen tersenyum begitu Sam menghampirinya.

"Benarkah? Apa ibu tak pernah menemanimu?" tanya Sam pada putrinya.

"Dia tidak bisa bermain terlalu lama karena menjaga adikku."

Fallen tersenyum sementara Sam menurunkannya. "Ganti pakaianmu dulu, sayang. Ibu perlu berbicara sebentar dengan ayahmu. Nanti kau boleh bermain dengannya. Oke?

Amanda mengangguk mengerti. Sam memanggil salah seorang pelayan dan memintanya untuk membawa putrinya masuk ke dalam.

"Kuharap itu laki-laki," kata Sam melihat perut Fallen yang masih tak terlalu besar itu. Melihat Sam yang tersenyum sedih, ia tertawa.

"Aku tau kau sudah mengharapkan itu sejak aku mengandung Amanda. Aku belum memanggil dokter jadi aku belum tau."

"Aku masih berharap itu laki-laki dan kita akan memberikannya nama Vincent kalau itu memang laki-laki," kata Sam seraya berjalan menuju istana.

Fallen mengangkat satu alisnya. "Kau sudah menyiapkan nama?"

"Aku berpikir selama perjalanan," jawabnya jujur.

Fallen tertawa dan segera memeluk lengan Sam. "Laki-laki atau perempuan, kau akan tetap menyayanginya, Sam."

Sam berhenti, menatap perut Fallen sejenak sebelum kembali menatap mata Fallen. "Jangan khawatir. Aku takkan pergi lebih lama lagi."

"Kau tau, aku akan selalu menunggumu," balas Fallen.

Sam mengelus kepala Fallen, mendorongnya ke depan agar ia bisa mencium keningnya. "Aku tau itu," jawabnya tersenyum.


THE END






karena aku sedang libur jadi aku sempatkan upload 2 chapter terakhir. yah... akhirnya seri Fallen udah berakhir deh. ada beberapa yg bilang kalo cerita author ini kayak FALLEN karya Lauren Kate. jujur saja, aku baca novel itu cuma yang Fallen in Love. aku bahkan nggak tau sama sekali cerita itu kayak gimana. aku terinspirasi bikin nama karakter Fallen karena liat judul novel Fallen in Love karya Lauren (akhirnya aku ngomong deh). terima kasih untuk kalian semua yang sudah menyempatkan mampir dan membaca semua karya author, memberi vote, komentar, dan menambahkannya ke daftar bacaan kalian. akhir kata kuucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya...

...dan sampai bertemu lagi di cerita baru selanjutnya. stay tune ya..

FALLING APARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang